Menjadi Pembawa Damai bagi Dunia

February 27, 2024 0 Comments

Renungan Harian Selasa, 27 Februari 2024

Nats : 2Korintus 5:18-19 , Dan semuanya ini dari Allah, p yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka.

Syalom bapak ibu saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus . . . . .

            Setiap orang menyukai cerita tentang keluarga. Dan bacaan Alkitab pada hari ini mengisahkan salah satu cerita yang terkenal di alkitab, yaitu perumpamaan tentang anak yang hilang. Pengarang Henri Nouwen, di dalam bukunya yang berjudul The Return Of The Prodigal Son ( anak yang hilang telah kembali) , mengatakan bahwa semua orang kristiani, pada titik tertentu dalam perjalanan iman mereka, diwakili oleh salah satu dari ketiga karakter utama dalam cerita tersebut. Kadang-kadang kita menjadi si anak yang memberontak, yang membutuhkan pertobatan dan pengampunan. Pada kesempatan lain kita adalah sang kakak yang ingin menyimpan kemarahan dan tidak mau mengampuni. Namun, apabila kita semakin dewasa, kita akan menjadi seperti sang bapa, yang rindu melihat semua anaknya diperdamaikan.

Nouwen mengakhiri bukunya dengan kata-kata berikut: “Pada saat memerhatikan tangan saya yang menua, saya kemudian menyadari bahwa kedua tangan itu diberikan kepada saya untuk menjangkau mereka yang menderita, untuk menepuk bahu-bahu mereka yang datang, dan untuk menawarkan berkat dari kebesaran kasih Allah.”

            Peran apakah yang Anda mainkan di dalam cerita keluarga Anda? Apakah Anda membutuhkan keberanian untuk bertobat dan memohon pengampunan? Atau apakah Anda membutuhkan belas kasihan untuk memberikan pengampunan?

            Allah telah memberikan kepada anak-anak-Nya “pelayanan pendamaian” (1Korintus 5:18,19). Sekarang adalah waktu yang baik untuk memulai –JAL. Ayat diatas  menjelaskan bagaimana Tuhan Allah mendamaikan diri-Nya dengan manusia melalui Yesus Kristrus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran dan dosa manusia. Artinya sekalipun manusia itu telah berdosa padaNya tetapi itu bukanlah halangan untuk sebuah perdamaian. Pendamaian yang sejati terjadi bila ada pihak yang siap berkorban demi terwujudnya pendamaian itu sendiri. Paulus sebagai rasul meyakini bahwa tugas pendamalan itu telah dipercayakan Tuhan Allah pada mereka dan pendamaian itu boleh terjadi hanya karena perkernan Tuhan Allah. Karena Tuhan Allah menghendaki manusia hidup damai dengan-Nya dan sesama.

            Cinta akan perdamaian itu hendaklah menjadi ciri khas umat percaya. Sebab hanya dengan dernikian akan terjadi kerukunan, kenyamanan, ketenangan, sukacita dalam keluarga dan masyarakat. Marilah bersama kita melaksanakan pelayanan perdamaian dalam situasi apapun.

Tuhan Yesus Memberkati.

TC

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *