PENYERTAAN TUHAN: KUNCI KEBERHASILAN

Renungan Harian Youth, Jumat 16 Desember 2022
Syalom rekan-rekan Youth yang diberkati Tuhan, Salam sehat dan tetap semangat selalu yhaa. Dan jangan pernah lupa untuk selalu mengawali setiap hari kita dengan doa dan ucapan syukur kepada Tuhan, karena kita bisa ada sampai hari semua hanya karena kasih karunia Tuhan.
Penyertaan Mu Tuhan segalanya bagiku Hadir Mu di hidupku terutama bagiku,
Ini adalah penggalan lagu “Penyertaan Mu” yang dinyanyikan Kamasean, yang mengingatkan kita betapa pentingnya penyertaan dan kehadiran Tuhan dalam hidup orang percaya! Tak bisa dibayangkan apa jadinya hidup kita ini tanpa Tuhan yang menyertai dan menuntun langkah langkah kita.
KEJADIAN 39:2, “Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu.”
Yusuf adalah contoh orang yang mengalami penyertaan Tuhan di sepanjang hidupnya.
Zaman dahulu bila orang dijual kepada pihak lain untuk dijadikan budak, bisa dipastikan nasib buruklah yang akan menimpa hidupnya, karena si tuan yang membeli budak itu akan berlaku semena mena. Yusuf pun demikian, harus melewati masa masa sulit karena statusnya sebagai budak. Tetapi semua yang terjadi atas dirinya bukanlah malapetaka, bahkan sebaliknya ia dibuat selalu berhasil dalam apa yang dikerjakannya karena Tuhan menyertainya. “Setelah dilihat oleh tuannya, bahwa Yusuf disertai TUHAN dan bahwa TUHAN membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya, maka Yusuf mendapat kasih tuannya, dan ia boleh melayani dia; kepada Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf.” (ayat 3,4).
Penyertaan Tuhan atas diri Yusuf benar benar nyata, sama seperti janji Tuhan terhadap Yakub, ayahnya: “Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke manapun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu.” (Kejadian 28:15).
Namun sebelum semua ini dapat dinikmati, Yusuf harus terlebih dahulu mengalami proses “peremukan” dari Tuhan melalui tekanan demi tekanan, masalah demi masalah yang serasa tiada berujung, juga melalui orang orang di sekitarnya; saat Tuhanku karakter Yusuf dibentuk. Sakit secara daging, tapi merupakan bagian dari rencana Tuhan
Saat berada di rumah Potifar kualitas iman Yusuf benar – benar diuji melalui isteri Potifar yang dipakai Iblis untuk mengincar dan merayunya untuk melakukan perbuatan cemar. Saat itu Yusuf benar benar seperti makan buah simalakama. Di satu pihak isteri potifar adalah majikannya, dan tugas budak adalah melayani tuannya kalau membantah pasti ada konsekuensi yang harus ditanggung; di sisi lain Yusuf takut akan Tuhan, dan seandainya ia lebih menuruti nafsu bejat isteri Potifar, tamatlah riwayat hidupnya. Ternyata keteguhan iman Yusuf membawanya keluar dari ujian berat ini. Ia sama sekali tidak mau berkompromi dengan dosa sedikit pun, tidak mau mencemarkan tubuhnya dengan hal hal najis, padahal saat itu usia Yusuf masih sangat muda, usia yang penuh gejolak dan sangat rentan dengan berbagai macam godaan.
Ketegasan Yusuf untuk tidak berlaku cela di hadapan Tuhan didemonstrasikan ketika menolak tawaran isteri Yusuf yang mencoba menjeratnya: “”Marilah tidur dengan aku.” Tetapi Yusuf meninggalkan bajunya di tangan perempuan itu dan lari ke luar.” (ayat 12). Ini menunjukkan bahwa Yusuf lebih memilih takut kepada Tuhan daripada kepada manusia.
Ada tertulis: “Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.” (Matius 10:28). Namun karena mempertahankan kesucian hidupnya Yusuf harus mengalami fitnahan dan dimasukkan ke dalam penjara. Dalam kondisi seprti ini sesungguhnya ia punya alasan memberontak kepada Tuhan dengan berkata,
“Sia – sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku, tanda tak bersalah. Namun sepanjang hari aku kena tulah, dan kena hukum setiap pagi.” (Mazmur 73:13 14). Tetapi tidak ada keluhan sepatah kata pun keluar dari pemuda ini karena ia sangat percaya bahwa “Mata TUHAN tertuju kepada orang – orang benar, dan telinga Nya kepada teriak mereka minta tolong;” (Mazmur 34:16).
Mempertahankan hidup benar di hadapan Tuhan malah mengantarkan Yusuf ke penjara!
Mungkin secara manusia itu tidak adil! Tetapi jika hal itu Tuhan ijinkan pasti ada rencana Nya yang indah, karena kokohnya jeruji besi takkan sanggup memisahkan dan membatasi kasih dan kuasa Tuhan bekerja. “Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia Nya kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu.” (ayat 21). Penyertaan Tuhan inilah yang menjadikan segala sesuatunya mungkin, karena tidak ada perkara mustahil bagi Nya. “Sebab itu kepala penjara mempercayakan semua tahanan dalam penjara itu kepada Yusuf, dan segala pekerjaan yang harus dilakukan di situ, dialah yang mengurusnya.” (ayat 22).
Rekan – rekan Youth yang diberkati Tuhan, Yang terutama harus kita lakukan ketika mengalami proses adalah BERSERAH PENUH KEPADA TUHAN. Seberat apa pun keadaannya tetaplah mengerjakan bagian kita yaitu hidup benar di hadapan Tuhan, seperti yang dilakukan Yusuf. Tetapi bila kita tak mengerti maksud Ilahi ini tentu kita akan keliru menilai bahwa Tuhan telah berlaku tidak adil. Di tengah masalah yang mendera kita pun berpikir Tuhan telah melupakan dan meninggalkan kita begitu saja sehingga seolah olah masalah datang secara bertubi tubi. Marilah kita juga belajar mengerti apa kehendak Tuhan. Biarlah Tuhan sendiri yang menilai apakah kita sudah cukup waktu dan siap dibawa ke dalam rencana Nya yang indah.
Ketika proses itu dirasa Tuhan sudah cukup maka peninggian pun datang dari Nya. “Demikianlah Yusuf muncul sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir.” (Kejadian 41:45b). Yusuf sadar bahwa untuk mengalami penggenapan janji – janji Tuhan ada proses yang harus dilewati yang tidak singkat dan sakit secara daging. Tak disangkanya bahwa kelaparan yang terjadi menyebabkan saudara saudaranya dan ayahnya hidup di bawah kuasanya, persis seperti yang telah diimpikannya. Apa yang terjadi dalam kehidupan Yusuf sama sekali di luar pikiran manusia!
Sebagai anak muda apakah kalian mengalami hal hal serupa? Percayalah kita tak pernah ditinggalkan Nya! Tuhan akan selalu ada dgn kita dan menyertai kita untuk melewati setiap proses yang kita alami dalam hidup kita. Karena Dia adalah Allah Imanuel.
Amin
TUHAN YESUS MEMBERKATI
AH – TVP