PERHATIKAN AKU JUGA DONG

July 4, 2024 0 Comments

Renungan Harian Youth, Kamis 04 Juli 2024

Syalom rekan-rekan youth semuanya ….

Apa yang seseorang butuhkan ketika dia dalam kepedihan atau keterpurukan? Sudah pasti jawabannya adalah dimengerti dan dipahami. Seseorang yang sedang sedih karena menghadapi masalah berat tetapi harus menghadapinya sendiri, sangat membutuhkan perhatian dan pengertian dari orang lain sebagai tempat berbagi keluh kesahnya. Jangan pernah mengabaikan seseorang yang membutuhkan perhatian dan pengertian dari kita karena hal itu bisa membuat mereka kehilangan arah. Banyak orang kehilangan jalan atau arah dalam melayani Tuhan karena kurangnya pemahaman dan pengertian dari orang lain. Yang lebih parah lagi, mereka bisa kehilangan jati diri sebagai anak Tuhan karena masalah itu.

Semua hal itu tidak akan terjadi jika mereka diperhatikan dan dipahami, baik secara jasmani maupun rohani. Tidak ada ruginya untuk memahami satu sama lain.

There are many who never come to a knowledge of God’s will, because they simply do not believe God will guide them. Faith is a prime prerequisite when we are seeking God’s guidance.

Kehilangan jati diri bisa membuat seseorang melangkah ke arah yang salah dalam hidupnya dan melakukan banyak hal yang tidak sesuai dengan firman Allah. seperti yang tertulis di 2 Timotius 3:2 “Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama.” Hidup yang kehilangan arah serta tidak dipedulikan akan menghasilkan hidup yang hancur, dan kecenderungan untuk melakukan dosa akan lebih besar. Mereka yang sudah kehilangan jati diri dan arah hidup sering menyalahkan keadaan, orang-orang di sekitar, bahkan Tuhan. Hal ini terjadi karena kurangnya perhatian dan kasih sayang yang bisa menjadi obat untuk hati yang terluka. “Aku juga ingin diperhatikan, tolonglah, aku tidak tahu harus berbuat apa,” kata-kata ini sering diucapkan oleh mereka yang kehilangan arah dalam hidup dan jati diri.

Jangan menjadi seseorang yang serakah dan tidak mau mempedulikan orang lain. Setiap orang mempunyai hak untuk diperhatikan dan dipahami serta kewajiban untuk mempedulikan dan memahami orang lain, sebagaimana Tuhan sudah peduli dan menyayangi umat-Nya.

Dalam bukunya yang berjudul “Menjadi Seseorang yang Berpengaruh“, John C. Maxwell dan Jim Doman menyampaikan ada tujuh hal yang perlu dikembangkan dalam menjalin relasi dengan orang lain. Ketujuh hal itu adalah kalimat-kalimat sederhana berikut ini:

  1. Sebuah kata yang paling tidak penting: Saya.
  2. Sebuah kata yang paling penting: Kita.
  3. Dua kata yang paling penting: Terima Kasih.
  4. Tiga kata yang paling penting: Saya Maafkan Anda.
  5. Empat kata yang paling penting: Katakan Apa Pendapat Anda.
  6. Lima kata yang paling penting: Bagus Sekali Hasil Pekerjaan Anda.
  7. Enam kata yang paling penting: Saya Akan Berusaha Memahami Maksud Anda.

Nikmatilah hidup sesuai dengan kehendak Tuhan, tetapi jangan lupa untuk memperhatikan dan memahami orang-orang di sekitar kita. Ini bukan hanya tentang kata-kata, tetapi juga tentang tindakan nyata, karena di situlah kebahagiaan sejati dapat ditemukan. Mencintai Allah berarti kita bersedia memahami dan memperhatikan apa yang Dia perintahkan, yaitu dengan mengasihi Allah terlebih dahulu dan kemudian mengasihi sesama manusia. Ketika kita hidup sesuai dengan prinsip ini, kita akan merasakan sukacita dan kebahagiaan.

Hidup yang bahagia adalah impian setiap orang, di mana kita tidak dibebani oleh masalah-masalah yang membebani dan dapat menjadi berkat bagi orang lain.

Ada berbagai cara untuk mengekspresikan diri, salah satunya melalui penggunaan media sosial. Media sosial diciptakan untuk berinteraksi dengan orang lain, bukan hanya untuk berbicara sendiri. Pengguna media sosial sering mengungkapkan perasaan mereka melalui platform ini. Dalam tujuh poin di atas, fokusnya adalah pada orang lain. Lebih banyak menggunakan kata “Anda” daripada “saya”. Ini berbeda dengan media sosial yang sering kali memusatkan perhatian pada diri sendiri. Melalui ketujuh poin tersebut, penulis menekankan pentingnya mengenal dan memahami orang lain. Kesediaan untuk memahami semakin berkurang di zaman sekarang, terutama dengan popularitas media sosial seperti Twitter, Facebook, atau Instagram. Banyak orang cenderung berbicara sendiri: menulis tweet, status, atau membagikan konten yang menunjukkan eksistensi mereka, dengan harapan diperhatikan. Hal ini tercermin dalam tren di Instagram, seperti yang pernah didengar dari seorang remaja: “Bagus ya kalau kita hanya mengikuti sedikit orang, tapi memiliki banyak pengikut.”

Janganlah menjadi egois, tidak mau membantu orang lain, dan hidup penuh dengan iri hati. Semua usaha akan sia-sia jika tidak diisi dengan kasih kepada sesama di sekitar kita, di mana pun kita berada. Setiap orang berhak untuk hidup bahagia. Memperhatikan dan memahami mereka dapat menjadi cara untuk melupakan kenangan dan sikap buruk yang mengganggu kebahagiaan dalam hidup.

A willingness to do anything that God commands will alone qualify us to know what His perfect will is. This applies to small matters as well as big.

Perbanyaklah kata “Anda” daripada kata “saya”. Ingatlah untuk mulai memperdulikan dan memperhatikan orang lain sebagaimana Tuhan Yesus melakukannya untukmu.

LW – SCW

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *