Selalu Mengandalkan Tuhan

Renungan harian Kamis, 04 Juli 2024
Ayat Pokok : 2 Timotius 1:5, “Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin juga di dalam dirimu.”
Shalom.. Selamat pagi bapak, ibu dan saudara terkasih dalam Tuhan Yesus.
Ada seorang dokter ahli bedah syaraf Amerika Serikat bernama Dr. Ben Carson. Terlahir dengan nama Benjamin Carson di Detroit, Michigan, Amerika Serikat. Ben tumbuh dan dibesarkan oleh seorang ibu kulit hitam, seorang single parent yang miskin dan bodoh. Di kelas lima ia berada di ranking terbawah kelasnya sehingga dijuluki teman-temannya “si bodoh” sehingga ia menjadi pemarah, keras, dan tak terkendali. Namun, ibunya berjuang mendisiplinkan Ben dan kakaknya yang bernama Curtis untuk rajin belajar menyelesaikan pekerjaan rumah mereka setiap hari, kendati sang ibu putus sekolah dan hampir tidak dapat membaca. Alhasil prestasi sekolah Ben semakin meningkat dan dalam waktu setahun ia berhasil menjadi ranking teratas di kelasnya. Singkat cerita, Ben pun berhasil menjadi seorang dokter bedah syaraf, bahkan pada usia 32 tahun, ia telah menjadi seorang Direktur pada Rumah Sakit Bedah Saraf Pediatric di Johns Hopkins Hospital, Baltimore.
Pada tahun 1987, Dr. Ben membuat sejarah medis dengan operasi untuk memisahkan sepasang kembar siam. Si kembar lahir dengan bagian belakang kepala bergabung. Operasi pemisahan anak kembar seperti ini selalu gagal, mengakibatkan kematian salah satu atau kedua bayi. Dr. Ben setuju untuk melakukan operasi dengan sebuah tim beranggotakan 70 tenaga medis yang dipimpinnya bekerja selama 22 jam. Dan hasilnya, si kembar berhasil dipisahkan dan sekarang dapat bertahan hidup secara mandiri. Prestasi Dr. Ben semakin meningkat di dunia medis sehingga pada tahun 2008 Gedung Putih menganugerahkan Presidential Medal of Freedom kepadanya sebagai warga sipil terhormat di Amerika serikat.
Ketika ditanya mengenai kesuksesannya, Dr. Benjamin Carson mengatakan bahwa dalam kehidupan pribadinya, Tuhan memainkan peran besar dalam risiko ini karena ia berdoa sebelum masuk ke ruang operasi untuk setiap kasus, dan ia memohon kepada Tuhan untuk memberinya kebijaksanaan, untuk membantunya mengetahui apa yang harus ia lakukan, bukan hanya untuk pengoperasian, tetapi untuk segalanya. Dr. Ben menyampaikan bahwa selama bertahun-tahun keteguhan iman ibunya kepada Tuhan telah mengilhami dirinya, khususnya ketika ia harus melakukan prosedur pembedahan yang sangat sulit atau ketika ia menghadapi ketakutan medisnya sendiri.
Teks pokok kita hari ini menuliskan bagaimana peran nenek dan ibu dari Timotius begitu besar dalam membangun fondasi iman Kristennya. Kisah Para Rasul 16 menuliskan pertemuan pertama Paulus dengan Timotius namun iman dan ketulusan Timotous menarik Paulus untuk membawa serta Timotius bersama dalam perjalanan perlayanan penginjilannya.
Dari dua kisah diatas kita belajar betapa keluarga memiliki peran penting dalam pembentukan hidup seseorang secara utuh. Di lembaga bernama keluarga inilah karakter seseorang dibentuk dan iman seseorang dibangun. Ketika kita mengetahui peran besar tersebut, marilah kita membangun keluarga kita dalam petunjuk dan tuntunan Tuhan.
Roh Kudus adalah partner terbaik yang akan menolong kita dan memberikan kita hikmat dalam membangun karakter dan iman anak-anak kita.
Jangan mengandalkan kemampuan diri sendiri dan selalu andalkan Tuhan. Ketika kita sudah mengerjakan yang terbaik, kita juga tetap harus belajar bahwa kita selalu membutuhkan Tuhan dan senantiasa bersandar kepada-NYA. Sebaik dan sesempurna apapun kita, hal itu tidak akan lengkap jika tidak ada Tuhan bersama kita. Amin.
Tuhan memberkati.
DS
Bacaan Alkitab hari ini : 2 Samuel Pasal 18 dan 19