Perintah yang Terbesar

July 14, 2023 0 Comments

Renungan Harian Jumat, 14 Juli 2023

Menurut tradisi Yahudi, terdapat 613 PERINTAH Allah. Jumlah ini didasarkan pada jumlah huruf Ibrani yang muncul di Dasa Titah/ sepuluh perintah Allah (Kel. 20). Dari sekian perintah ini, masih dibagi lagi menjadi 248 perintah positif (untuk dilakukan) dan 365 perintah negatif (untuk dihindari).

(Matius 22:34-40) “Perintah mana yang terbesar?”.

Yesus menunjukkan apa yang terbesar dalam seluruh perintah yang ada. Yesus berfokus pada apa yang terpenting. Apa sebetulnya esensi dari semua perintah yang ada?

MENGASIHI ALLAH dan SESAMA adalah PERINTAH terBESAR

Semua orang Yahudi pasti sudah mengetahui dua perintah yang dikutip oleh Yesus dalam jawaban-Nya. Mereka bahkan setiap hari mengucapkan perintah untuk mengasihi TUHAN dengan segenap hati, jiwa, dan akal budi (dibandingkan dengan. Ul. 6:4-5). Perintah untuk mengasihi sesama manusia juga tidak asing sama sekali di telinga mereka (Im. 19:18).

Jawaban Yesus di Matius 22:37-40 mengajarkan beberapa poin penting tentang KASIH yang membutuhkan KETAATAN. Dua hal ini tidak terpisahkan, Pada saat yang satu diceraikan dari yang lain, maka keduanya akan kehilangan makna yang sebenarnya.

Pertama, MENGASIHI Allah dan sesama merupakan sebuah PERINTAH.

Kata kerja “kasihilah” di ayat 37 dan 39 berbentuk kalimat imperatif (agapēseis).

Ini berbicara tentang sebuah TINDAKAN, Sesuatu yang aktif, bukan pasif.   Poin yang sederhana ini perlu untuk digarisbawahi, karena budaya populer seringkali memandang kasih hanya sebatas perasaan. Banyak orang terlalu menekankan aspek emosional belaka, sehingga mengabaikan keutuhan kualitas kasih. Mengasihi melibatkan seluruh kehidupan kita: hati, jiwa, pikiran, dan kekuatan (ayat 37; Mrk. 12:30 “segenap hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan”).

KASIH bukan tentang apa yang kita RASAKAN saja, tetapi apa yang kita PIKIRKAN dan LAKUKAN.

Dibutuhkan KETAATAN untuk menyempurnakan KASIH.  Bagian lain dari Alkitab mengajarkan kebenaran yang sama.

  • KETAATAN merupakan salah satu wujud kasih (Yoh. 14:15).
  • Barangsiapa yang tidak menaati Allah berarti tidak mengasihi Dia (Yoh. 14:24).
  • 1 Yohanes 2:5 berkata: “Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah”.

Jadi, antusiasme belaka tidaklah cukup, dan perasaan yang berkobar-kobar pun tidak akan berguna apabila tidak disertai dengan TINDAKAN NYATA

Kedua, KASIH kepada Allah dan sesama merupakan dasar dari semua perintah.

Semua perintah dalam kitab suci bergantung pada perintah untuk mengasihi (ayat 40) Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” Jadi, mengasihi Allah dan sesama adalah pondasi / dasar dari segala perintah Tuhan

  • Perintah ke-1 sampai ke-4 mengatur perintah kasih dengan Allah. Mengapa kita harus menyembah Allah saja, menghormati kekudusan nama-Nya, dan beribadah kepada-Nya? Jawabannya adalah karena kita mengasihi Dia.
  • Begitu pula dengan perintah ke-5 sampai ke-10 yang mengatur perintah kasih dengan sesama manusia. “Bagaimana kita dapat mengasihi Allah (dan orang lain)?” Semua dimulai dari pengalaman dan respon kita dengan kasih Allah. Sebelum Dasa Titah diberikan, TUHAN Allah terlebih dahulu mengingatkan bangsa Israel tentang kebaikan-Nya, yaitu melepaskan mereka dari perbudakan di Mesir (Kel. 20:1-2).

Hal ini dimaksudkan untuk mengajarkan bahwa ketaatan kita untuk mengasihi seharusnya merupakan respons terhadap kasih Allah dan wujud kasih kita kepada-Nya. Tanpa Allah terlebih dahulu mengambil insiatif untuk mengasihi kita, tidak mungkin kita mampu mengasihi Dia.

Dalam Perjanjian Baru.

Kasih Allah yang sedemikian besar kepada kita merupakan dorongan terbesar dan satu-satunya untuk mengasihi Dia dan orang lain. 1 Yohanes 4:10-11 berkata: “Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.

Jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi”.

Tuhan Yesus juga memberikan sebuah perintah baru yang sangat indah dan bersumber dari pengalaman kita terhadap kasih-Nya: “Sama seperti Aku telah mengasihi kamu, demikian pula kamu harus saling mengasihi” (Yoh. 13:34).

Pdt. Budi Wahono

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *