Perkataan yang Menyembuhkan

Renungan Harian Jumat, 24 Februari 2023
Yesaya 50:4, “Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.”
Perkataan adalah salah satu sarana untuk mengekspresikan hati, mengungkapkan isi kepala (pikiran) serta berinteraksi dengan lingkungan di sekitar kita. Perkataan memiliki aspek penting dalam kehidupan manusia, khususnya dalam berkomunikasi, di mana untuk menciptakan hubungan dengan sesama yang baik tentunya perlu membangun cara berkomunikasi yang sesuai norma dan etika budaya yang baik sehingga terjalin penerimaan, persahabatan, dan untuk menghindari perselisihan, permusuhan bahkan percideraan.
1 Petrus 3:10, “Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu.”
Dua hal yang sama, dan disuarakan oleh dua penulis Alkitab dalam generasi yang berbeda, memberikan indikasi kepada kita bahwa hal ini sangat penting. 1) Jagalah lidah dari Perkataan yang Jahat dan 2 ) Jagalah lidah dari Perkataan yang Menipu
Perkataan yang jahat dan perkataan menipu memiliki kesamaan tujuan bagi kepentingan diri si pelaku karena kejahatan tidak pernah terjadi untuk kepentingan si korban, penipuan tidak pernah dilakukan untuk kepentingan si korban dan keduanya sama-sama melukai si korban
Mazmur 34 : 14-15, Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu; jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, carilah perdamaian dan berusahalah mendapatkannya!
Keep thy tongue from evil, and thy lips from speaking guile. Depart from evil, and do good; seek peace, and pursue it.
Hal tersebut mengingatkan kita, bahwa Tuhan tidak berkenan kepada perkataan yang jahat dan menipu, sehingga kita sebagai, anak anak Tuhan / murid murid Tuhan / pengikut Tuhan hendaknya menjauhkan diri dari hal tersebut.
BAGAIMANA MENGUSAHAKANNYA
Menahan Diri
“Untuk pemimpin biduan. Untuk Yedutun. Mazmur Daud.Pikirku: “Aku hendak menjaga diri, supaya jangan aku berdosa dengan lidahku; aku hendak menahan mulutku dengan kekang selama orang fasik masih ada di depanku.” Mazmur 39:1
Jika tidak berhati-hati, kita akan mengalami kesulitan dalam mengendalikannya. Perhatikan apa yang diungkapkan oleh Yakobus tentang lidah:
Yakobus 3:5,6,8 “Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapa pun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar. Lidah pun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota- anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka… tetapi tidak seorang pun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan.”
Daud sendiri menyatakan bagaimana dia memiliki tekad yang kuat untuk menjaga dirinya supaya jangan berdosa dengan lidahnya. Daud memberikan sebuah istilah “menahan mulutnya dengan kekang” seperti pada kuda tunggangan yang melaluinya dapat mengendalikan kehidupannya. Kekang artinya melakukan kontrol, memegang kendali terhadap lidah atau perkataan kita. Memang bukan sesuatu yang mudah, tetapi juga bukan merupakan hal yang mustahil. Dengan pertolongan dari Roh Kudus kita pasti bisa.
Semua Perkataan Kita Diketahui oleh TUHAN
“Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN.” Mazmur 139:4
Perkataan merupakan ekspresi hati dan ungkapan dari apa yang kita pikirkan. TUHAN melihat kita jauh ke lubuk hati kita yang terdalam. Ia mengetahui segala motivasi hati. Mungkin orang lain dapat kita bohongi dengan perkataan manis dan lembut yang sesungguhnya hanya sekedar kemasan yang membungkus hati yang busuk atau pikiran yang jahat, namun TUHAN tidak dapat dibohongi.
Memperkatakan FirmanNya
“Dan lidahku akan menyebut-nyebut keadilan-Mu, memuji-muji Engkau sepanjang hari.” Mazmur 35:28
“Mulut orang benar mengucapkan hikmat, dan lidahnya mengatakan hukum;.” Mazmur 37:30
Salah satu cara efektif untuk menjaga agar kita tidak salah dalam menggunakan perkataan kita adalah dengan senantiasa menyelaraskan memperkatakan kita, agar selaras dengan Firman Tuhan.
Menyelaraskan Perkataan dengan Perbuatan
“Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.” 1 Yohanes 3:18
Perkataan adalah sesuatu yang nyata, dapat didengar secara nyata, Namun ketika perkataan diucapkan untuk menggambarkan atau menyatakan perasaan kasih kepada seseorang maka ia bisa menjadi sesuatu yang sifatnya semu dan kosong belaka jika tidak disertai dengan perbuatan nyata seperti yang dikatakan.
Kita perlu menyelaraskan perkataan kita dengan perbuatan kita, dengan demikian membantu kita untuk berpikir sebelum berkata-kata. Apakah perkataan saya sesuai dengan perbuatan saya?; Apakah saya menghidupi apa yang saya katakan dan sebaliknya mengatakan apa yang saya hidupi?
Inilah yang disebut sebagai integritas, yang harus dimiliki oleh semua orang percaya. Mari kita sungguh-sungguh menjaga perkataan kita, sehingga perkataan kita adalah perkataan yang menghidupkan setiap orang yang mendengarkannya
“Perut orang dikenyangkan oleh hasil mulutnya, ia dikenyangkan oleh hasil bibirnya. Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.” Amsal 18:20-21
Pdt. Budi Wahono