SAUDARA DI DALAM TUHAN

February 13, 2024 0 Comments

Renungan Harian Youth, Selasa 13 Februari 2024

Mazmur 133:1, Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!

Salam sehat teman-teman, bersyukur untuk anugrah Tuhan yang kita rasakan saat ini.  Btw, minggu ini, kita sudah masuk di minggu pesta demokrasi; yang sudah bisa menggunakan hak pilihnya, pergunakan dengan baik kesempatan untuk memilih pemimpin tertinggi di Negara kita dan juga memilih wakil rakyat sesuai dengan hari nurani.  Satu suara kita penting lho untuk menentukan nasib bangsa kita di masa yang akan dating lho.

Namun, di berbagai tempat sepertinya ujian kesatuan mulai tergesekkan dengan adanya fanatisme antar pendukung dari pasangan calon.  Sudah menjadi sebuah fakta bahwa ada anggota-anggota keluarga yang memiliki perbedaan dalam menentukan pilihan mereka.  Hal ini juga merambah ke ranah gereja Tuhan yang terseret arus saling sindir, dan bahkan menghina saudara seimannya yang berbeda pilihan.  Dibeberapa daerah-daerah Kristen, bahkan mulai terjadi konflik karena perbedaan ini.  Bahkan yang lebih parah lagu, rekan segereja pun bisa saling tidak menyapa oleh karena berbeda pilihan

Rekan-rekan youth, konflik di dalam gereja adalah sesuatu yang tak terhindarkan karena satu orang berbeda dengan yang lain. Patut disayangkan jika konflik tidak terselesaikan dan berakhir dengan perpecahan, tidak saling berbicara, bahkan yang terparah menganggap saudara seiman sebagai musuh. Ini terjadi karena seseorang menganggap dirinya lebih penting dari yang lain. Ia merasa ide-ide dan dirinya harus lebih diterima daripada orang lain. Saat kesatuan orang percaya dikorbankan karena keegoisan masing-masing pribadi, ini merupakan hal serius.

Mazmur 133 disebut dengan pujian orang kudus. Menurut Witness Lee dan Yasperin dalam buku Bilangan Ulangan, pujian tersebut kerap kali dinyanyikan oleh orang Israel ketika mendaki Bukit Sion untuk menyembah Allah. Mazmur 133 ini memanggil kembali umat Tuhan untuk hidup bersama dalam kesatuan.

Allah melimpahkan berkat dalam kerukunan. Cara hidup yang penuh konflik dengan sesama dan keluarga tidak akan pernah mendatangkan kebaikan. Sebaliknya, keegoisan, kemarahan, dan pertengkaran hanya akan menimbulkan kehancuran yang begitu parah. Ketiadaan kerukunan akan meretakkan dan menghancurkan sebuah keluarga. Namun, mereka yang hidupnya rukun memiliki keuntungan besar! Di sanalah berkat-berkat Tuhan dicurahkan dan Allah hadir dan berdiam dalam keluarga yang rukun.

Ayat emas di atas dimulai dengan kata “sungguh” atau bisa juga dikatakan “lihatlah” ada suatu pemandangan, perasaan, dan situasi luar biasa yang mau ditunjukkan oleh pemazmur, yaitu alangkah baik dan indahnya apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun.

Pemazmur memakai dua perbandingan untuk menggambarkan prinsip yang termaktub dalam dasar pikiran utamanya. Bahkan seperti minyak urapan di atas kepala imam besar melambangkan penahbisannya, demikian semangat kasih persaudaraan merasuki bangsa itu dan melambangkan pengususannya. Bahkan seperti embun pada tanam-tanaman melambangkan kesuburan dan pertumbuhan, rasa persaudaraan sejati membangkitkan dan menghidupkan pengabdian bangsa itu. sebagai keseluruhan.

Kesatuan dan kerukunan terjadi saat umat saling menghargai, tidak memandang rendah yang lain, saling mengampuni dan mengasihi. Ini berarti seorang tidak menganggap dirinya lebih penting dari yang lain di dalam tubuh Kristus.

Dua perumpamaan seperti minyak dan embun menggambarkan, dalam kedudukan yang tinggi orang harus bisa turun dan bergaul. Embun itu memberi kesejukaan dan membasahi, pada malam hari daun juga bernapas. Embun turun pada malam hari, ketika manusia bernapas pada siang hari, embun ada untuk membantu daun bernapas dan memperoleh kesejukan. Gunung Hermon gunung yang tinggi sehingga kesejukaannya lebih, daripada gunung yang rendah. Hal ini sama dengan minyak yang akan turun. Maka embun dan minyak tidak memilih-milih tempat untuk turun. Minyak dan embun turun di mana saja dan mau memberikan kesejukan.

Tahukah teman-teman, hal kesatuan ini didoakan dengan sungguh oleh Tuhan Yesus, supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku (Yoh. 17:21). Kesatuan umat Tuhan itu penting buat Yesus. Dia mengerti betapa banyaknya tantangan yang bisa memecahkan kesatuan umat. Kristus sendiri turun mempersatukan kita. Yesus memberikan hidup-Nya supaya kita orang-orang berdosa yang ada di dalam Kristus sebagai orang-orang yang telah menerima anugerah-Nya, ada dalam kesatuan.

Persaudaraan yang rukun adalah persaudaraan yang didasarkan pada rasa saling memiliki dan menghargai, juga bisa menjadi berkat dimana saja tidak memilih tempat dan waktunya kapan, karena berkat yang kita terima dari Tuhan berlaku untuk semua umat manusia.

Rekan-rekan youth, kita disatukan bukan karena selera musik dan hobi yang sama. Bukan pula karena suku yang sama, melainkan karena Tuhan Yesus sendirilah yang mempersatukan kita. Sadarilah bahwa konflik di dalam berelasi sebagai jemaat adalah sesuatu yang tak terhindarkan. Namun selalu ingat, Kristus telah mempersatukan kita dengan darah-Nya yang mahal.Di masa-masa pemilu ini, berbeda pilihan itu wajar, namun pastikan diri kita untuk bijak dalam menjalani hidup ini. Hindarilah sesuatu yang berpotensi merusak kerukunan. 

Amin, Tuhan Yesus Memberkati

RM – DOT

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *