“Selama kita Masih Bernafas”

March 23, 2023 0 Comments

Renungan Harian Kamis, 23 Maret 2023

Mazmur 71:17-18, Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecil, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatanMu yang ajaib; juga sampai masa tuaku dan putih rambutku, ya Allah, janganlah meninggalkan aku, supaya aku memberitakan kuasa-MU kepada angkatan ini,  keperkasaan-MU kepada semua orang yang akan datang.”

Shalom…. Selamat pagi bapak, ibu dan saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus. Pada waktu John Eliot [seorang misionaris abad 17] berusia 80 tahun, ia kedapatan sedang mengajar alfabet kepada seorang anak Indian. Pada waktu ditanya oleh seorang sahabat, mengapa ia tidak beristirahat saja, orang tua yang terhormat itu menjawab: ”Sebab saya telah berdoa kepada Tuhan supaya Ia selalu dapat menggunakan saya sesuai dengan bidang saya. Ia telah mendengar doa saya dan memberi kekuatan kepadaku. Saya memang tidak dapat berkhotbah lagi, tetapi saya mempunyai cukup tenaga untuk mengajar alfabet kepada anak ini.” Suatu kesaksian yang sederhana namun mengandung makna kebenaran yang dalam.

Ada banyak orang kristen yang beranggapan bahwa melayani Tuhan sama seperti Aparatur Sipil Negara atau pegawai negeri yang lain dimana pada masanya mereka akan pensiun. Tidak banyak orang Kristen zaman sekarang memiliki prinsip seperti John Eliot. Pertanyaannya adalah, Apakah di dalam Kerajaan Allah dikenal masa pensiun? TIDAK!

Selama kita masih bernafas dengan gratis, selama Allah tidak menarik pajak atas oksigen yang Allah berikan kepada kita, kita terikat dengan pekerjaan Allah.

Inilah yang difirmankan-Nya: “Kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk MELAKUKAN PEKERJAAN BAIK, yang dipersiapkan Allah sebelumnya…”(Efesus 2:10). 

Dengan kata lain tidak ada kata pensiun di dalam kerajaan Allah. Pada saat kita kembali ke pangkuan Bapa di Sorga inilah saat pensiun kita. Menikmati kekekalan dalam Kerajaan-NYA.

Bapak, ibu dan saudara sekalian, jika kita telah lahir baru, diciptakan dalam Kristus, berarti adalah menjadi kewajiban kita untuk melakukan pekerjaan baik, berbuah bagi Allah, melakukan kehendak Allah, dan bersaksi bagi Allah. Agaknya contoh yang paling mudah ditemukan di Alkitab adalah Rasul Paulus. Pada salah satu suratnya kepada Timotius, ia berkata:

“Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai GARIS AKHIR dan aku telah memelihara iman.”(2 Timotius 4:7). Demikian pula suratnya kepada Filemon: “Aku, Paulus, yang sudah menjadi TUA, lagipula sekarang DIPENJARAKAN karena Kristus Yesus”(Filemon 1:9).

Bagi orang dunia, berakhir di penjara adalah berita kekalahan. Tetapi bagi Kerajaan Allah, berakhir di penjara karena Kristus adalah berita kemenangan. Pikirkan sejenak akhir hidup rasul ini. Tidak cukupkah pelayanannya kepada Tuhan selama ini hingga ia harus bersusah-payah sampai tua untuk memberitakan Injil? Mungkin seluruh pengabdian kita memberitakan Injil belum seperempat atau bahkan satu persennya saja dari pengabdian Rasul Paulus. Kita yakin, di samping tanggung jawabnya sebagai seorang rasul, kegigihannya memberitakan Injil juga dilandasi oleh hatinya yang tidak tahan untuk tidak memberitakan perbuatan Allah yang ajaib.

Ukuran sukses dari sudut pandang Tuhan bukanlah menilai apa yang tampak dari luar tapi dari dalam dan kekal dan Barangaiapa yang memiliki Kristus memiliki semuanya. Amin

Tuhan Memberkati

DS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *