Harga Jalan Pemuridan Yesus
Renungan Harian Senin, 02 September 2024
Ayat Bacaan : Lukas 9:57-62
Meskipun gereja-gereja telah dibuka kembali setelah pandemi, banyak jemaat yang belum sepenuhnya kembali beribadah secara fisik. Hal ini menimbulkan perenungan tentang seberapa kuat ikatan kita dengan Tuhan dan dengan saudara-saudara seiman. Tuhan menciptakan manusia dengan tangan-Nya sendiri, memberi kita tempat yang istimewa dalam ciptaan-Nya. Ketika manusia jatuh ke dalam dosa, Tuhan tidak meninggalkan kita, tetapi justru memberikan segalanya, termasuk mengorbankan Yesus Kristus untuk menyelamatkan kita. Ini menunjukkan totalitas Tuhan dalam mengasihi kita. Kita diingatkan bahwa sejak awal hidup kita, ikatan pertama dan utama adalah dengan Tuhan. Namun, seiring waktu, kita sering kali lebih terikat dengan hal-hal duniawi daripada dengan Tuhan. Di akhir hidup kita, kita akan kembali hanya berhadapan dengan Tuhan, mempertanggungjawabkan hidup kita.
Pemuridan adalah panggilan yang sangat mulia, namun tidak mudah. Ketika kita memutuskan untuk mengikut Yesus, kita diundang untuk menanggung harga yang menyertainya. Dalam Lukas 9:57-62, Yesus dengan tegas mengajarkan tentang apa yang diperlukan untuk menjadi murid-Nya. Melalui tiga poin berikut ini, kita akan merenungkan apa yang Yesus ajarkan tentang totalitas, prioritas, dan loyalitas dalam pemuridan.
1. TOTALITAS (LUKAS 9:57-58)
“Ketika mereka melanjutkan perjalanan, berkatalah seorang di tengah jalan kepada Yesus: ‘Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi.’ Yesus berkata kepadanya: ‘Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.‘”
Yesus meminta kita untuk mengikut-Nya dengan totalitas, tanpa syarat, sebagaimana Dia telah total dalam memberikan diri-Nya bagi kita. Khotbah ini mengajak jemaat untuk merenungkan, apakah kita sudah memberikan hidup kita secara penuh kepada Tuhan atau masih ada bagian-bagian yang kita tahan. Tuhan memberikan segalanya untuk manusia, termasuk mengorbankan Yesus Kristus untuk menyelamatkan kita. Ini menunjukkan komitmen total Tuhan kepada kita. Mengikut Yesus berarti memberikan totalitas hidup kita kepada-Nya. Yesus tidak menjanjikan kemudahan atau kenyamanan di jalan ini. Dia sendiri tidak memiliki tempat untuk meletakkan kepala-Nya. Ini menunjukkan bahwa pemuridan memerlukan pengorbanan dan kesiapan untuk meninggalkan kenyamanan dunia. Kita harus siap mengikuti Yesus ke mana pun Dia memimpin, tanpa syarat dan tanpa mengharapkan balasan duniawi. Mengikut Dia memerlukan pengorbanan dan totalitas, tanpa syarat dan tanpa kompromi.
Apakah kita siap mengikut Yesus dengan totalitas, menyerahkan seluruh hidup kita tanpa syarat, bahkan jika itu berarti meninggalkan kenyamanan kita?
2. PRIORITAS (LUKAS 9:59-60)
“Lalu Ia berkata kepada seorang lain: ‘Ikutlah Aku!’ Tetapi orang itu berkata: ‘Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku.’ Tetapi Yesus berkata kepadanya: ‘Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah ke mana-mana.'”
Mengikut Yesus memerlukan penetapan prioritas yang jelas. Ketika orang ini meminta izin untuk menguburkan ayahnya terlebih dahulu, Yesus memberikan jawaban yang mengejutkan: tugas memberitakan Kerajaan Allah harus menjadi prioritas utama. Ini bukan berarti kita harus mengabaikan tanggung jawab keluarga, tetapi Yesus menegaskan bahwa tidak ada hal lain yang lebih penting daripada panggilan-Nya. Kerajaan Allah harus menjadi prioritas utama dalam hidup kita, di atas segala sesuatu yang lain. Kebiasaan menunda pekerjaan yang penting bisa menyebabkan kita kehilangan kesempatan untuk memberikan yang terbaik kepada Tuhan. Menunda prioritas kita kepada Tuhan seringkali membuat kita terjebak dalam hal-hal yang mendesak tapi tidak penting, sehingga kita tidak bisa berprestasi di hadapan Tuhan.
Kehidupan Kristen memerlukan penentuan prioritas yang benar. Hal-hal yang penting dalam hidup kita harus ditempatkan di posisi yang paling tinggi. Jika kita tidak menempatkan Tuhan sebagai prioritas utama, maka kehidupan kita akan menjadi tidak seimbang dan kehilangan arah.
Apakah Yesus dan Kerajaan-Nya menjadi prioritas utama dalam hidup kita? Atau ada hal-hal lain yang sering kali menggeser posisi-Nya?
3. LOYALITAS (LUKAS 9:61-62)
“Dan seorang lain lagi berkata: ‘Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku.’ Tetapi Yesus berkata: ‘Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.'”
Loyalitas dalam pemuridan berarti berkomitmen penuh kepada Yesus tanpa menoleh ke belakang. Ketika seseorang memutuskan untuk mengikut Yesus, dia harus fokus pada jalan di depannya. Menoleh ke belakang menunjukkan hati yang masih terikat pada masa lalu atau hal-hal duniawi. Yesus menghendaki loyalitas yang tak tergoyahkan—kesetiaan yang tidak ragu-ragu atau terbagi. Kita harus siap menyerahkan segala sesuatu dan fokus pada panggilan Tuhan dengan hati yang teguh. Dalam perjalanan mengikuti Yesus, kita tidak boleh menoleh ke belakang atau terpengaruh oleh hal-hal yang dapat menghentikan langkah kita. Seperti Elisa yang meninggalkan semua hal yang bisa membuatnya menoleh ke belakang, kita juga harus menetapkan hati untuk mengikuti Yesus tanpa ragu.
Apakah kita telah memberikan loyalitas penuh kepada Yesus, ataukah masih ada hal-hal dari masa lalu atau dunia yang membuat kita ragu untuk maju bersama-Nya?
Mengikut Yesus adalah panggilan yang menuntut totalitas, prioritas, dan loyalitas dari kita sebagai murid-murid-Nya. Harga pemuridan memang tinggi, tetapi janji-Nya jauh lebih besar. Ketika kita bersedia membayar harga tersebut, kita akan menemukan hidup yang sejati di dalam Dia—hidup yang penuh makna, sukacita, dan damai sejahtera. Mari kita teguhkan hati untuk mengikuti-Nya dengan segenap totalitas, menjadikan-Nya prioritas utama, dan memberikan loyalitas penuh dalam setiap langkah hidup kita.
Tuhan Yesus memberkati
Pdt. Gatut Budiono