“SIAPAKAH TEMAN TERDEKAT KITA”

Renungan Harian Youth, Selasa 08 Agustus 2023
Syalom rekan-rekan Youth yang diberkati Tuhan, salam sehat dan tetap semangat selalu yhaa dalam menjalani keseharian kita dihari ini.
Sebut saja N, seorang pemuda yang mendekam dibalik terali besi. Jauh di lubuk hati, ia menyesali apa yang telah ia lakukan tetapi sudah terlambat. Kini ia mendekam di penjara akibat perbuatannya sendiri. Sebelumnya ia rajin beribadah bahkan sering melayani digereja. Setelah lulus SMA, ia mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan. Karena ketekunan dan kerja keras, dalam waktu singkat, ia pun mendapatkan promosi dan jabatan yang tinggi dari sebelumnya. Gajinya yang pas-pasan kini sudah lebih dari cukup untuk dirinya sendiri. Seiring dengan prestasi di pekerjaan semakin menonjol, hal itu tidak dibarengi dengan pertumbuhan imannya. Malah, ia semakin jarang beribadah kepada Tuhan. Ia lebih memilih menerima ajakan rekan kerjanya dari pada harus beribadah di gereja. Awalnya, ia sungkan menolak ajakan rekan kerjanya, lama-kelamaan ia mulai menikmati kehidupan yang jauh dari Tuhan. Lebih parah lagi ia mulai tidak jujur dengan pekerjaan dan keluarganya, ia pun melupakan Tuhan. Suatu hari Polisi menggerebek sebuah rumah dan menangkap sekumpulan anak muda yang diindikasikan sebagai pengguna narkoba. Dan rupanya, N ada diantara pemuda-pemuda itu. Setelah ditangkap dan diperiksa, ia terbukti sebagai pemakai obat-obat terlarang itu. Seketika karirnya hancur, keluarga pun kecewa dengan perbuatannya itu. Bahkan reputasi yang diraih dengan kerja keras dan ketekunan selama ia bekerja, hancur karena pergaulan buruk. Beruntung N masih ada kesempatan untuk berbalik kepada Tuhan. Rupanya, pergaulan yang buruk merusak prestasinya didunia kerja.
Jika kita memperhatikan pergaulan anak-anak muda sekarang, terlebih di kota-kota besar, hati terasa miris. Maraknya pergaulan bebas, pesta narkoba, dugem, dan sebagainya adalah dampak dari pertemanan yang dibangun dengan orang-orang yang “salah”. Apa dan siapa yang ada di dekat kita setiap hari akan membentuk pola pikir, sifat, dan bahkan menentukan masa depan kita. Jika yang mengelilingi kita adalah orang-orang yang tepat dan benar, maka sifat-sifat dan kebiasaan mereka akan mewarnai hidup kita. Sebaliknya, jika orang-orang jahat dan “amburadul” yang merupakan sahabat kita, di mana kita menghabiskan sebagian besar waktu bersama, maka lambat laun kita pun akan menjadi serupa dengan mereka.
Itulah sebabnya Rasul Paulus menasihatkan, “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” (1 Korintus 15:33).
Pergaulan yang salah dapat merusak dan menghancurkan masa depan seseorang, bahkan membawanya semakin jauh dari jalan-jalan Tuhan. Karena itu jika ingin berhasil kita harus selektif memilih orang-orang yang akan kita jadikan sahabat atau orang terdekat kita. Mengapa kita harus membangun hubungan dengan orang-orang yang tepat? Karena untuk berhasil kita membutuhkan panutan, dan yang layak menjadi panutan bagi kita sudah pasti adalah orang-orang yang berhasil dalam hidupnya.
Pertanyaannya adalah apakah saat ini kita sedang dikelilingi oleh orang-orang yang membuat kita makin maju, makin bersemangat, makin berwawasan luas, makin setia melayani Tuhan, dan makin menujukkan grafik peningkatan? Jika ya, belajarlah dari mereka dan teladanilah pola hidupnya, karena untuk maju dan berhasil kita memerlukan orang-orang yang lebih berhasil, lebih pintar dan memiliki nilai lebih di penilaian kita. Maksudnya supaya mereka dapat mendorong kita untuk maju, bukan melemahkan atau memberi dampak buruk bagi kita.
Ada beberapa hal dalam kitab Amsal yang menasehati kita mengenai pergaulan.
- “Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang.” (Amsal 13:20).
- Jangan berteman atau bergaul dengan orang yang lekas gusar/ cepat kuatir (Amsal 22:24a).
- Jangan berteman atau bergaul dengan seorang pemarah (Amsal 22:24).
- Jangan bergaul dengan orang yang bocor mulut atau tukang gosip (Amsal 20:19).
- Jangan berteman atau bergaul dengan orang jahat atau hidup yang tidak benar (Amsal 24:1).
- Jangan bergaul atau berteman dengan seorang pelahap atau orang rakus (Amsal 28:7).
Jadi bagaimana sikap kita? Sadarlah Bersekutu atau bersahabat dengan orang-orang yang rohani akan turut mempercepat kita menuju kepada kedewasaan iman dan membawa kita kepada kemenangan. Sebaliknya, bila kita lebih banyak menghabiskan waktu berhubungan dengan orang-orang yang diluar Tuhan dan tidak benar, maka cepat atau lambat kita akan tersesat semakin jauh dari Tuhan dan kita akan terjun bebas menuju kekalahan. Itulah sebabnya Alkitab memberikan penjelasan tentang pentingnya membina hubungan dengan orang-orang yang tepat bagi kita.
Betapa pentingnya memiliki sahabat atau teman yang tepat, serta memiliki pergaulan dengan orang-orang yang tepat pula, karena apa yang kita lihat dan kita dengar akan mendorong kita meraih keberhasilan. Sebaliknya, kalau teman-teman kita adalah orang yang nakal, tidak tertib hidupnya, orang yang putus asa, berperilaku buruk dan memalukan, apa yang kita dapatkan dari mereka?jadi sebagai anak muda pilihlah pergaulan yang tepat dan membawa kita semakin mengenal Tuhan agar kita juga bisa membawa dampak bagi teman-teman kita yang masih jauh dari Tuhan. Amin.
TUHAN YESUS MEMBERKATI
😇😇😇😇
AH – DOT