TEKUN DALAM PENGHARAPAN
Renungan Harian Youth, Jumat 15 Juli 2022
I Tesalonika 1:3, Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita.
Banyak hal yang bisa menjadi alasan kita untuk dapat mengucap syukur kepada Tuhan, berkat kesehatan, damai sejahtera, sukacita yang kita alami membuat kita terdorong untuk mengucap syukur kepada Tuhan. Tetapi disini kita juga melihat, bahwa
kita juga bisa mengucap syukur bila ada saudara-saudara kita seiman yang makin bertambah imannya dan makin kuat kasihnya kepada sesamanya, bahkan dikatakan kita “wajib” mengucap syukur kepada Allah.
Rasul Paulus dalam ucapan syukurnya mengingat bahwa orang-orang Kristen di jemaat Tesalonika telah melakukan pekerjaan kasih Kristen. Pekerjaan mereka adalah produk dari iman mereka di dalam Kristus. Pekerjaan yang mereka lakukan juga “usaha kasih.” Mereka juga memiliki kesabaran, atau daya tahan, terinspirasi oleh “pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus” seperti yang tercatat Dalam I Korintus 13 Paulus berkata, “Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih [kasih Kristen], dan yang paling besar di antaranya ialah kasih” (I Korintus 13:13).
Paulus tahu persis bahwa ketekunan yang beriman kepada Tuhan sangatlah penting sebab tanpa ketekunan dalam iman maka sia-sialah usaha mereka. Tidak ada sesuatu yang lebih besar untuk dibanggakan oleh Paulus dan teman-temannya dari jemaat Tesalonika selain karena pertumbuhan imannya. Itulah yang menjadi alasan mengapa mereka mengucap syukur kepada Allah.
Rekan-rekan youth, Disebutkan pada ayat di atas bahwa Paulus selalu mengingat tiga hal teladan dari jemaat di Tesalonika yang bisa juga kita ikuti dan terapkan. Ketiga hal tersebut adalah perkerjaan Iman, usaha kasih, dan ketekunan pengharapan dari jemaat di Tesalonika.
Yang pertama, pekerjaan iman. Sebagai orang percaya, kita perlu memiliki iman yang aktif, bukan pasif, yaitu iman yang disertai dengan perbuatan, yang menghasilkan buah yang dapat dilihat dan dirasakan oleh orang di sekitar kita, sama seperti Paulus dan orang percaya pada masa itu yang juga dapat melihat pekerjaan iman dari jemaat di Tesalonika( baca 1 Tesalonika 1: 7-8) yaitu iman yang aktif, bukan iman yang pasif dan mati, sebab seperti yang tertulis dalam Yakobus 2 ayat 17, bahwa Iman tanpa perbuatan adalah mati.
Kita perlu membangun dalam diri kita untuk terus hidup dalam iman yang berpusat kepada Yesus Kristus.
IMAN MEMBUAT KITA MAMPU UNTUK MELIHAT VISI YANG TUHAN TANAMKAN DALAM DIRI KITA UNTUK MELIHAT LEBIH LUAS LAGI HAL-HAL YANG ALLAH INGIN KERJAAN DI DALAM DIRI KITA.
Teladan yang kedua, usaha kasih. Jemaat di Tesalonika menunjukkan kasihnya melalui usaha dan tindakan, sebab KASIH (LOVE) yang sesungguhnya adalah sebuah kata kerja, sebuah tindakan yang aktif, bisa ditunjukkan, diterima dan dirasakan. Sebagai orang percaya dan selagi masih muda, mari kita belajar untuk menunjukkan kasih kita kepada Tuhan dan sesama tidak hanya sebatas kata kata saja, tetapi melalui tindakan, perbuatan, usaha dan pengorbanan, sama seperti Tuhan Yesus Kristus telah menunjukkan kasihNya kepada kita melalui karya keselamatanNya di kayu salib.
Dia juga telah memerintahkan kita untuk hidup didalam kasih dan menunjukan kasih tersebut kepada sesama dengan tindakan yang nyata.
Teladan yang ketiga adalah ketekunan pengharapan. Ya, jemaat di Tesalonika menunjukkan walaupun mereka harus menanggung penindasan yang berat ( baca 1 Tesalonika 1:6), mereka tidak menjadi lemah, tetapi justru mereka tetap tekun di dalam pengharapan dan menerima firman Tuhan dengan sukacita. Hal yang sama juga perlu kita pelajari dan terapkan didalam hidup kita, apapun kondisi yang diijinkan terjadi, mari kita belajar seperti jemaat di Tesalonika, yaitu untuk selalu tetap bertekun di dalam pengharapan, bertekun menanti jawabNya, menanti waktu dan saat janji dan rencana Tuhan digenapi sepenuhnya dalam kehidupan kita anak anakNya.
Pengharapan kepada Tuhan Yesus adalah suatu fondasi kehidupan yang tak dapat digoyahkan oleh apapun.
Dalam hidup, dan fakta-fakta kehidupan seringkali kita menemukan hal-hal yang bertolak belakang dengan apa yang kita harapkan. Namun firman Tuhan menjamin, bahwa keteguhan hati kita dalam memegang apa yang Tuhan firmankan di dalam kitab suci akan mampu kita melakukan segala sesuatu untuk Tuhan (Kolose 3:23) dan segala jerih payah kita di dalam Tuhan tidak akan pernah sia-sia.
Ketekunan, kegigihan, tidak gampang goyah bagi orang-orang yang mengandalkan Tuhan dalam hidupnya untuk menghadapi tantangan dan kesulitan-kesulitan yang ada. Sebab melalui kesulitan-kesulitan yang kita hadapi saat ini merupakan sebuah kesempatan atau ujian yang diberikan Tuhan untuk menunjukkan keteladanan kita, melalui ketekunan dan kegigihan kita.
Amin, Tuhan Yesus Memberkati.
RM – TVP