TERLENA

November 7, 2023 0 Comments

Renungan Harian Youth, Selasa 07 November 2023

Yosua 18:3, Sebab itu berkatalah Yosua kepada orang Israel: “Berapa lama lagi kamu bermalas-malas, sehingga tidak pergi menduduki negeri yang telah diberikan ke oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu?

Sebuah artikel di surat kabar berbunyi demikian, Pengendara Diingatkan Jangan Terlena di Jalan Lurus. Rupanya ini sebuah peringatan bagi pengendara mobil di jalur tol. Jalanan yang sepi bebas hambatan, dapat membuat pengendara terlena kewaspadaannya sehingga tidak jarang terjadi kecelakaan tunggal justru di jalan tol yang sedang kosong.

Kita pun terkadang bisa dibuat terlena dengan hidup yang tampaknya lancar dan aman, padahal mungkin jalan hidup kita sudah menjauh dari Tuhan.

Salah satu hal yang sering terjadi dalam kehidupan orang Israel adalah terlena. Apa arti dari terlena?  Dalam KBBI kata ini memiliki arti: mengantuk lalu tidur; tertidur; terlengah; terlalai; sangat asyik; dengan asyiknya; bersenang-senang. Rupanya ini adalah suatu kenikmatan dari situasi yang sedang terjadi.  Dan bahayanya mereka yang terlena lupa dengan tanggung jawab dan prioritas utama yang harus mereka kerjakan.  Ketika keadaan sudah enak dan nyaman mereka tidak melakukan kehendak Tuhan.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Yosua dengan tegas menegur mereka, “Berapa lama lagi kamu bermalas-malas, sehingga tidak pergi menduduki negeri yang telah diberikan keapdamu oleh Tuhan, Allah nenek moyangmu?” Mereka sudah lama menduduki tanah Kanaan, tetapi permasalahannya adalah masih ada tujuh suku yang belum mendapat milik pusaka. Tanah perjanjian sudah diberikan Tuhan kepada orang Israel, tetapi mereka tidak menyelesaikan pembagian yang sudah Tuhan perintahkan. Kata “bermalas-malas” pada ayat emas berasal dari kata raphah, yang bisa berarti menjadi lemah, mengendur, menganggur.

Mereka seperti sudah melupakan tugas tersebut, menjalani kehidupan seolah-olah tidak ada yang mengganjal.

Yosua lalu mengumpulkan mereka di Silo, membawa masalah ini di hadapan Tuhan, supaya mereka mengerti tugas yang merupakan kehendak Tuhan yang tidak boleh diabaikan. Ketika Yosua tahu orang Israel tidak berinisiatif selama bertahun-tahun, ia tidak terbawa arus di dalamnya ikut-ikutan malas, yang penting semuanya aman-aman saja. Yosua berinisiatif memulai kembali pergerakan dan menyelesaikan tugas tersebut. yang harus kita perhatikan adalah bahwa Tanah perjanjian memang dijanjikan Tuhan bagi Israel. Namun, bukankah Israel tetap harus berjuang?  Masih banyak tanah yang telah bangsa Israel taklukkan dan belum ada yang memilikinya. Seharusnya mereka bertindak sehingga tanah tersebut menjadi milik mereka. Yosua akhirnya menyuruh mereka untuk menjelajahi dan mencatat tanah-tanah tersebut dan membaginya di antara ketujuh suku tersebut.

Rekan-rekan youth, Berbicara tentang kemalasan, hampir semua orang pernah mengalaminya. Bahkan sifat malas ini sudah menyerang kehidupan orang-orang percaya. Mulai dari malas membaca Firman Tuhan, malas untuk berdoa hingga malas untuk menghadiri ibadah. Dalam kehidupan sehari-hari, kita kehilangan semangat dan gairah dalam bekerja. Kata “malas” dalam ayat ini lebih tepat diartikan “berhenti dan tidak berbuat apa-apa karena terbuai dengan kenyamanan.” Dari peristiwa ini kita dapat memahami bahwa berarti ada suku-suku Israel yang rajin, tekun dan setia, namun ada pula suku yang bermalas-malasan.

Tuhan Yesus menyelesaikan kehendak Bapa di kayu salib, supaya kita pun dapat melakukan kehendak Bapa di dalam Kristus yang sudah menyelamatkan kita.   

Roma 12:11, “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.”

Terlepas dari apa pun alasannya, ketahuilah sikap malas adalah penghambat turunnya berkat Tuhan atas hidup kita. Jika kita tidak mau berubah, maka jangan heran suatu hari nanti, kemiskinan secara rohani dan jasmani hadir dalam hidup kita.  Orang yang malas atau bermalas-malasan tidak akan mendapatkan apa-apa. Allah bahkan menyuruh kita untuk belajar dari binatang semut, yang walaupun lemah dan kecil tetapi rajin bekerja (Amsal 6:6). Semut tidak ada yang pernah diam, dia akan terus bekerja mengumpulkan makanan. Ingat, kemalasan adalah awal kemiskinan.

Setiap kita harus mengingat panggilan penting Tuhan di dalam hidup kita. Jangan terlena dengan kehidupan yang nyaman di dunia hingga kita mengabaikan panggilan Tuhan. Lakukan setiap hal dengan sebuah antusias untuk Tuhan, di dalam pekerjaan, pelayanan, keluarga, pendidikan, dll. Segera selesaikan panggilan Anda, jangan menunda, penuhilah janji-janji Anda kepada Tuhan. Anda selalu bisa memilih: malas-malasan atau berinisiatif. Jadilah inisiator yang menghadirkan perubahan mulai dari hal-hal yang sederhana dengan hidup berintegritas.

Janganlah terlena oleh rasa nyaman! Apalagi berhenti meningkatkan kualitas diri hanya karena takut tantangan. Perjuangan membangun iman dan kehidupan harus terus berlanjut.

Amin, Tuhan Yesus Memberkati

RM-DOT

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *