Tetelestai – Sudah Selesai

Renungan Harian Senin, 21 April 2025
Yohanes 19:28–30
Lukisan yang Tidak Pernah Selesai
tentang Gilbert Stuart, pelukis terkenal Amerika yang dikenal karena lukisannya tentang George Washington. Lukisan tersebut tidak pernah selesai secara penuh, namun ironisnya tetap menjadi salah satu lukisan paling terkenal dan banyak ditampilkan di berbagai tempat — bahkan di uang kertas dolar. Ilustrasi ini menggambarkan bahwa banyak pekerjaan manusia, seberapa pun hebatnya, sering tidak pernah benar-benar selesai.
Karya Kristus yang Selesai Sempurna
Berbeda dengan karya manusia yang penuh keterbatasan, Yesus menyelesaikan karya-Nya secara sempurna. Dalam Yohanes 19:28-30, Yesus berseru di kayu salib dengan satu kata yang sangat kuat: “Tetelestai” – yang berarti “Sudah selesai!”
Makna dari Kata “Tetelestai”
Dalam bahasa Yunani, Τετέλεσται (Tetelestai) berasal dari kata dasar teleō, yang berarti “menyelesaikan”, “membayar lunas”, atau “membawa pada akhirnya”. Kata ini digunakan dalam bentuk perfect tense, menunjukkan bahwa pekerjaan itu telah selesai sekali untuk selamanya, dan hasilnya berlangsung untuk selamanya. Di masa itu, kata “Tetelestai” sering dicap pada kuitansi untuk menyatakan bahwa hutang telah dibayar lunas.
Makna Rohani dari “Tetelestai” bagi kehidupan orang Percaya
1. “Tetelestai” – Misi Pendamaian yang Selesai dengan Sempurna
Ketika Yesus berkata “Tetelestai”, Ia menyatakan bahwa seluruh misi penyelamatan umat manusia yang diberikan oleh Allah Bapa telah diselesaikan dengan sempurna. Ini bukan sekadar akhir dari penderitaan-Nya, melainkan penggenapan seluruh rencana keselamatan sejak awal dunia.
Segala nubuat dalam Perjanjian Lama mengenai Mesias telah tergenapi. Yesaya 53, Mazmur 22, dan banyak bagian lain menggambarkan penderitaan dan kemenangan Sang Juruselamat — semua telah terjadi tepat seperti yang dijanjikan. Yesus telah menjadi korban yang sempurna, satu-satunya yang layak untuk menebus dosa manusia secara utuh dan kekal.
Dalam sistem ibadah Perjanjian Lama, korban binatang harus dilakukan berulang kali. Tapi melalui salib, Yesus mempersembahkan diri-Nya satu kali untuk selamanya (Ibrani 10:12). Tidak ada lagi tambahan atau usaha manusia yang bisa atau perlu ditambahkan untuk memperoleh keselamatan. Segalanya telah diselesaikan oleh Kristus.
Dalam konteks ini, “Tetelestai” berarti tidak ada yang kurang, tidak ada yang tertunda. Semuanya telah digenapi sesuai kehendak Bapa. Yesus telah menyelesaikan seluruh rencana Allah untuk menebus manusia. Tidak ada lagi korban yang perlu dipersembahkan.
Ibrani 10:10: “Kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.”
2. “Tetelestai” – Misi Pendamaian yang Berdampak Sempurna
Bukan hanya selesai, tetapi dampaknya juga sempurna dan abadi. Kemenangan Yesus di kayu salib membawa pengaruh yang sangat besar bagi seluruh umat manusia, dan sampai hari ini terus berdampak.
Dosa manusia telah dibayar lunas. Dalam budaya Yunani kuno, “Tetelestai” sering dicap di kuitansi sebagai tanda bahwa utang telah lunas. Ini mengandung makna bahwa dosa kita tidak lagi ditagih, karena Kristus telah membayarnya secara tuntas. Salib Kristus membuka jalan bagi manusia untuk berdiri kembali di hadapan Allah, bukan sebagai musuh, tetapi sebagai anak-anak-Nya.
Dampak dari “Tetelestai” juga berarti bahwa tidak ada penderitaan, pergumulan, atau masalah hidup yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah (Roma 8:38-39), karena karya pendamaian itu telah sempurna dan kekal.
Bagaimana dengan Kita?
Jika Yesus telah menyelesaikan misi-Nya dengan sempurna, bagaimana dengan kita? Apakah kita juga sedang menyelesaikan panggilan hidup kita? Apakah kita hidup dalam terang karya salib-Nya? Jangan sia-siakan anugerah yang telah Yesus bayar lunas di kayu salib. Mari kita hidup dengan tujuan dan pengabdian, sebab Kristus telah memberikan segalanya bagi kita.
“Tetelestai” adalah seruan kemenangan, bukan kekalahan.
Yesus tidak mati dalam kekalahan, melainkan dengan menggenapi rencana Allah dengan sempurna.
“Tetelestai” bukan hanya pernyataan bahwa tugas Yesus selesai, tetapi juga bahwa hidup kita sebagai orang percaya dimulai dalam kemenangan salib. Salib bukan akhir cerita—itu adalah awal dari kemenangan dan kehidupan kekal bersama Kristus.
Mari kita hidup sebagai orang-orang yang telah ditebus lunas, dan terus berjalan dalam kehendak-Nya hingga akhir hidup kita.
Tuhan Yesus memberkati
Rangkuman Khotbah
Pdt. Toni Irawan