The Power of “Ojo Dumeh”
Renungan Youth Selasa, 08 September 2020
Kisah Para Rasul 12 : 20-23
Isi Renungan :
Syalooom… selamat pagi teman- teman remaja pemuda ELOHIM. Apa kabarnya hari ini? Semoga kita sehat dan selalu dalam lindungan Tuhan. Setiap masyarakat pasti memiliki nilai-nilai luhur yang dijadikan pegangan tatanan hidup. Tatanan itu berlangsung turun temurun dan menjadi warisan yang sangat berharga bagi warganya. Seperti masyarakat lainnya, masyarakat jawa juga memiliki nilai-nilai luhur yang sampai hari ini masih dipegang; yakni “ojo dumeh”. Artinya: tidak mentang-mentang. Pesan ini biasanya disampaikan oleh orang tua kepada anaknya dari sejak kecil hingga dewasa, dengan maksud agar anaknya tidak menjadi orang yang suka mentang-mentang dan harus menghargai yang lainnya.
Berbeda dengan seorang yang dituliskan dalam
Kisah Para Rasul 12: 20-23,”Herodes sangat marah terhadap orang Tirus dan Sidon. Atas persetujuan bersama mereka pergi menghadap dia. Mereka berhasil membujuk Blastus, pegawai istana raja ke pihak mereka, lalu mereka memohonkan perdamaian, karena negeri mereka beroleh bahan makanan dari wilayah raja. Dan pada suatu hari yang ditentukan, Herodes mengenakan pakaian kerajaan, lalu duduk diatas tahta dan berpidato kepada mereka. dan rakyatnya bersorak membalasnya: Ini suara allah dan bukan suara manusia! dan seketika itu juga ia ditampar malaikat Tuhan karena ia tidak memberi hormat kepada Allah; ia mati dimakan cacing-cacing.”
Herodes sendiri berupaya dengan gigih untuk terus menerus menjadi popular dan termasyur dimata rakyatnya. Berbagai cara ditempuhnya, mulai dari memberlakukan hukuman mati bagi Petrus (Kis 12:19) sampai memonopoli bidang ekonomi dan pangan dari wilayah tetangga yang tidak dapat secara langsung ia kendalikan (Kis 12:20). Berbagai kebijakan dilakukan agar para petinggi dari wilayah tetangga seperti Tirus dan Sidon, datang menghadap Herodes dan memohon belas kasihan. Mentang-mentang Herodes mempunyai kuasa atau otoritas sebagai penguasa, Herodes mulai menyombongkan dirinya. Ia ingin rakyatnya menjadikan dirinya sebagai “Allah”. hal itu tampak dari pidatonya (21-22). Disini terlihat jelas, Herodes begitu congkak utnuk menandingi Allah. namun yang terjadi adalah, Herodes mati ditampar malaikat Allah, dan dimakan cacing-cacing (23).
Ketika kita membaca bagian ini, mungkin kita akan mengatakan,”Ah… mana mungkin aku bertindak seperti Herodes yang berusaha menandingi Allah?” Namun disadari atau tidak, dalam hal kecil terkadang kitapun sudah bertindak menandingi dan melebihi Allah.
Marilah kita lebih lagi memperhatikan hidup kita, jangan mentang-mentang kita punya harta, kekayaan, keahlian, jabatan, ketampanan, kecantikan, kepopuleran yang lebih, sehingga kita menjadi sombong. Firman Tuhan mengatakan
“Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.” (I Petrus 5:5c).
So, ojo dumeh ya… teman-teman.
“OJO DUMEH” adalah pesan agar kita tidak menjadi sombong dengan keberadaan diri dan belajar untuk menghargai orang lain.
Komitmenku hari ini
Aku belajar untuk memiliki kerendahan hati, aku menyadari bahwa semuanya karena berkat Tuhan dalam hidupku
Tuhan memberkati.
MW – MLE