The Second Mile

May 2, 2022 0 Comments

Dalam injil Matius 5-7, khutbah Yesus yang paling panjang adalah waktu dia berkhotbah di bukit. Khotbah dibukit adalah bagian yang sangat penting, dimana setiap orang percaya harus mempelajarinya dengan detail, dengan sungguh-sungguh, karena didalamnya terdapat paradigma kehidupan warga Kerajaan Allah.

Matius 5:20, Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

Disini Yesus menegaskan, agar kehidupan orang percaya itu memiliki nilai yang positif, dan itulah yang dituntut dari kita sebagai orang percaya.

Matius 5:38-41, Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Dan siapa pun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.

3 Paradigma Kehidupan “2 MIL”

1. Paradigma kehidupan 2 MIL adalah paradigma kehidupan dari orang-orang yang penuh dengan kasih karunia.

Dalam ayat 38, disana kita dapat melihat Hukum Pembalasan (Retaliasi)-Lex Talionis, dan pertama kali tercatat didalam keluaran 21:24; Ul 19:21.

Kalo kita memandang hal ini di jaman generasi milenial saat ini, mungkin hal ini terlalu kejam, sadis, dan sebagainya, namun kalau kita memandang dari sudut pandang orang-orang pada masa lalu, hukum ini dimaksudkan untuk mencegah pertumpahan darah yang lebih parah.

Ayat 39, Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.

Mayoritas manusia menggunakan tangan kanannya. Jikalau dia mau menampar seseorang dengan pipi kanan tentu dia harus menggunakan tangan kirinya; demikian pula sebaliknya. Tapi kalau dia masih mau menampar pipi kanan seseorang dengan tangan kanan, dia harus menggunakan bagian punggung dari telapak tangannya.  Dan didalam tradisi Ibrani, melakukan hal tersebut adalah sesuatu yang amat tercela; karena orang yang melakukannya bukan saja melukai fisik dari seseorang yang ditamparnya; aksi tersebut juga melambangkan penghinaan dan perendahan pada martabat dan harga diri seseorang.

“Jika seseorang memukul sesamanya dia harus bayar 100 zuz; Jika dia menampar sesamanya dia harus bayar 200 zuz; Jika dia menampar sesamanya dengan bagian belakang telapak tangannya dia harus  bayar 400 zuz”

Zuz adalah koin, mata uang kuno pada masa itu. Kenapa menampar seseorang dengan bagian belakang telapak tangan, dendanya lebih besar? Karena dia bukan hanya menampar, tetapi dia juga sudah merendahkan martabat orang tersebut. Didalam masa perjanjian lama, hukum pembalasan, yaitu mata ganti mata, gigi ganti gigi berlaku, jika ada yang menyakiti kita, harus dibalas sesuai dengan apa yang dia perbuat.

Namun, Yesus lebih dari itu mengajar kita. justru Yesus mengajarkan hal yang simple, yaitu setiap orang yang menganggap dirinya seorang murid, tindakannya harus berdasarkan kasih karunia.

2. Paradigma kehidupan 2 MIL adalah paradigma kehidupan yang mengutamakan kemurahan hati

Ayat 40, Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu.

Kalau kita melihat, kata jubah sedikit tidak nyambung dengan kehidupan kita pada jaman ini, namun pada abad pertama, mari kita melihat, bagaimana jika seseorang mengadu dan meminta jubah.

Tentang Jubah

Keluaran 22:26-27  Jika engkau sampai mengambil jubah temanmu sebagai gadai, maka haruslah engkau mengembalikannya kepadanya sebelum matahari terbenam, sebab hanya itu saja penutup tubuhnya, itulah pemalut kulitnya — pakai apakah ia pergi tidur? Maka apabila ia berseru-seru kepada-Ku, Aku akan mendengarkannya, sebab Aku ini pengasih.”

Pada jaman Israel kuno, jubah adalah sesuatu yang vital, dimusim dingin jubah akan melindungi mereka dari hawa yang sangat dingin, dan dimusim panas akan melindungi mereka dari teriknya panas sinar matahari.

Baju (tunic-English)

Jikalau Jubah seseorang mendapatkan perlindungan yang sangat kuat dari Torat; hingga dalam perkara hukum meski seseorang boleh menyita baju seseorang; dia harus mengembalikannya pada petang hari.  Namun tidak demikian dengan baju.  Dia boleh menyitanya tanpa harus mengembalikannya di waktu petang.

Dan apa yang diajarkan Yesus disini? Yesus mengajarkan “The Spirit of Generosity”

Dengan kata lain  Yesus seolah berkata; “Jika dalam perkara hukum ini, kamu tidak puas, dan perlu mengambil bajuku, ambillah, bajuku boleh menjadi milikmu; dan bukan itu saja ambil juga jubahku dan engkau tidak perlu mengembalikannya di waktu petang!”

Inilah yang disebut dengan nama  “the spirit of generosity” (Semangat kemurahan)

Biarlah prinsip ini ada dalam kehidupan kita, sehingga kita menjadi orang yang bermurah hati, tidak kikir, tidak pelit, dan kita juga bermurah hati untuk pekerjaan Tuhan. Karena Tuhan juga sudah bermurah hati untuk kita, bahkan dia memberikan nyawanya menjadi tebusan untuk segala dosa dan pelanggaran kita.

3. Paradigma kehidupan 2 MIL adalah paradigma kehidupan dari orang-orang berusaha hidup melampaui level medioker (living above the level of mediocrity)

Medioker adalah kata serapan (dari Bahasa Inggris: Mediocre) yang mengandung arti: ya tidak baik, ya tidak buruk, rata-rata. Namun menariknya Yesus menghendaki agar murid-muridNya hidup diatas level rata-rata.

Ayat 41, Dan siapa pun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.

Ini sangat penting untuk kehidupan kita, hidup kita harus diatas level rata-rata, karena banyak orang yang puas dengan kehidupan yang rata-rata saja.

Namun, jika kita ingin betul-betul mau untuk menjadi murid Yesus yang baik, kita harus berusaha untuk lebih dari sekedar rata-rata yang orang biasa lakukan

Karena yang namanya kebesaran itu selalu dimulai, ketika kita memutuskan untuk berhenti dari mediocrity. “GREATNESS BEGINS WHERE MEDIOCRITY ENDS”

Thomas A. Edison, “Genius is one percent inspiration, ninety-nine percent perspiration”

Rangkuman Khotbah

Pdt. Gani Wiyono

TUHAN YESUS MEMBERKATI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *