“Tongkat Didikan yang membebaskan”
Renungan Harian Youth, Sabtu 13 Maret 2021
Syalom rekan-rekan Elohim Youth … kiranya berkat dan Penyertaan Tuhan ada dalam kehidupan kita semuanya … sebelum kita melanjutkan aktifitas hari ini yuk kita sama-sama mau merenungkan Firman Tuhan.
Hari ini kita akan belajar bersama tentang kisah Anak yang Terhilang dalam Injil Lukas 15:11-32, tentunya kisah ini bukanlah kisah yang asing buat kita semuanya. Mari kita belajar bersama mengenai keadaan “Si Bungsu” yang memilih untuk keluar dari rumahnya. Kisah si bungsu diawali ketika dia mulai tidak mengharagai keberadaan bapanya. Ketika dia meminta hak warisannya kepada bapanya yang masih ada menggambarkan adanya ketidakpuasan dalam diri si bungsu walaupun dia sudah menikmati berkat yang luar biasa disediakan oleh bapanya. Mungkin jika kita bayangkan ketidakpuasan ini bisa jadi karena adanya Batasan yang dia miliki yaitu Bapanya sendiri.
Ketika dia memilih untuk keluar dari rumahnya yang dia kejar adalah “KEPUASAN DIRI” … namun apakah kebebasan itu memuaskannya? Bisa jadi iya tetapi sementara dan sebaliknya kebebasannya menghantarkan dirinya kepada keterikatan kepada kejatuhan dan kegagalan kehidupan. Kemudian diceritakan bahwa dia melarat dan tidak memiliki apa-apa sampai dia harus bekerja hanya untuk mencari sesuap nasi. Si Bungsu seolah-olah bebas memilih keinginannya namun dia tidak bebas dan terikat dengan konsekuensi dari pilihannya yaitu kejatuhan dan kegagalan.
Dari sepenggal kisah perumpamaan diatas kita belajar bersama “Tidak ada kebebasan yang memberikan kebebasan” karena setiap pilihan yang kita ambil selalu ada konsekuensinya yang kita tidak bebas untuk memilih dan semakin mengikat.
Mari bertanya kepada anak-anak muda yang memilih hidup bebas dengan kemauannya, tidak suka dengan aturan dirumah, memilih tidak sekolah karena Pendidikan dianggap sebagai hal yang berat dan mengikat hidupnya, menolak semua aturan dan memilih untuk hidup bebas. Pertanyaannya adalah apakah benar pilihan itu membawa kepada “Kebebasan” yang sebenarnya? Jawabannya adalah itu sementara, karena sebenarnya mereka tidak sadar bahwa mereka sedang mengikatkan diri mereka kepada belenggu kegagalan, kehilangan masa depan dan kehancuran diri mereka sendiri.
Karena itulah sebagai anak-anak Tuhan, jangan melihat setiap didikan yang ada dalam hidupmu adalah sebuah “belenggu” yang mengikat kalian. Disiplin dan didikan memang bukanlah hal yang enak ketika kita menjalaninya tetapi sebenarnya didikan itulah yang akan mengikatkan diri kita kepada masa depan yang penuh dengan keberhasilan.
Tongkat Didikan bukanlah belenggu yang membatasi kebebasan kita tetapi sebaliknya akan membebaskan kita dari Belenggu Kebodohan dan memberikan Masa Depan yang indah
Tepat seperti yang dicatat dalam
Amsal 22:15 Kebodohan melekat pada hati orang muda, tetapi tongkat didikan akan mengusir itu dari padanya.
“Kebodohan melekat pada hati orang muda” ini adalah catatan penulis Amsal, seorang yang bijaksana sedang mengingatkan orang-orang muda dengan kelemahannya. Berbicara mengenai anak muda, acapkali berbicara mengenai kekuatan, impian masa depan, kesegaran, namun ada hal lain yang harus diwaspadai dan disadari oleh setiap anak muda adalah “KEBODOHANNYA” …
Apakah Kebodohan itu? Dalam konteks ayat diatas dideskripsikan sebagai seseorang yang membenci hikmat, tidak merasa bersalah saat dirinya bersalah, suka bertengkar, tidak dapat menahan hawa nafsunya dan tidak mempedulikan aturan. MARI KITA MENYADARI sebagai anak muda, ada kebodohan yang melekat dalam kehidupan kita ..
Bagaimankah caranya untuk melepaskannya?
“tetapi tongkat didikan akan mengusir itu dari padanya”
Tongkat ~ bukan lambang kenikmatan, tetapi lambang disiplin … tidak menyenangkan tetapi didikanlah yang akan mengusir kebodohan anak-anak muda, sehingga mereka akan mampu untuk mengambil pilihan-pilihan yang tepat dalam kehidupan mereka.
Amsal 22:6 … Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.
Ajarlah seorang anak untuk memilih jalan yang benar, maka setelah dewasa ia akan tetap berada di jalan itu. (Firman Allah Yang Hidup)
Karena itu rekan-rekan, jika kita menginnginkan “kebebasan yang sebenarnya” pilihlah “dibebaskan dari kebodohan” dengan menerima tongkat didikan.
SIKAP UNTUK MENERIMA TONGKAT DIDIKAN
1. Tidak menyerah dengan didikan
Kenapa orang tua memerlukan kendali? Kendali diperlukan oleh karena ketidak dewasaan dan kebodohan anak-anak, tetapi juga oleh karena kecenderungan yang alami untuk pemberontakan. Oleh karena kejatuhan manusia, pemberontakan tidak bisa dipisahkan dalam kita.
2. Tidak melawan ketika didisiplin ~ siap untuk dikoreksi.
Tongkat didikan bukanlah hal yang menyenangkan buat daging, dikekang itu tidak menyenangkan, karena itu nasehat yang penting adalah jangan melawan ketika ada didikan.
3. Menanggalkan Ego dan memiliki ketundukan
Tuhan telah mendirikan,tetapkan institusi otoritas (rantai komando) seperti pemerintah dan keluarga untuk perlindungan masyarakat. Institusi ini dirancang untuk mewakili otoritas Tuhan di dalam batasan-batasan tertentu atau menentukan batas dalam rangka mengendalikan kecenderungan yang alami didalam manusia untuk memanfaatkan dan merugikan orang lain. Seseorang yang mau dididik harus memiliki ketundukan diri.
Komitmenku hari ini
Aku tidak mau menolak setiap didikan yang aku terima, walaupan tidak menyenangkan tetapi ini adalah pilihan terbaik yang akan menghantarkanku kepada masa depan yang diberkati Tuhan
YNP – Ads
PENGUMUMAN …
Buat rekan-rekan youth … jangan lupa nanti sore di chanel youtube Elohim ministry … Nanti sore ada EL-Rei jam 16.30 yang akan menemani kalian untuk memahami isu-isu yang banyak anak muda hadapi, dan tentunya kita akan belajar juga dari sudut pandang Firman Tuhan … dan tema kita nanti sore adalah “Karakter yang Kuat”… kita akan sama-sama belajar bagaimana membangun kehidupan yang berkarakter didalam Kristus.
Dan Juga jangan lupa buat Ibadah sudah bisa digedung gereja jam 06.00 pagi dan tentunya jangan lupa tetap dengan protokol kesehatan dan Sunday Funday jam 08.15 di channel youtube Elohim ministry.