Ujian Sebuah Kesetiaan

October 1, 2024 0 Comments

Renungan Harian Selasa, 01 Oktober 2024

Bacaan : Daniel 3:8-18

Nats : Daniel 3:18, Hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu

Syalom bapak ibu saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus . . . .

Seorang perawat muda sedang membantu operasi untuk pertama kalinya. Ketika dokter selesai mengoperasi, perawat itu melapor kepadanya bahwa sang dokter telah menggunakan 12 lembar kain kasa, tetapi saat dihitung setelah operasi hanya ada 11. Dengan kasar dokter itu menjawab bahwa ia telah mengeluarkan semua kain kasa dari dalam tubuh pasien. Si perawat bersikeras bahwa kain kasanya hilang satu, tetapi dokter itu berkata bahwa ia akan melanjutkan tugasnya dengan menjahit sayatan operasi pasien. Dengan mata menyala-nyala perawat itu berkata, “Anda tidak boleh melakukannya! Pikirkan nyawa pasien Anda!” Sang dokter tersenyum dan mengangkat kakinya. Ditunjukkannya kain kasa kedua belas yang dengan sengaja telah dijatuhkannya ke lantai. “Kau lulus ujian!” katanya. Rupanya sang dokter sedang menguji si perawat.

                Ketiga sahabat Daniel menghadapi ujian dalam bentuk yang berbeda (Daniel 3), tetapi mereka juga tak tergoyahkan. Mereka tak gentar sekalipun tahu bahwa penolakan mereka untuk menyembah berhala dapat membuat mereka kehilangan nyawa. Mereka membuktikan kesetiaan kepada Allah dengan memegang teguh pendirian mereka.

Hanya orang yang beriman yang benar-benar percaya bahwa Allah berkuasa mutlak mengendalikan situasi kehidupannya. Biasanya, dalam kehidupan sehari-hari kita mengatakan Allahlah yang mengendalikan apa yang terjadi dengan kita, tetapi kita sering tidak sungguh-sungguh memercayai kata-kata itu dan menganggap situasinya memang harus terjadi demikian. Kita bersikap seolah-olah semua hal yang terjadi dikendalikan sepenuhnya oleh manusia. Untuk setia dalam setiap keadaan berarti kita hanya memiliki satu kesetiaan, atau hanya memiliki satu objek iman kita, yaitu Tuhan Yesus Kristus.

Allah bisa saja membuat situasi kita tiba-tiba porak-poranda, yang mungkin membuat kita tidak memercayai-Nya karena tidak menyadari bahwa Dia yang memerintah atas segala situasi. Kita tidak pernah melihat apa yang tengah dikerjakan-Nya dalam kita dan kejadian yang persis sama tidak akan pernah terulang dalam hidup kita. Di sinilah ujian kesetiaan kita datang. Jika kita sungguh mau belajar untuk menyembah Allah, bahkan dalam situasi-situasi sulit, Dia akan mengubahnya menjadi lebih baik dengan sangat cepat, jika Dia menghendakinya.

Tuhan mengizinkan ujian dan pencobaan memasuki hidup anak-anak-Nya. Tantangan ini dapat berupa kesempatan untuk memuaskan keinginan daging, atau serangkaian situasi yang mematahkan semangat. Apa pun bentuknya, jangan menyerah. Kita harus tetap berdiri di atas kebenaran, dan percaya bahwa Allah menyediakan semua anugerah yang kita butuhkan (1 Korintus 10:13).

Apakah Anda telah “diuji dan tetap setia”? –Herb Vander Lugt

BATU PERMATA MENJADI HALUS KARENA DIASAH

BEGITU JUGA KITA MENJADI SEMPURNA KARENA DIUJI

Bapa di sorga, kuatkanlah aku untuk tetap setia ketika ujian dan pencobaan menerpa hidupku. Celikkan mata hatiku untuk dapat melihat karyaMU yang besar yang Engkau janjikan bagi orang yang setia kepada-Mu.

Tuhan Memberkati

TC

Bacaan Alkitab hari ini : Kitab Ayub pasal 27 dan 28

https://elohim.id/bacaan-alkitab-selasa-01-oktober-2024/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *