A SMALL CUP OF COFFEE
Renungan Harian Youth, Rabu 26 Juni 2024
Ketika menghadapi masalah berat dalam hidup, kita sering kali mengeluh dan sulit berpikir jernih. Ada sebuah filosofi yang sering digunakan saat masalah datang bertubi-tubi yaitu “Pahitnya kehidupan tak sepahit kopi segelas.” Kalimat ini sering dijumpai di berbagai kedai kopi atau kafe, yang bertujuan untuk membuat penikmat kopi bisa santai sejenak dan menenangkan pikiran. Meskipun masalah mungkin terasa pahit, kita diingatkan bahwa rasa pahit itu bisa hilang, seperti pahitnya kopi yang bisa dinikmati.
Lewat kalimat tersebut, kita diajarkan untuk tidak takut dengan masalah, seberat apapun itu, tapi sebaiknya kita menikmatinya. Karena, sepahit apapun masalah kita, masih ada rasa kopi yang lebih pahit. Jadikan masalah sebagai alat untuk melatih diri agar kita bisa menjadi lebih kuat. Ada beberapa tipe orang dalam menikmati kopi. Ada yang minum kopi sebelum memulai hari, sadar bahwa banyak masalah yang menanti. Ada juga yang minum kopi untuk lari sejenak dari masalah, mencari jalan keluar dengan pikiran tenang. Kita bisa menjadi tipe yang mana saja, tergantung cara kita menyikapi masalah.
Hidup dengan keramahan hati meskipun ditengah kepahitan yang ada merupakan hal yang luar biasa dan sulit untuk dicapai.
We human beings are not to produce ‘perfect’ books. The danger of such perfection is that a man can understand without the help of the Holy Spirit.
Namun, jika Tuhan memberikan kita buku, buku itu akan selalu berupa fragmen-fragmen yang tidak utuh, tidak selalu jelas atau konsisten atau logis, dan mungkin tidak memiliki kesimpulan. Meskipun demikian, lembaran buku tersebut datang kepada kita dalam kehidupan dan memberikan kehidupan kepada kita.
Menikmati Rasa pahit, sebab sepahit apapun kopi yang diminum pasti akan tersenyum pada akhirnya, sebab dia menikmati akan hal itu. Tetapi jika orang nya terburu – buru meminum kopi karena tidak suka akan pahitnya dan lebih memilih menambahkan gula biar manis, berarti mungkin ia tipe orang yang melakukan sesuatu dan cepat akan kehilangan ketenangan, sebab tidak bisa menikmati pahitnya dari secangkir kopi.
We sometimes come to crossroads in our lives, where we have to make decisions with far-reaching consequences. Decisions such as the choice of a career and a life-partner affect our entire future.
Sepahitnya masalah yang datang maka utamakan keramahan dan kerendahan hati. Biarpun banyak hal yang mengganggu, seperti ada orang yang mengumpat, membuat kita mengumpat juga, ataupun membuat kita kehilangan sukacita dan ketenangan diri, serta melakukan hal yang kurang berkenan, tapi tetap milikilah adalah keramahan dan kerendahan hati mau mengampuni dengan sukacita dan penuh kasih. Kita harus bisa untuk Hidup tenang, ramah kepada semua orang dan menjalani dengan sukacita dan penuh ucapan Syukur. Pergumulan dan persoalan yang dihadapi karena orang lain, sering kali membawa kepada rasa benci dan marah yang mana hal itu tidak menyenangkan hati Tuhan Yesus. Hati yang ramah tidak penuh kebencian dan dendam membuat kita bisa menjalani hidup dengan bersyukur, seperti seseorang yang sedang menikmati secangkir kopi yang pahit. Hal – hal yang kita lakukan semuanya tentang percaya kepada Allah. Apa yang akan terjadi dimasa depan, bagaimana Allah memperlakukan orang itu (entah mengampuni atau menghukum), dan apa yang akan orang itu lakukan pada kita, sesungguhnya itu bukan lagi urusan kita.
Biarkan Allah yang bekerja dan kita tinggal menikmatinya saja dengan selalu hidup penuh kerendahan hati dan keramahan tidak pernah dilupakan yang bisa dibagikan kepada sesama.
Austin Sims memiliki COFFEE SHOP CUPS Coffee & Tea di Roanoke, Virginia, Amerika Serikat. Memiliki aturan yang mungkin diluar apa yang kita pikirkan, tetapi kita bisa belajar dari hal tersebut. Austin Sims, pemilik Kafe Cups memiliki ide brilian untuk penjualan kopi di kafenya. la menetapkan tiga harga untuk segelas kopi yakni bila dirupiahkan sekitar 65 ribu, 40 ribu dan 22 ribu rupiah. “Apa yang membedakan?” Ucapan pembeli ketika memesan kopi tersebut. Austin membuat peraturan jika pembeli yang memesan sambil berkata, “Hello,I’d like one small coffee, please“, dapat membayar dengan harga termurah. Harga sedikit lebih mahal harus dibayar oleh pembeli yang berkata, “One small coffee, please.” Nah, harga paling mahal harus dibayar konsumen yang hanya berkata “One small coffee” karena ia dianggap paling tidak sopan dan tidak ramah oleh Austin. Ide kreatif ini pun direspons oleh publik dengan luar biasa kemudian menjadi viral dan diliput oleh banyak media. Padahal, Austin tidak berniat mencari sensasi. la hanya ingin agar para pembeli memanusiakan pekerjanya dengan menunjukkan keramahan saat memesan kopi.
Efesus 4:32 Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
Ketika melakukan kebaikan, akan dibalas dengan berkat yang berlimpah karena Allah senantiasa memperhatikan tindakan kita. Perbuatan baik selalu dihadiahi dengan kebaikan. Mengamalkan keramahan kepada semua orang akan mengisi hidup dengan makna dan berbagai pengalaman berharga. Namun, perbuatan jahat akan berujung pada hukuman. Tuhan mengajarkan kita untuk saling mengasihi dan bersikap ramah kepada sesama. Saat kita terus menerus melakukan kebaikan tanpa mengharapkan balasan, kegagalan atau kesulitan tidak akan menghalangi kesuksesan. Allah tidak pernah mengabaikan kita. Ketika menghadapi kegagalan atau rintangan, sebagai orang yang percaya kepada Tuhan, jangan menyerah pada proses yang sedang dijalani. Belajarlah dari kegagalan dan rintangan tersebut. Ketika kita merasa terpuruk dan menjauh dari Allah, ini adalah waktu yang tepat untuk meminta pertolongan-Nya. Mendekatlah pada-Nya dalam saat-saat sulit.
Masihkah keramahan menjadi perkara yang penting bagi kita? Apakah dalam bekerja maupun dalam pergaulan dlingkungan kerja dan pertemanan, keramahan masih dapat dinikmati oleh orang – orang yang ada disekitar kita seperti konsumen, pelanggan, klien bisnis bagi yang bekerja ataupun memiliki usaha, kapan pun mereka berhubungan dengan kita, datang ke toko, saat berkunjung ke kantor ataupun saat kebetulan bertemu di suatu tempat? Jika jawaban untuk semua pertanyaan di atas adalah “Ya”, selamat kita telah siap menerima berkat atas keramahan yang kita tunjukkan selama ini.
Keramahan yang sejati akan muncul dari hati yang mengasihi dan menghargai sesamanya
Tuhan Yesus memberkati
LW- NDK