Anti APATIS

Renungan Harian Kamis, 08 September 2022
Bacaan : Kejadian 13
Ayat pokok: Kejadian 13:1-18
Shalom… Selamat Pagi bapak, ibu dan saudara yang terkasih dalam Tuhan.
Renungan pada pagi ini diawali dengan sebuah kutipan dari seorang penulis buku kristen bernama Helen Keller, beliau berkata demikian; “kami mungkin telah menemukan obat untuk sebagian besar kejahatan; tetapi tidak menemukan obat untuk yang terburuk dari mereka semua – sikap apatis (acuh tak acuh; tidak peduli; masa bodoh) dari manusia.” Arus modernisasi dan semngat Individualistis telah membuat sikap apatis menjadi sesuatu yang biasa dikalangan masyarakat saat ini. Banyak orang yang tidak peduli lagi dengan apa yang terjadi di sekitarnya dan perhatian mereka hanyalah diri mereka sendiri.
Diawali dengan kisah perjalanan Abram pergi ke Mesir karena terjadi bencana kelaparan di tanah Negeb, pada prosesnya Abram mengalami banyak masalah yang muncul. Akhirnya Abram kembali ke tanah Kanaan dan dari Mesir dia mendapatkan kekayaan yang melimpah. Ketika kembali ke tanah Negeb, karena milik kepunyaan Abram dan Lot banyak, terjadilah perselisihan antara gembala Abram dan gembala Lot. Kemudian mereka berdua sepakat untuk berpisah, Lot memilih lembah yordan karena seperti taman Tuhan, tetapi Abram memilih menetap di Kanaan.
Dari kisah dalam Kejadian 13 di atas, ada beberapa prinsip kehidupan berkaitan dengan sikap tidak mementingkan diri sendiri yang dapat kita pelajari bersama, yaitu;
1. Ketika kita tidak mementingkan diri sendiri, konflik dapat terselesaikan.
Ada beberapa fakta dalam kisah ini;
Yang pertama; “berkat” dapat melahirkan konflik.
Yang kedua; diperlukan sikap “bijak” untuk membuat revolusi penyelesaian konflik tersebut dan Abram berhasil.
Abram mengabaikan kepentingan dirinya sendiri dan mengalah dengan memberikan kesempatan pertama kepada Lot untuk memilih. Dia tidak mementingkan diri sendiri, supaya konflik yang terjadi tidak berkepanjangan dan dengan iman mengikuti tuntunan Tuhan (Kejadian 13:14-17).
2. Ketika kita tidak mementingkan diri sendiri, kita sedang mempercayakan hidup kita kepada Tuhan.
Abraham tahu dengan menyerahkan pilihan pertama kepada Lot, dirinya akan mendapat bagian yang buruk (dari sudut pandang manusia). Namun dia paham benar bahwa tindakan yang dilakukannya bukanlah pilihan yang sia-sia, karena Abram tahu kepada siapa dia percaya.
Abram memilih “SIAPA” yang dia tahu, dari pada apa yang dia tahu (pengalaman hidup bersama Tuhan sang pemelihara sejati), Lot memilih apa yang dia tahu, dari pada [ketimbang] siapa yang dia tahu.
Jawaban Tuhan atas Iman Abram adalah; “Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ketimur dan ke barat, utara dan selatan, sebab seluruh negeri yang kau lihat itu akan KU berikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya.” Tuhan memberikan seluruh tanah perjanjian kepada Abram dan keturunannya untuk selamanya.
Bapak, ibu dan saudara yang terkasih, ketika kita memilih Tuhan dan percaya dengan iman yang sungguh-sungguh kepada-NYA, maka Tuhan akan memberi kita segala yang menjadi kebutuhan kita.
3. Ketika kita tidak mementingkan diri sendiri, kita sedang membangun warisan yang bernilai kekal.
Lihatlah janji yang Abram terima dari Allah yaitu bahwa dia dan keturunannya akan memiliki negeri dimana mereka tinggal sampai selama-lamanya.
Bapak, ibu dan saudara yang terkasih, lembaran-lembaran sejarah di dunia dipenuhi dengan goresan-goresan tinta emas dari orang- orang yang berhasil menaklukkan keegoisannya, yaitu orang – orang yang tidak mencari kepentingan diri sendiri.
Contoh yang dekat dengan kita adalah kisah tentang “William Surya Jaya” dalam buku “Man of Honor” kehidupan, semangat dan kearifan William. Dia adalah Pendiri Astra. Pada tahun 1992 harus menjual seluruh saham perusahaannya yang berjumlah 100 juta lembar untuk menutup masalah hutang Bank SUMA yang adalah perusahaan milik anaknya. Hal ini dilakukan untuk menutupi kredit macet Bank SUMA sebesar 1,2 Trilyun. Dia tidak mau negara dan banyak orang di rugikan karena kasus tersebut.
Bapak, ibu dan saudaea yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, marilah kita bersama bercermin dari kisah perpisahan Abram dan Lot, marilah kita mau menjadi orang yang tidak mementingkan diri sendiri. Buanglah sikap apatis dalam diri kita dan bangunlah terus kepercayaan yang sungguh kepada Tuhan. Percaya bahwa ketika kita mengerjakan kebenaran yang Tuhan ajarkan dalam hidup kita, DIA akan membela kita. Amin
Tuhan Yesus Memberkati.
DS