Apakah Engkau Mengasihi Aku?

February 7, 2025 0 Comments

Renungan Harian Jumat, 07 Februari 2025

Ayat Pokok: “Jawab Yesus kepadanya: ‘Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.’” — Matius 22:37

Saudara yang terkasih dalam Tuhan, setiap hari kita mengalami kebaikan Tuhan. Kita masih diberi nafas kehidupan, kita masih dapat bekerja, menikmati berkat materi, merasakan damai, sukacita, dan ketenangan. Semua itu adalah bukti kasih Allah kepada kita.

Tetapi pertanyaannya adalah: Apakah kita juga mengasihi-Nya? Yesus bertanya kepada Petrus tiga kali, “Apakah engkau mengasihi Aku?” (Yohanes 21:15-17). Pertanyaan ini juga berlaku bagi kita. Apakah kasih kita kepada Tuhan hanya sebatas kata-kata, atau benar-benar terwujud dalam hidup kita?

Apakah Kasih Itu? Dunia memiliki banyak definisi tentang kasih. Banyak orang berpikir bahwa kasih itu hanya sebatas memberi, menerima sesuatu, tidak menyakiti, atau menolong orang lain. Pandangan dunia tentang kasih seringkali hanya mengutamakan keuntungan bagi penerima kasih tersebut. Namun, Alkitab mengajarkan bahwa kasih sejati bukan sekadar perasaan atau pemberian materi, tetapi sebuah tindakan yang berlandaskan pada kebenaran dan pengorbanan.

Kasih Menurut Alkitab: Allah Adalah Kasih

“Allah adalah kasih” (1 Yohanes 4:16). Kasih Allah nyata dalam penciptaan dunia dan pemeliharaan-Nya atas manusia. Namun, dosa telah memisahkan manusia dari kasih Allah. Ketika manusia berdosa, mereka menjadi curiga terhadap kasih Tuhan. Adam dan Hawa diusir dari Taman Eden, manusia membangun Menara Babel untuk meninggikan diri mereka sendiri, dan dunia semakin jauh dari Tuhan. Tetapi, Allah tidak pernah berhenti mengasihi manusia. Karena kasih-Nya, Ia mengutus Yesus Kristus untuk menebus dosa kita.

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”— Yohanes 3:16

Yesus adalah bukti kasih sejati. Kasih-Nya bukan hanya sebatas kata-kata, tetapi dibuktikan dengan pengorbanan-Nya di kayu salib.

Bagaimana Kita Mengasihi Allah?

1. Mengasihi Allah dengan Seluruh Hidup Kita

Matius 22:37 mengajarkan bahwa kita harus mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, dan akal budi. Ini berarti: Kasih kepada Tuhan bukan hanya sebatas perasaan, tetapi juga komitmen dan ketaatan kepada-Nya. Kita harus mengutamakan Tuhan lebih dari segalanya dalam hidup kita. Kasih kepada Tuhan harus dinyatakan dalam tindakan nyata, bukan hanya perkataan.

2. Menggembalakan Domba-domba-Nya

Dalam Yohanes 21:15-17, Yesus bertanya kepada Petrus tiga kali, “Apakah engkau mengasihi Aku?” Setiap kali Petrus menjawab “Ya,” Yesus berkata: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.”

Mengasihi Tuhan berarti kita harus peduli terhadap orang lain, melayani sesama, dan membawa mereka lebih dekat kepada Tuhan.

“Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri.” — 1 Petrus 5:2

3. Mengasihi Firman-Nya

Kasih kepada Tuhan juga berarti mengasihi firman-Nya dan menjadikannya sebagai pedoman hidup kita. “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.” — Mazmur 119:105

Orang yang mengasihi Tuhan akan menghormati dan menaati firman-Nya. Firman Tuhan harus menjadi standar kehidupan kita. Kasih kepada Tuhan berarti hidup sesuai dengan kehendak-Nya.

Apakah Kita Benar-benar Mengasihi Tuhan? Yesus bertanya kepada kita hari ini: “Apakah engkau mengasihi Aku?” Jawaban kita tidak boleh hanya sebatas kata-kata, tetapi harus terlihat dalam: Kesetiaan dan ketaatan kita kepada Tuhan, Kesediaan kita untuk melayani dan menggembalakan sesame serta Kerinduan kita untuk hidup sesuai dengan firman-Nya Jika kita benar-benar mengasihi Tuhan, maka kasih itu akan Mendorong kita untuk hidup bagi kemuliaan-Nya. Membawa kita untuk semakin rindu bersekutu dengan Tuhan.

Tuhan Yesus telah lebih dulu mengasihi kita. Kasih-Nya nyata melalui penciptaan, pemeliharaan, dan terutama melalui pengorbanan-Nya di kayu salib. Sekarang, Dia bertanya kepada kita: “Apakah engkau mengasihi Aku?”

Jika jawaban kita “Ya, Tuhan, aku mengasihi Engkau,” maka kita harus membuktikannya lewat kehidupan kita untuk melayani sesama, Menjadikan Tuhan sebagai pusat hidup kita dan Senantiasa hidup didalam kebenaran Firman Tuhan.

Prinsip Reformasi dari Martin Luther adalah Sola Scriptura (hanya Alkitab). Berarti, Alkitab adalah satu-satunya standar kebenaran dan kehidupan umat-Nya. Sebagai standar kebenaran, Alkitab menjadi standar iman percaya kita. Sebagai standar kehidupan, Alkitab menjadi satu-satunya patokan kita menapaki hidup kita baik dalam pendidikan, pekerjaan, dan masa depan. Seorang yang mengasihi firman-Nya harus mengakui bahwa firman-Nya itu adalah KEBENARAN.

Orang yang sudah percaya bahwa firman Tuhan itu BENAR, maka tentu ia akan lebih mengasihi firman-Nya, karena ia percaya bahwa firman-Nya adalah kehendak Tuhan baginya, dan menjadikan firman Tuhan sebagai satu-satunya standar mutlak kebenaran dalam kehidupan

Apakah Engkau MENGASIHI AKU ?
Gembalakanlah Domba DombaKU, dengan MENGASIHI FirmanKU !

Tuhan Yesus memberkati! 🙏🔥

Rangkuman Khotbah
Pdt. Budi Wahono

Dapatkan Link renungan Harian dari elohim.id setiap hari dengan bergabung kedalam Grup Renungan Harian kami
Silahkan ketik Nama (spasi) Daerah asal (Spasi) No Hp yang anda daftarkan
Kirim ke 0895-1740-1800
Tuhan Memberkati dan tetap bertumbuh dalam kebenaran Firman Tuhan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *