Bergulat Dengan Kekecewaan

December 6, 2021 0 Comments

Renungan Harian, Senin 06 Desember 2021

Dalam hidup ini jarang kita jumpai kenyataan dan realita, bahwa seringkali apa yang kita impikan dan harapkan tidak semanis dengan kenyataan yang kita jumpai. Kadang kadang sebagai orang percaya, kita cenderung mengabaikan kemanusiaan kita. Mengapa demikian? Karena kadang kadang kita mengingkari perasaan perasaan kita sendiri. Sehingga kadang kadang kita merasa tidak diberi ruang untuk menjadi jujur dengan situasi yang kita alami. Dan kadang kadang kita tidak berani mengungkapkan dan mengekspresikan itu, yang mana pada akhirnya itu tidak menjadi sehat secara emosional yang pada akhirnya juga tidak sehat secara spiritual.

Hasil survey mengenai kondisi orang Indonesia yang dipublikasikan dari kutipan INTERNATIONAL JURNAL OF PUBLIC HEALTH SCIENCE yang diterbitkan pada bulan Maret lalu, yang menyebutkan bahwa ; paling tidak 40% orang Indonesia mengalami stress dan tekanan tekanan emosional dihari hari ini.

Pagi ini kita akan belajar bagaimana menghadapi dan meresponi situasi dan kondisi semacam ini, saat kita bergulat dengan kekecewaan yang datang dalam hidup kita :

Melalui Yeremia 19 dan 20 ini kita bisa melihat bagaimana kondisi perasaan nabi Yeremia.

Dalam pasal 19, ketika Yeremia dalam usia muda dipanggil oleh Tuhan untuk menjadi nabi menyampaikan firman Tuhan kepada umatNya. Dalam pasal ini TUHAN memerintahkan Yeremia untuk mengumpulkan para Tua-tua Israel, para pemimpin dan juga para Imam Senior di Bait Allah.

Dalam pasal 20, Yeremia berhadapan dengan kenyataan yang menyesakkan buat dia, ketika dia menyampaikan firman Tuhan, dan menyampaikan perintah Tuhan, dia malah ditangkap oleh Kepala Bait Allah, dan dia dipukuli serta memasungnya,  lalu mengurung dia dipintu gerbang Benyamin Bait Allah.

Mungkin ada saat saat dimana kita merasa sudah melakukan apa yang Tuhan mau, melakukan apa yang benar, dan kita sudah berusaha untuk melakukan yang baik, namun malah yang terjadi adalah yang sebaliknya. Saat kita melakukan semua apa yang baik, melakukan apa yang semestinya kita lakukan, namun yang terjadi tidak sesuai dengan yang kita harapkan, kita akan menjadi sangat mudah untuk menjadi marah dan kecewa, karena rasanya apa yang kurang, semua sudah dilakukan dengan apa yang semestinya.

Yeremia 20 : 7-13, dalam ayat ini kita akan belajar bagaimana seharusnya respon kita saat kita bergulat dengan kekecewaan dalam hidup, ketika realita tidak semanis harapan kita.

  1. Jujurlah kepada Tuhan

Yeremia 20:7, “Engkau telah membujuk aku, ya TUHAN, dan aku telah membiarkan diriku dibujuk; Engkau terlalu kuat bagiku dan Engkau menundukkan aku. Aku telah menjadi tertawaan sepanjang hari, semuanya mereka mengolok-olokkan aku.”

Kata “membujuk” itu diterjemahkan dari satu kata dalam  Bahasa Ibrani, yang juga memiliki arti yaitu “merayu”, bahkan juga bisa mempunyai arti “memperdaya”, dengan kata lain disini Yeremia merasa bahwa dia seperti seorang gadis yang dirayu, dibujuk oleh kekasihnya, namun kekasihnya itu memperdaya dia, dan dia merasa diperlakukan dengan tidak benar.

Dari ayat 7 ini kita melihat bahwa Allah menghargai kejujuran umatNya, bahkan ketika kita sedang kecewa, frustasi, marah. Tuhan tahu saat kita sedang marah, frustasi dan kesal, tapi beranikah kita datang dan mengakuinya dihadapan Tuhan dengan jujur? Tuhan mengerti, karena justru dengan keterbukaan dan kejujuran kita, bukan Tuhan yang diuntungkan, namun sebenarnya pemulihan terjadi dalam diri kita. Ketika kita tidak sedang menutup nutupi apa yang kita rasa, tapi dengan jujur datang kepada Tuhan, sehingga dengan demikian spiritualitas kita menjadi sehat secara emosional.

Lalu  bagaimana supaya kita memiliki spiritual kerohanian yang sehat secara emosional?

2. Taatlah, walau rasanya berat

Yeremia 20:9, Tetapi apabila aku berpikir: “Aku tidak mau mengingat Dia dan tidak mau mengucapkan firman lagi demi nama-Nya”, maka dalam hatiku ada sesuatu yang seperti api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku berlelah-lelah untuk menahannya, tetapi aku tidak sanggup.

”Ketaatan memang sulit, bahkan kadang menyakitkan, namun ketidaktaatan konsekuensinya lebih berat dan menyakitkan”

Ketaatan tidak selalu mulus dan lancer, tidak selalu menyenangkan, namun kalau kita memilih untuk tidak taat, justru resiko dari ketidaktaatan itu lebih menyakitkan buat diri kita sendiri.  Selama 40 tahun dalam pelayanan nabi Yerema, dia tidak pernah mengalami hal yang manis sedikitpun, bahkan ketika dia mati, dia dibunuh oleh umat yang dia sayangi sendiri, karena menyampaikan firman Tuhan, tapi Yeremia memilih untuk taat. Hari hari ini, ketika kita bergumul dengan rasa kecewa, bergulat dengan kekecewaan yang menghentak, padahal kita merasa sudah melakukan hal yang tepat, sudah berusaha dengan maksimal, tetapi kita harus memilih untuk taat kepada TUHAN.

3. Sadarilah

Yeremia 20:11, Tetapi TUHAN menyertai aku seperti pahlawan yang gagah, sebab itu orang-orang yang mengejar aku akan tersandung jatuh dan mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka akan menjadi malu sekali, sebab mereka tidak berhasil, suatu noda yang selama-lamanya tidak terlupakan!

Yang perlu kita sadari adalah, bahwa kita tidak pernah berjalan sendiri. Jalannya memang berat, pergulatannya memang tidak ringan, namun kita harus menyadari, bahwa TUHAN menyertai seperti pahlawan yang gagah.

4. Sembah  dan Puji Tuhan.

Yeremia 20:13, Menyanyilah untuk TUHAN, pujilah TUHAN! Sebab ia telah melepaskan nyawa orang miskin dari tangan orang-orang yang berbuat jahat.

Kesadaran akan penyertaan Tuhan itu akan membangkitkan rasa syukur, pujian dan penyembahan, walaupun masih melewati jalan yang berat, namun pujian syukur dan penyembahan itu yang akhirnya memberi kekuatan untuk melangkah.  Ketika hati dilimpahi dengan rasa syukur dan pujian, bahkan ditengah tengah tantangan sekalipun, disitu ada kekuatan yang baru untuk senantiasa melangkah. Karena pada saat umat menyembah dan memuji, maka pada saat yang sama kita sedang mengakui bahwa DIA adalah yang ALLAH yang memegang kendali.

4 hasil dampak, ketika kita datang kepada Tuhan dengan pujian penyembahan:

1. Menolong kita untuk memiliki fokus yang tepat.

Fokus kita bukan kepada situasi dan kondisi,namun fokus kita kepada Tuhan yang berdaulat. Sehingga fokus kita bukan kepada besarnya masalah kita, namun fokus kita kepada besarnya ALLAH kita.

2. Rancangan Tuhan adalah rancangan yang tertinggi dan terbaik buat kita.

Yeremia 29:11, Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

3. Kita belajar untuk menerima kenyataan dan realita.

Waktu kita datang dengan tulus kepada Tuhan, disitu kita belajar untuk menerima realita yang ada karena ada satu keyakinan bahwa Tuhan selalu menyertai .

4. Menghadirkan kuasa ALLAH dalam situasi dan kondisi kita.

Mungkin dalam situasi kita, kita merasa tidak ada penjara, namun saat kita menyembah, sendi sendi penjara kekecewaan dan kemarahan, itu bisa digoyangkan dengan kehadiran kuasa TUHAN dalam pergumulan hidup kita, sehingga kita akan tetap kuat untuk melangkah dengan setia.

Tuhan Yesus Memberkati

Rangkuman Khotbah

Pdt. Posuka Loke

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *