Persembahan yang Hidup

Renungan Harian, Sabtu 30 Januari 2023
Bacaan: Roma 12 : 1 -5
Nats: Roma 12:1, Karena itu saudara2 demi kemurahan Allah aku menasehatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah : itu adalah ibadahmu yang sejati.
Syalom saudara-saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus . . . .
Setiap kita pasti pernah memberikan atau mempersembahkan sesuatu yang terbaik kepada orang yang kita kasihi atau kita hormati. Caranya bermacam-macam sesuai dengan aturan dan ketentuan yang diterima dan disepakati bersama.
Rasul Paulus mengatakan bahwa ibadah yang sejati tidak dapat dipisahkan dari konsep mempersembahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan ( ayat 1 dan 2 ). Dan konsep hidup berjemaat sebagai tubuh Kristus ( ayat 3 -5 ). Ibadah yang sejati adalah mempersembahkan seluruh kehidupan kita. Kata “mempersembahkan“ di dalam perjanjian lama berkaitan dengan para imam yg mempersembahkan korban kepada Allah.
Ada syarat agar korban berkenan kepada Allah :
Pertama, Tuhan menerima persembahan yang hidup, seperti tradisi zaman dulu, hanya hewan hidup (bukan hewan yang sudah mati) yang dipersembahkan. Namun berbeda dengan PL, korban Kristen tidak disembelih, mati dan habis dibakar karena korban itu adalah anak-anak Allah.
Kedua, Tuhan menerima persembahan hidup yang kudus dan tidak bercela, yang menjauhi kejahatan dan dosa.
Ketiga, Tuhan menerima persembahan yang berkenan kepadaNya yaitu hidup yang selalu memuliakanNya.
Surat Paulus untuk jemaat yang di Roma, yaitu menasihatkan setiap orang percaya agar mempersembahkan tubuhnya sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah. Paulus juga berharap setipa jemaat memiliki dan menerapkan kasih kristus dalam kehidupan mereka. seperti yang tertulis dalam Roma 12;1,” Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.”
Konsep ibadah yang sejati yang dituliskan Rasul Paulus disini adalah persembahannya itu hidup, kudus dan berkenan. Kemudian akan menghasilkan hasil yang dikatakan di ayat yang kedua yaitu; tidak sama dengan dunia.
Dalam ayat pertama, kata berkenan dalam terjemahan bahasa inggris (KJV) memakai kata “acceptable to God” yang dapat diartikan dengan sesuatu persembahan yang pantas, yang cocok, menyenangkan dan dapat diterima oleh Allah. Pertanyannya, apakah kehidupan kita sudah pantas untuk kita persembahkan kepada Allah? Apakah kehidupan kita menyenangkan Allah? atau apakah kehidupan kita sudah cocok dengan maunya Tuhan? hanya kita sendiri yang dapat menjawab pertanyaan demi pertanyaan tersebut.
Bagaimana kita melakukan ibadah yang sejati ???
Dengan tidak mengikuti kehidupan duniawi, tetapi mengikuti perilaku yang lahir dari akal budi yang diperbarui Tuhan. Akal budi yang diubahkan ini akan memimpin hidup kita dalam kehendakNya.
Persembahan yang hidup bukan hanya urusan pribadi semata melainkan tanggung jawab seluruh jemaat untuk menjadi satu di dalam Kristus, saling membangun dan melayani. Ibadah yang bersifat bersama, sebagai bagian dari persekutuan Kristen dan setiap pribadi tidak boleh berpikir terlalu tinggi mengenai diri sendiri tetapi biarlah jemaat menilai diri dan berkarya sesuai karunia yang dianugrahkan Tuhan sehingga kesatuan dan keefektifan ibadah terlihat hasilnya.
Tuhan Yesus Memberkati
EW