BERHIKMAT VS BEBAL
Renungan Harian Youth, Sabtu 17 September 2022
Amsal 17:10, Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian daripada seratus pukulan pada orang bebal.
Siapa pun yang dilahirkan ke dunia ini dan kemudian bertumbuh semakin dewasa, pasti akan mengalami proses pendidikan sekalipun mereka tinggal di pedalaman, di tempat yang terpencil dan tidak terjangkau dengan sarana apa pun. Proses pendidikan pasti ada dan dimulai dari kehidupan keluarga masing-masing. Proses ini terjadi secara alamiah walaupun ada juga pendidikan yang diberikan dengan proses formal atau informal. Ada orang yang mendidik anak-anaknya dengan penuh pengertian, kesabaran, dan sikap menyesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan jiwa anak itu. Namun, ada juga orang yang mendidik anak-anaknya tanpa memperhatikan perkembangan jiwa si anak sama sekali tanpa memedulikan apakah anaknya masih batita, balita, anak-anak, remaja, atau pemuda. Semua diperlakukan sama seperti orang dewasa, yakni seperti dirinya sendiri.
Rekan-rekan youth, Ibarat seorang ayah, Tuhan sudah berkali-kali memukul dan menghajar orang Israel, entah dengan kelaparan, kekurangan air, gagal panen, sampar, dan bencana alam. Namun, tetap saja mereka tidak bertobat. Di bagian Alkitab yang lain, Tuhan mengatakan bahwa Dia sampai tidak tahu lagi dimana harus memukul umat-Nya karena mereka sudah babak belur, tetapi mereka malah makin jahat (Yes. 1:5-6). Tidak heran mereka disebut bangsa yang tegar tengkuk.
Ada dua golongan orang yang disebutkan dalam nats diatas. Orang berpengertian dan orang bebal. Kita akan melihat ciri masing² orang tersebut melalui respon mereka terhadap teguran dari Tuhan.
Orang berhikmat atau berpengertian menghargai dan belajar dari setiap teguran kepada dirinya.
Ketika hal buruk terjadi dengan bersegera ia introspeksi diri dan tidak mencari kambing hitam di luar dirinya. Hatinya terbuka untuk setiap koreksi dari Tuhan. Ia menyadari dirinya lemah, mudah sesat dan perlu selalu koreksi dan perbaikan untuk kebaikan dan pertumbuhan karakter dan rohaninya. Ia tidak pernah mencari² alasan untuk membenarkan diri. Ia selalu menyediakan hati yang remuk bagi Tuhan. Juga hati seorang murid yang rela dan rindu untuk belajar dan diajar. Ia juga rajin memeriksa dan menilai dirinya. Itu sebabnya ia memiliki hati dan roh yang peka ketika mendapat teguran dan hardikan Tuhan. Ia bersegera merendahkan diri dan bertobat dari kesalahannya. Seperti kata hikmat dari hamba-Nya, “Kita tidak boleh merasa bisa tetapi bisa merasa.”
Akibat dari sikap hati dan kebiasaannya ini ia terhindar dari pukulan² (kesusahan, masalah, penderitaan) yang seharusnya tidak perlu terjadi dalam hidupnya. Terhadap orang yang demikian Tuhan akan menyatakan rencana-Nya lebih lagi dan menjadikannya rekan² sekerja dan hamba²-Nya yang akan mendatangkan perubahan dan pemulihan atas bangsa ini.
Orang bodoh dan bebal selalu merasa benar dan baik² saja keadaan rohaninya. Karena kebodohannya, ia enggan dan malas menguji dan mengevaluasi diri.
Alkitab memiliki nama untuk orang-orang seperti ini, yakni orang bebal. Ketika kita membaca Mazmur dan Amsal misalnya, kita mendapat impresi bahwa orang-orang bebal adalah mereka yang tidak mengenal Tuhan, para musuh Israel. Ini tidak benar. Ketika Amsal membandingkan orang benar (atau orang bijak) dengan orang bebal, yang dibandingkan adalah sesama umat Tuhan yang sama-sama telah tahu kebenaran. Tentu tidak apple-to-apple (sebanding) kalau Tuhan membandingkan orang-orang yang sudah lama mengenalnya dan mereka yang tidak tahu apa pun tentang-Nya.
Apakah pukulan Tuhan terlalu keras?
Tidak! Ketika kita membandingkan bagian ini dengan kutukan di Imamat 26:14-39 dan Ulangan 28:15-46, kita akan menemukan bahwa peringatan ini sudah diberikan beratus-ratus tahun yang lalu dan dituliskan dalam Taurat Musa yang sangat dijunjung tinggi orang-orang Israel. Celakanya, sesudah itu pun, mereka masih saja tidak bertobat, bahkan sampai nanti di zaman Tuhan Yesus. Inilah mengapa kebebalan sangat dibenci Tuhan karena sejahat apa pun seseorang, hatinya bisa dilunakkan dan berbalik kepada Tuhan, kecuali jika memang ia bebal.Peristiwa buruk yang terjadi banyak kali hanya dipandang sebagai proses Tuhan untuk mengangkatnya lebih tinggi dan dimuliakan oleh Tuhan. Firman Tuhan lebih banyak digunakan untuk menilai dan menghakimi orang. Mempelajari firman dan hukum² Tuhan bukannya semakin menyadari betapa berdosanya ia tetapi malah menjadi alasan pembenaran diri bahwa ia telah hidup benar dan berkenan di hadapan Tuhan. Akibatnya, hatinya makin keras karena sering mencari alasan untuk membenarkan diri atau mengkompromikan dan pemakluman² terhadap dosa dan kesalahannya. Itu sebabnya pukulan demi pukulan akan dideritanya sebagai buah² dari kebodohan dan kebebalannya. Orang² yang demikian juga sering menyerukan dan mendoakan pertobatan dan pemulihan tetapi tanpa sadar dirinya yang paling memerlukan pertobatan dan pengampunan Tuhan. Banyak bicara penuaian dan rindu menjadi penuai² akhir jaman tapi tidak disadari bahwa dirinyalah bagian dari tuaian itu sendiri.
Jika tidak segera sadar dan bertobat maka hidupnya akan dipenuhi penderitaan dan berakhir dalam kekecewaan yang sangat besar karena menyangka telah berbuat baik kepada Tuhan tetapi Tuhan akan menolaknya.
Rekan-rekan youth, Orang tipe seperti apakah yang kita inginkan? Orang berhikmat atau orang bebal? Dapatkah kita merasakan teguran atau hardikan Tuhan itu? Bagaimana respon sikap hati kita ketika Tuhan menegur atau menghardik kita?
Akan tiba waktunya di mana kita akan mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang kita lakukan selama hidup, entah kita memilih menjadi orang bijaksana atau sebagai orang bebal.
Amin, Tuhan Yesus Memberkati
RM-AdS
PENGUMUMAN
Kami mengundang rekan-rekan semuanya untuk bisa hadir dalam Youth Celebration yang akan diadakan pada hari SABTU, 06 Agustus 2022 jam 17.00 di Gedung Gereja Elohim Batu
Tema youth celebration kita minggu ini adalah “Ekspektasi VS Realita” … nah tentunya Tema yang menarik bukan, dan ini adalah pergumulan yang dihadapi oleh anak Muda … mau tau bagaimana kita melihat kebenarannya? Yuk dateng besok ya. jangan sampe ketinggalan … kita mau beribadah, memuji Tuhan bersama dan tentunya kita akan saling bertemu bersukacita bersama-sama.
Dan jangan lupa Ibadah besok jam 06.00 WIB serta Sekolah minggu jam 08.00 di GPdI Elohim Batu