Berpegang pada Janji-janji Tuhan

Renungan Harian, 17 Oktober 2022,
Ibrani 13:5b, Allah telah berfirman: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.
Kata-kata ini diucapkan oleh Allah yang tidak pernah menjadi tua, karena Allah itu Kekal, Dia tidak pernah kekurangan sumber-sumber.
Janji ini diucapkan setelah kira-kira tahun 60 masehi setelah Yesus naik ke surga. Janji ini adalah janji kuno, namun diulangi lagi dalam perjanjian baru. Pertama tama janji ini diucapkan pada jaman Yosua, waktu dia diserahi tugas untuk menggantikan Musa sebagai pemimpin bagi bangsa Israel.
Belajar dari 4 orang sakit kusta:
2 raja-raja 6:23c, Sejak itu tidak ada lagi gerombolan-gerombolan Aram memasuki negeri Israel.
Pada waktu gerombolan orang-orang Aram selalu mengambil hasil bumi negeri Israel. Dan ini membuat persoalan hidup yang berat bagi bangsa Israel.
Ayat 24-25:
Sesudah itu Benhadad, raja Aram, menghimpunkan seluruh tentaranya, lalu maju mengepung Samaria. Maka terjadilah kelaparan hebat di Samaria selama mereka mengepungnya, sehingga sebuah kepala keledai berharga delapan puluh syikal perak dan seperempat kab tahi merpati berharga lima syikal perak.
pada waktu ibu kota suatu bangsa, selalu dikelilingi dengan tembok yang tebalnya kira-kira selebar kereta raja, sehingga raja dapat berkeliling melihat dan mengamati kota itu. Namun pada waktu seluruh pasukan tentara Aram mengepung kota Samaria, sehingga terjadi kelaparan yang sangat hebat. Sehingga kepala keledai berharga berharga delapan puluh syikal perak, dan seperempat kab tahi merpati berharga lima syikal perak. Apa artinya?
Pada jaman itu keledai dianggap makanan haram, tetapi karena keadaan yang sangat sulit, yang haram menjadi sangat mahal. Dan seperempat kab tahi merpati, apa maksudnya? Pada waktu ada yang mengatakan bahwa tahi merpati dianggap jenis tahi yang paling cepat menumbuhkan jamur. Jadi ini bukan berbicara bahwa tahi merpati itu menjadi makanan, tetapi dijadikan sebagai pupuk untuk menumbuhkan jamur dengan lebih cepat.
Didalam keadaan berat yang dialami oleh bangsa Israel, bagaimana mereka merespon terhadap persoalan yang dihadapi, dan ada sikap-sikap yang tidak disarankan sebenarnya yang dilakukan oleh umat Tuhan, hal itu terjadi karena mereka tidak berpegang teguh pada janji Tuhan.
Sikap yang tidak disarankan :
- Kehilangan peri kemanusiaan (ayat 26-29)
Kesulitan akan selalu ada didalam setiap kehidupan, namun setiap orang percaya tidak boleh kehilangan peri kemanusiaan. Dalam menghadapi kesulitan, kita diciptakan kodratnya paling luhur, malaikat saja tidak seluhur manusia, karena manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah.
Jangan sampai kita kehilangan martabat sebagai manusia, apalagi kita umat Tuhan.
- Kompensasi
Ayat 30-31
Ternyata nabi elisa seringkali menyampaikan firman Tuhan dan nubuat tentang hal-hal yang kurang baik, sering menyampaikan bahwa hal-hal buruk akan terjadi jika mereka tidak bertobat, dan setelah hal itu menjadi nyata, justru raja malah marah dan menyalahkan nabi Elisa. Kesulitan hidup diatasi dengan cara mengkompensasikan kesalahan kepada oranglain. Seringkali mungkin kita berbuat salah, namun kita tidak gentle, tidak seperti orang yang bertanggungjawab, sehingga akhirnya oranglain yang kita salahkan, dan itu bukan cara anak Tuhan dalam mengatasi kesulitan hidup.
- Menyalahkan Tuhan
Ayat 32-33
Tadi raja itu menyalahkan hamba Tuhan, tetapi karena tidak puas, dia menyalahkan Tuhan juga. Tuhan tidak pernah salah, jika kemungkinan Tuhan melakukan hal yang salah, mungkin dunia ini akan menjadi kacau balau. Jangan pernah menyalahkan Tuhan dalam segala hal yang terjadi didalam kehidupan kita. Karena jika keberhasilan yang terjadi, itu karena Tuhan yang menolong hidup kita, namun jika kegagalan yang terjadi itu karena kesalahan kita perbuat.
- “Menjilat” Boss sampai menyakiti hati Tuhan
2 raja-raja 7:1-2
Seringkali saat menghadapi kesulitan hidup dan kita menjadi kepepet, secara manusia kita kehilangan cara pandang bahwa Tuhan itu masih ada, lalu kita mulai mencari orang-orang yang bisa diharapkan. Celakanya adalah ketika kita berharap dengan manusia dan memutus hubungan dengan Tuhan, itu BAHAYA!
Inilah adalah semua respon-respon yang tidak kita ingini pada waktu kita menghadapi kesulitan hidup. Karena mereka tidak berpegang pada janji Tuhan.
Namun dalam cerita ini ada sikap terpuji yang dimiliki oleh orang-orang sakit kusta. Padahal mereka adalah orang yang diasingkan, terpinggirkan, tidak dianggap dan lain sebagainya. Mereka secara fisik sakit dan secara psikis tertekan. Namun orang-orang ini menjadi pahlawan yang dapat kita contoh.
SIKAP YANG TERPUJI (Respon 4 orang kusta)
- Pakai “Otak-Otot-Iman”
Ayat 3-4
4 orang kusta ini dalam kesulitan hidup, mereka masih bisa menggunakan segala sesuatu yang ada padanya. Mereka memiliki otak,otot dan iman, sehingga mereka tetap bisa bertahan untuk hidup ditengah kesulitan yang hebat itu.
- Murah hati
Pada akhirnya mereka menjadi orang-orang yang diberkati oleh Tuhan, namun mereka tetap memiliki hati yang murah hati kepada sesamanya. Dan dari kisah 4 orang sakit kusta ini, Tuhan ingin kita belajar saat menghadapi kesulitan hidup, buka pikiran, buka kekuatan dan buka iman untuk menerima janji-janji Tuhan, dan kalau sudah diberkati, ingat sesama, supaya mereka juga diselamatkan.
Kalau Tuhan buat solusi terhadap masalah kita, maka hal-hal yang terjadi adalah hal-hal diluar pikiran kita, dan biarlah kita jangan menjadi orang yang ingin mengajari Tuhan untuk menolong hidup kita,
DIA bisa bikin hal yang jauh lebih hebat dari apa yang kita pikirkan. Karena itu mari kita pegang firman Tuhan dan janjiNya.
Tuhan YESUS MEMBERKATI
Pdt.Gatut Budiono