HARGA SEBUAH FANATISME

October 17, 2022 0 Comments

Renungan Harian Youth, 17 Oktober 2022

Tragedi 1 Oktober Kanjuruhan, Catatan Hitam Sepakbola Indonesia. JATUHNYA ratusan korban pada pertandingan sepakbola di Stadion Kanjuruhan adalah tragedi yang sangat memilukan bagi masyarakat Indonesia dan para pencinta olahraga sepakbola. Bagaimana tidak, lebih dari 125 orang meregang nyawa dan ratusan lainnya terluka akibat terkena gas air mata, terinjak-injak, terhimpit.  Kejadian ini dipicu oleh “FANATISME” Aremania terhadap klub kebanggaannya yang malam itu dikalahkan oleh PERSEBAYA yang notabene adalah saingan dari aremania.  Suporter Sepakbola memiliki gambaran yang paling jelas tentang “FANATISME” – Fanatisme memiliki lingkup yang sangat luas mulai dari dunia olah raga – artis – politik hingga agama

Menurut Robles, U. M. (2013). Fanaticism In Psychoanalysis Upheavals  Fanatisme digambarkan sebagai suatu kepatuhan penuh gairah tanpa syarat, antusiasme yang berlebihan terhadap suatu hal tertentu, keras kepala, tanpa pandang bulu atau menggunakan cara-cara dengan kekerasan. fanatisme ditandai dengan adanya pemikiran dogmatis, tidak memiliki toleransi terhadap perbedaan dan keinginan untuk memaksakan pandangan secara sepihak, rasa harga diri meningkat dan merasa berkuasa.

Fanatisme berasal dari dua suku kata yaitu fanatic dan isme. “Fanatic” berasal dari bahasa latin yaitu fanaticus, frantic atau frenzied yang berarti gila-gilaan, kalut, mabuk atau hingar bingar. Fanatic dengan bahasa yang berbeda dapat juga dikatakan dengan “cinta dengan sangat terhadap sesuatu dalam intensitas emosi dan bersifat ekstrim”, sedangkan “isme” dapat diartikan sebagai suatu bentuk keyakinan atau kepercayaan.

FANATISME ADALAH SEBUAH ENERGI YANG KUAT yang dibangun dengan dua sendi yaitu Loyalitas dan totalitas.

Inilah yang kemudian bertransformasi menjadi fanatisme yang pada akhirnya mengesampingkan pikiran rasional. Fanatisme Membunuh Rasionalitas yang akan melahirkan radikalisme. Bagaimana sikap kita sebagai anak Tuhan terkait dengan Fanatisme ?

FANATISME jangan BUTA dan MELAMPAUI RASIONALITAS (Akal Sehat)

Tidak salah ketika kita “suka” dengan tim sepak bola, jagoan kita dalam olah raga, artis atau tokoh idola kita … namun jangan sampai melampaui batas akal sehat, sehingga Fanatisme itu akan mengurung akal sehat kita. FANATISME ADALAH SEBUAH ENERGI YANG KUAT yang dibangun dengan dua sendi yaitu Loyalitas dan totalitas. Salurkanlah Energi itu kepada hal yang baik dan positif terlebih ketika kita membangun kehidupan kerohanian kita didalam Tuhan.

Jika kita menggunakan prinsip Hukum Kekekalan Energi ~ bahwa Energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, tetapi hanya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk energi lain”. James Prescott Joule

Bayangkanlah bagaimana Loyalitas dan Totalitas seorang yang Fanatis dikerjakan dalam Pengiringannya kepada Tuhan akan menghasilkan kehidupan seorang anak Tuhan yang memiliki kesungguhan dan kesetiaan kepada Tuhan.  Secara positif, Alkitab mengajarkan sebuah Fanatisme yang berpusat kepada Kristus, karena kita menyadari bahwa pengiringan kita kepada Tuhan adalah sebuah proses untuk semakin bertumbuh dan dewasa didalam Iman.

Yesus tidak mencari simpatisan tetapi Dia mencari seorang murid yang berdedikasi

Matius 16:24-26, Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: ”Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?

Ini adalah kebenaran yang penting yang harus kita pahami bahwa Tuhan Yesus tidak mencari simpatisan yang hanya mencari kenyamanan dan kesenangan, namuan Tuhan Yesus mencari murid-muridNya yang mau untuk berdedikasi memikul salibnya dan mengikut teladan Kristus, memilih jalan Kristus melebihi dunia.

Tuhan Yesus memberikan teladan RADIKALISME KASIH, dan Kayu Salib adalah bukti nyata dari KASIH YESUS bagi kehidupan manusia

Mari belajar dari Kisah Kehidupan Rasul Paulus

1 Korintus 15:9-10 Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah. Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.

Bandingkan dengan Filipi 4 :4-14, menjabarkan lebih luas tentang kehidupan Rasul Paulus

Rasul Paulus seorang yang FANATIS terhadap Yudaisme – bahkan sangat radikal. Perjumpaannya dengan kasih karunia Allah mengubah secara total. Rasul Paulus tetap menjadi pribadi yang kuat dalam fanatisme nya namun mengerjakan panggilan Allah didalam Kehidupannya.

Ingatlah Fanatisme didalam kekristenan seharusnya tidak menganggap diri yang paling benar, namun semakin menyadari kebesaran anugerah Allah yang memberikan pengampunan didalam kehidupan kita, sehingga juga memandang orang lain juga dengan kacamata anugerah Allah. Cara Pandang Anugerah Allah akan menuntun kita melihat setiap orang yang ada disekitar kita dengan cara kristus memandang.  

Secara umum dapat disimpulkan nge-Fans adalah hal yang biasa dalam batas kewajaran.

Namun Fanatisme jangan buta dan melampaui rasionalitas atau akal sehat sehingga malah merugikan diri kita sendiri.  Dalam pengiringan kita kepada Tuhan, gunakanlah Fanatisme yang memiliki Energi yang kuat yaitu LOYALITAS dan TOTALITAS kita kepada Tuhan.

Tentunya bukan dengan dasar kekuatan dalam diri kita, namun kekuatan anugerah dan kasih Allah yang ada didalam diri kita untuk tetap setia dan semakin mengasihi Tuhan Yesus.

Amin, Tuhan Yesus Memberkati

EYC 15102022-LP

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *