BERSERAH
BERSERAH
Renungan Harian Youth, Kamis 20 Januari 2022
FILIPI 4:11, Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.
Syalom rekan-rekan elohim youth, salam sehat dan semangat selalu bagi kita semua. Semoga Tuhan selalu menyertai dan melindungi kita dalam segala hal yang kita kerjakan.
Rekan-rekan, youth, kata “Berserah” adalah kata yang sangat familiar dengan kehidupan orang Kristen. Berserah merupakan sebuah tindakan yang benar-benar menunjukkan ketundukkan kita kepada Tuhan yang kita percayai. Kata berserah ini sama artinya dengan kata pasrah. Tetapi yang harus kita ingat adalah BERSERAH itu sangat berbeda dengan menyerah. Dan kenyataannya adalah bahwa kita diminta oleh Tuhan untuk berserah kepada kehendak Tuhan, namun tidak boleh menyerah dengan kenyataan yang berbeda dengan harapan kita.
Berserah merupakan suatu proses penyerahan diri kita kepada Pribadi Allah yang mengendalikan kehidupan kita. Kedaulatan Allah akan semakin nyata dalam kita saat kita berserah kepada-Nya.
Kenyataan hidup memang tidak selalu menyenangkan dan kehidupan seperti melemparkan banyak bola melengkung kea rah kita. Banyak hal yang dapat kita ubah, dan demikian juga, banyak hal yang tidak dapat kita ubah. Dari sini kita memahami tujuan dari kita berserah adalah untuk tunduk pada kedaulatan Allah perihal segala sesuatu yang tidak dapat kita ubah.
Pengalam berserah diri dapat kita temukan pada kehidupan rasul Paulus, bahwa Paulus telah belajar mencukupkan diri dalam segala hal. Pada terjemahan New Internatioanl Versions, ayat ini diterjemahkan: “Aku telah belajar untuk merasa puas.” Dan kepuasan yang timbul dari hati Paulus ini merupakan hasil dari penyerahan diri yang total kepada Tuhan. Paulus sangat menyadari bahwa ada hal-hal yang tidak dapat diubah olehnya dan responnya tentang itu adalah dengan berserah kepada Tuhan yang berdaulat sepenuhnya di dalam hidupnya.
Penyerahan diri tidak akan menuntun kita kepada kata menyerah, namun membawa kita untuk menemukan jalan kehidupan yang berkemenangan.
Rahasia kepuasan hati Paulus adalah bahwa dia menyadari dalam kehidupannya ada pribadi Allah yang telah memberikan segala sesuatu yang dia butuhkan untuk dia hidup dan bekerja untuk Tuhan. Segala keadaan datang silih berganti, ada hal-hal yang dapat dia ubah, dan ada hal-hal yang dia tidak dapat diubah, contohnya dengan kondisi fisiknya yang semakin merosot. Namun kemampuan untuk hidup berkemangan atas keadaan-keadaan yang dialami itu datang dari kuasa Kristus yang mengalir di dalam kehidupannya.
Kita cenderung menghabiskan banyak energy dan waktu untuk hal-hal yang tidak dapat kita ubah. Menangisi dan menyesali sesuatu yang terjadi memang tidak salah, namun terus-menerus mengharapkan sesuatu yang tidak dapat diubah lagi. Hal ini disebabkan karena kita sulit menerima hal-hal yang bukan bagian dari rencana kita. Dan ketika ekspektasi itu gak seperti kenyataan, kita bahkan sangat sulit mengendalikannya.
Filipi 4:12-13, Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.
Paulus mengajak jemaat di Filipi belajar mengontrol atau melatih pikiran untuk hal-hal yang baik. Dengan memikirkan hal-hal baik, maka kita akan dituntun kepada ketenangan dalam pikiran maupun hati kita. Ketenangan ini muncul karena meyakini bahwa Allah ada dalam segala perkara dan Allah menjamin kita untuk memiliki kekuatan dalam segala hal.
Jika kita tenang, maka kita akan lebih mudah mengendalikan diri dan terus pasrah pada rencana Allah selanjutnya dalam hidup kita.
“Tuhan berikanlah kepadaku ketenangan untuk menerima hal-hal yang tidak dapat kuubah, keberanian untuk mengubah hal-hal yang dapat kuubah, dan hikmat untuk mengetaui perbedaannya.”
– Reinold Niebuhe-
Berserah dan menatap kehidupan yang berkemenangan adalah jalan Tuhan untuk mengangkat hidup kita lebih tinggi lagi. Selagi kita masih muda, mari kita memberikan energy kita kepada hal-hal yang dapat berubah. Hal-hal yang Tuhan ingin kita ubah – untuk merasa puas dalam keadaan apapun yang kita alami dan maju terus dengan kehendak-Nya untuk kehidupan kita.
Bila kita terus melawan takdir, masalah akan tetap ada di sana dan akan menghabiskan tenaga kita. Mengapa kita tidak memberikan energy kepada sesuatu yang akan membawa kita maju bukannya laju kita? Tuhan ingin, kita dapat melakukan segala sesuatu melalui Dia.
Komitmen kita:
Aku mau menjalani kehidupan yang berserah kepada Tuhan, mengarahkan pikiranku kepada hal-hal baik, dan terus percaya bahwa Tuhan menuntun aku kepada kehidpan yang lebih bermakna dan bukan untuk menangisi hal-hal yang tidak dapat aku ubah lagi.
Amin
Tuhan Yesus Memberkati
RM – SCW