“Coretan di Dinding”
Renungan Harian Anak, Rabu 07 Februari 2024
Halo adik-adik Elohim kids, salam semangat untuk kita semua. Yuk kita akan merenungkan Firman Tuhan hari ini
Siapa disini yang punya adik kecil? Biasanya mereka suka mencoret-coret dinding yang ada dirumah. Dan akhirnya dinding menjadi kotor. Ketika masih kecil, siapa sih yang tidak pernah mencoret-coret tembok? Dulu, saat kita masih balita, coretan di tembok rumah mungkin menjadi salah satu karya seni pertama kita. Orang tua mungkin memarahi kita karena tembok jadi kotor, tapi bagi kita, itu adalah ekspresi diri dan kreativitas. Tak hanya di rumah, coretan-coretan tak bertanggung jawab juga sering ditemukan di tembok luar rumah atau pagar. Pemandangan seperti ini tentu merusak estetika dan keindahan lingkungan.
Didalam Daniel 5:1-9 terdapat juga kisah tentang tulisan di dinding. Raja Belsyazar tengah asyik berpesta pora ketika tiba-tiba, jari-jari tangan misterius menulis di dinding istananya. Kegembiraan berubah menjadi ketakutan. Wajahnya pucat pasi, hatinya diliputi kecemasan. Hadiah dijanjikan bagi siapapun yang mampu membaca dan menafsirkan tulisan tersebut, namun sia-sia. Ketakutan sang raja semakin menjadi-jadi. Kesombongan Belsyazar menjadi penyebab teguran keras dari Tuhan. Ia berani menggunakan perkakas Bait Suci untuk pesta poranya, menunjukkan sikap tidak hormat kepada Tuhan. Tulisan di dinding menjadi pesan misterius, pertanda kejatuhannya.
Di tengah kepanikan, permaisuri mengingatkan sang raja tentang Daniel, seorang yang bijaksana dan mampu menafsirkan mimpi. Daniel pun dipanggil. Tawaran hadiah ditolak Daniel. Ia siap membantu tanpa mengharapkan imbalan. Sikap rendah hati dan kepeduliannya terhadap raja tercermin dalam tindakannya. Kisah ini mengandung pelajaran berharga. Kesombongan membawa kejatuhan, sedangkan rendah hati dan menolong sesama adalah teladan yang patut ditiru. Daniel menunjukkan bahwa kebijaksanaan dan ketulusan hati dapat mengatasi situasi sulit.
Kisah Belsyazar dan Daniel mengingatkan kita untuk selalu rendah hati, menjauhi kesombongan, dan senantiasa membantu sesama. Dalam menghadapi kesulitan, teladan Daniel menjadi inspirasi untuk tetap teguh dalam iman dan kebijaksanaan. Anak-anak Tuhan harus memiliki sikap yang rendah hati. Jika orang lain membutuhkan bantuannya, maka ia akan dengan senang hati membantu dan tidak mengharapkan hadiah. Yuk, teladani sikap Daniel yang selalu rendah hati.
Ayat Hafalan
Mazmur 25:9 Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati.
Komitmenku hari ini
Anak-anak Tuhan harus memiliki sikap yang rendah hati. Jika orang lain membutuhkan bantuannya, maka ia akan dengan senang hati membantu dengan ketulusan.
YNP – GCT