GREAT EFFORT

January 22, 2025 0 Comments

Renungan Harian Youth, Rabu 22 Januari 2025

2 Timotius 4:1-5

Syalom rekan-rekan Youth semuanya ….

“Apakah aku sudah melakukan hal yang benar dengan mengakui kesalahan kepada Allah?” Jika pertanyaan itu muncul dalam hati kita, itu menandakan bahwa kita memiliki keinginan yang tulus untuk berusaha menjadi pribadi yang lebih baik. Sebagai manusia, kita tidak luput dari kesalahan karena kesempurnaan hanyalah milik Tuhan. Namun, keberanian untuk terus berusaha memperbaiki diri akan membantu kita menyadari dan memahami betapa besar kasih Allah dalam hidup kita.

Perlu kita ingat, Tuhan tidak pernah membiarkan pergumulan atau masalah yang kita hadapi melampaui kemampuan kita. Justru melalui tantangan tersebut, Tuhan ingin menguji kesungguhan kita dalam mengikuti-Nya dan mengandalkan-Nya sepenuhnya. Semua itu membutuhkan usaha yang besar. Dengan berani mengakui dosa dan kesalahan kepada Tuhan, kita menunjukkan tekad untuk berubah menjadi lebih baik. Hal ini menjadi tanda bahwa kita sedang melangkah maju, sedikit demi sedikit, menuju kedewasaan rohani dan menjadi pribadi yang lebih matang.

Since life is so short, you must make full use of every temptation that you face in your lives to be an overcomer and thus acquire the heart of wisdom that you should present to God at the end of your earthly days. You must not leave this earth with any sins still unconquered in our lives. To be wholehearted is to have a burning desire to present yourself to God without any spot

Ada sebuah kisah inspiratif dari seorang tokoh besar dunia yang menunjukkan betapa besar usaha dan pengaruhnya dalam membantu orang lain mencapai keberhasilan. Namanya Paul Erdős, seorang ahli matematika yang lahir dalam kesepian. Dua kakaknya meninggal saat masih kecil akibat wabah penyakit kuning yang melanda pada masa itu. Ayah dan ibunya, yang keduanya adalah guru matematika keturunan Yahudi, sangat khawatir Paul akan mengalami nasib yang sama. Karena itu, ia menghabiskan sebagian besar masa kecilnya di rumah, tanpa teman atau sahabat, kecuali buku-buku matematika yang menjadi pelariannya.

Sejak kecil, Erdős sangat menekuni matematika hingga menjadikannya hobi. Kecerdasannya luar biasa, sehingga ia berhasil meraih gelar doktor dalam bidang matematika pada usia 21 tahun. Erdős menghasilkan puluhan karya tulis yang mengupas teori dan penerapan matematika dengan cara yang mengagumkan. Meski begitu, ia dikenal sebagai sosok yang unik dan eksentrik. Ketika ia menemukan teori matematika baru, rasa semangatnya sering membawanya mengetuk pintu rumah temannya di dini hari, seperti pukul 1 atau pukul 3 pagi, hanya untuk membangunkan mereka dan mengajak berdiskusi tentang temuannya. Erdős juga dikenal jarang mencuci pakaian dan tidak cocok menghadiri pesta-pesta sosial. Suatu kali, ibu seorang temannya hampir melarangnya masuk ke pesta karena penampilannya yang kumuh, membawa buku dan mengenakan pakaian lusuh. Namun, malam itu justru menjadi momen di mana Erdős menemukan dua teori matematika baru yang penting. Teori penting yang dia temukan adalah Teori Graf Acak dan Paradigma Probabilistik membuktikan eksistensi struktur matematis

Dari luar, usahanya mungkin tampak seperti hal kecil atau bahkan tidak berarti. Namun, kesungguhan hati, kerja keras, dan tekad besar yang dimilikinya menjadi bukti nyata bagaimana seseorang dapat mencapai keberhasilan luar biasa dan membawa dampak besar bagi dunia.

We don’t devalue our emotions, for they are a God-given part of our personality. But at the same time, we must not overvalue them, for God sees the heart and not the emotions. It is good to raise your voice when you pray, because that will help you to be less conscious of others around you.

Dari kehidupan Paul Erdős ada hal lain yang penting. Dia dikenal bukan hanya karena karya-karyanya di bidang matematika, tetapi juga karena sesuatu yang tidak biasa dimiliki oleh seorang jenius matematika. Ia memiliki kebiasaan untuk mengunjungi, berdiskusi, berbagi, mendorong, dan menumbuhkan potensi rekan-rekannya sesama ahli matematika. Erdős memberikan pengaruh besar pada ribuan matematikawan di 25 negara yang ia kunjungi. Meskipun ia sendiri tidak pernah menerima hadiah Nobel, beberapa orang yang didukungnya berhasil meraih penghargaan tersebut. Erdős mendukung begitu banyak matematikawan hingga sekitar 200 ribu ahli matematika di dunia mengakui bahwa hidup mereka telah terpengaruh oleh sosok luar biasa ini. Setelah ia meninggal, ia meninggalkan sebuah istilah unik dalam matematika yang dikenal sebagai “Bilangan Erdős”. Istilah ini menggambarkan hubungan kolaborasi matematis: Erdős 1 berarti seseorang pernah bekerja langsung dengannya; Erdős 2 berarti seseorang pernah bekerja dengan orang yang pernah bekerja dengan Erdős, dan seterusnya. Tercatat, dua penerima Nobel memiliki bilangan Erdős 2, sementara empat belas penerima Nobel memiliki bilangan Erdős 3.

The Spirit seeks to fill your heart with the love of Jesus (a love that gave itself to save those who hated Him) so that you can love all of God’s people. Preserve yourself always in the simplicity of devotion to Jesus. This is the most important thing in the Christian life. Don’t ever get so complicated in your mind, thinking about various doctrines and their explanations, that you lose your simple love for the Lord

Kesuksesan sejati Erdős tidak terletak semata-mata pada pencapaian matematikanya, melainkan pada bagaimana ia memperkenalkan, memengaruhi, dan meninggalkan jejak yang mendalam dalam kehidupan begitu banyak orang. Pertanyaan penting untuk kita renungkan: sudahkah hidup kita memberi pengaruh positif bagi banyak orang? Mintalah kepada Tuhan agar hidup kita dapat menjadi berkat bagi sesama. Biarkan Allah mengikis ego kita, sehingga kita bisa mulai memikirkan kepentingan orang lain dan hidup dengan tujuan yang lebih mulia.

Hidup yang berarti bukanlah hidup yang memiliki banyak harta duniawi namun hidup penuh dengan ucapan Syukur dan mau untuk berusaha dengan sungguh – sungguh.

Tantanglah dirimu untuk terus maju dan tidak terjebak dalam kesalahan yang sama. Di sinilah kedewasaan kita diuji—apakah kita cukup berani untuk mengakui kesalahan dan dosa demi menjadi pribadi yang lebih baik, yang tidak hanya menyenangkan orang-orang di sekitar kita, tetapi juga menyenangkan hati Tuhan. Kedewasaan seseorang terlihat dari sikapnya, terutama dari keberaniannya untuk bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuat. Apa pun yang kita lakukan akan kembali kepada kita sebagai pelakunya. Oleh karena itu, penting untuk selalu bersikap hati-hati, mempertimbangkan setiap langkah, dan belajar dari kesalahan yang pernah terjadi. Sikap bertanggung jawab terlihat jelas saat seseorang mampu mengevaluasi dirinya sendiri dan mengambil tindakan positif untuk memperbaiki kesalahan.

Dengan sikap ini, kita sedang membangun karakter yang lebih matang dan siap menghadapi segala tantangan dengan penuh keyakinan.

Tuhan Yesus memberkati

LW – NDK

Dapatkan Link renungan Harian dari elohim.id setiap hari dengan bergabung kedalam Grup Renungan Harian kami
Silahkan ketik Nama (spasi) Daerah asal (Spasi) No Hp yang anda daftarkan
Kirim ke WA 0895-1740-1800
Tuhan Memberkati dan tetap bertumbuh dalam kebenaran Firman Tuhan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *