HARAPAN DALAM RANCANGAN ALLAH

Renungan Harian Youth, Selasa 07 Mei 2024
Yeremia 29:11, Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
Seorang ayah menyuruh anak-anaknya pergi ke hutan melihat sebuah pohon pir di waktu yang berbeda dan memberikan laporannya. Anak pertama disuruhnya pergi pada musim dingin dan melaporkan bahwa pohon pir tersebut sangat jelek dan batangnya bengkok. Anak kedua pergi pada musim semi dan melaporkan bahwa pohon pir dipenuhi kuncup-kuncup hijau yang menjanjikan. Anak ketiga pergi pada musim panas dan melaporkan bahwa pohon pir dipenuhi dengan bunga-bunga harum. Anak keempat pergi pada musim gugur dan melaporkan bahwa ia tidak setuju dengan saudara-saudaranya. Ia berkata pohon pir penuh dengan buah yang matang dan ranum. Sang ayah lalu menimpali, “Kalian semua benar, hanya saja kalian melihat di waktu yang berbeda,” dan berpesan, “mulai sekarang jangan pernah menilai kehidupan hanya berdasarkan satu masa yang sulit.”
Ribuan tahun yang lalu, orang Israel dibawa ke Babel sebagai tawanan, mereka kehilangan tanah dan kebebasan mereka.
Ketika mereka mengalami masa sulit di pengasingan, Tuhan menyampaikan kehendak-Nya kepada bangsa Israel melalui perkataan ini. Tuhan tidak ingin membawa bencana bagi umat-Nya, tetapi berharap agar mereka aman dan penuh harapan. Beberapa orang mungkin akan bingung: Karena Tuhan tidak ingin umat-Nya mengalami bencana, mengapa orang Israel menjadi tawanan dan kehilangan tanah dan kebebasan mereka? Siapa pun yang pernah membaca Alkitab tahu bahwa penawanan orang Israel terutama karena mereka melanggar perintah dan hukum Tuhan. Tuhan memperingatkan mereka berkali-kali, tetapi mereka sering jatuh ke dalam penyembahan berhala dan perbuatan dosa. Oleh karena itu, Tuhan menyerbu negara mereka melalui kekuatan orang bukan Yahudi dan membawa mereka sebagai tawanan ke Babel untuk membuat mereka berefleksi dan bertobat. Tetapi Tuhan juga menggunakan firman-Nya untuk menyemangati dan menghibur mereka. Ini adalah maksud baik Tuhan. Dapat dilihat bahwa terlepas dari apa pun yang Tuhan lakukan, kehendak-Nya bagi manusia adalah baik.
Surat Nabi Yeremia kepada orang-orang Yahudi yang terbuang dan tertawan ditulis sekitar setahun setelah tiba di Babel. Yeremia menyampaikan pengharapan dan menasihati agar mereka hidup secara normal—membangun rumah, menikah, dan mengusahakan kesejahteraan kota di mana Allah menempatkan mereka—karena mereka tidak akan kembali ke tanah perjanjian sampai genap tujuh puluh tahun (ay. 4-7, 10). Mereka tidak boleh mendengarkan para nabi palsu yang meramalkan bahwa masa pembuangan akan singkat waktunya (ay. 8-9). Yeremia meyakinkan mereka untuk menerima situasi tersebut dengan rasa percaya bahwa kejadian tersebut adalah rancangan damai sejahtera Allah, bukan rancangan kecelakaan. Hajaran Allah di masa sulit ini akan menuntun mereka pada pertobatan sehingga dapat merasakan kembali tangan kasih dan penyertaan-Nya. Mereka akan mengalami pemulihan yang berasal dari Allah sendiri.
Tuhan mengetahui akan rancangan hidup bangsa Yehuda, dan Tuhan memberikan suatu pengharapan kepada mereka untuk selalu mengandalkan Tuhan dalam kehidupannya.
Dalam tahap ini, Tuhan ingin menyatakan semua perbuatan-Nya di seluruh dunia sehingga semua manusia yang telah mengkhianati-Nya akan datang kembali untuk tunduk di hadapan takhta-Nya, maka penghakiman Tuhan itu masih mengandung rahmat dan belas kasihan-Nya. Tuhan menggunakan peristiwa-peristiwa terkini di seluruh dunia sebagai kesempatan untuk membuat manusia merasa panik, mendorong mereka untuk mencari Tuhan sehingga mereka dapat berhamburan datang kembali ke hadapan-Nya. Dengan demikian, Tuhan berkata, “Inilah salah satu cara-Ku bekerja, dan tanpa keraguan merupakan tindakan penyelamatan bagi umat manusia, dan apa yang Kulakukan terhadap mereka tetaplah merupakan bentuk kasih sayang.
Selain berharap kepada Tuhan Yesus, umat juga harus mengerjakan bagiannya dengan sungguh-sungguh dan tulus.
Apabila kita rindu melihat janji Tuhan ini digenapi dalam kehidupan kita, caranya adalah dengan menjalani kehidupan hari ini dengan sebaik-baiknya. Tidak peduli bagaimana suramnya hari-hari kemarin, hari ini adalah masa lalu bagi esok hari. Dengan menjalani setiap hari di depan dengan baik, tanpa sadar kita sudah mendekati penggenapan janji Tuhan, yakni masa depan yang penuh harapan.
Roma 12:11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!
Rekan-rekan youth, terkadang Tuhan mengizinkan penderitaan dan masa-masa sulit sebagai disiplin Tuhan atas dosa-dosa kita. Hendaklah kita sadar dan bertobat, kembali datang kepada-Nya dengan iman dan pengharapan. Jangan memandang hidup hanya berdasarkan satu masa sulit saja. Percayalah, di balik setiap peristiwa dan masa sulit yang terjadi di dalam kehidupan kita, pasti ada rencana Tuhan yang indah buat umat-Nya.
Jika ada kegagalan dan masa-masa hidup yang sulit, itu merupakan salah satu rancangan Tuhan. Rancangan yang diberikan untuk masa depan hidup yang lebih baik. Ada pengharapan di dalam rancangan Tuhan bagi kita.
Tetap semangat, Tuhan Yesus Memberkati!
RM – DOT