Hati-hati menjaga Hati

Renungan harian kamis, 08 Agustus 2024
Ayat Pokok : 1 Korintus 10:12, “Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!”
Shalom… Selamat pagi bapak Ibu dan saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus. Ada sebuah istilah dalam bahasa jawa yaitu adigang, adigung, adiguna. Yang memiliki arti menyombongkan kekuatan, kekuasaan dan kepandaian yang dimiliki. Maksud dari istilah tersebut adalah nasehat kepada manusia untuk meiliki sifat rendah hati dan tidak sombong.
Bicara tentang kata “sombong”, alkitab telah memberikan nasehat bahkan menunjukkan contoh sebagai sebuah teladan agar kita tidak jatuh dalam dosa kesombongan. Teks pokok kita pada hari ini juga berisikan nasehat agar kita hati-hati dengan kesombongan. Menjaga hati dan motivasi agar kita tidak jatuh lebih dalam dan merasakan sakit yang lebih berat.
Pada tanggal 2 April 1912 sejarah mencatat sebuah peristiwa peluncuran perdana kapal penumpang terbesar pada saat itu yaitu Royal Mail Ship (RMS) Titanic. Proses peluncuran ini dilakukan dengan begitu semarak, bahkan saat seorang wartawan mewawancarai Lord William Pirrie (desainer/perancang kapal Titanic) dan menanyakan bagaimana kekuatan kapal ini berlayar, dia mengatakan: “Bahkan Tuhan pun tidak dapat menenggelamkan kapal ini.”
Peluncuran ini sendiri sebenarnya hanya peluncuran uji coba sebelum memulai pelayaran resmi perdananya dari Britania ke New York. Uji coba ini justru terkesan seperti pameran pelayaran rekreasi perdana. Uji coba laut ini hanya terdiri dari sejumlah pengujian karakteristik. Jadi selama sekitar dua belas jam, Titanic dijalankan dengan kecepatan berbeda. Pengujian kemampuan berbelok dan “crash stop [suatu bentuk tindakan untuk menghentikan jalan dan lajunya kapal secara tiba-tiba dengan maksud menghindari terjadinya benturan]” dilakukan, mesin dibalik dari depan ke belakang dengan kekuatan penuh. Uji coba yang tidak terlalu ketat ini sebenarnya menemukan berbagai kelemahan dan ketidaksiapan kapal ini untuk berlayar, termasuk tidak dilakukan uji coba keselamatan pada aspek uji sekoci, ditambah desain kemudi yang dianggap terlalu kecil.
Kombinasi dari kecepatan tinggi, ketidaksempurnaan desain kemudi, kurangnya kesiapan kru dan peralatan keselamatan, serta lemahnya pengawasan lembaga berwenang yang mengantarkan Titanic menuju bencana di hari keempat pelayaran perdananya pada 15 April 1912 pukul 02:20 dini hari di perairan Newfoundland, Atlantik Utara.
Kesombongan diakui atau tidak kerap kali membuat kita lengah terhadap bahaya yang bisa menimpa hidup kita. Contoh tokoh dalam alkitab adalah Raja Hizkia. Setelah mengalami mujizat kesembuhan dari sakit yang hampir merenggut nyawanya, ia justru kemudian pamer kepada raja Babel yang mengunjunginya(2 Raja-raja 20:13), “Hizkia bersukacita atas kedatangan mereka, lalu diperlihatkannyalah kepada mereka segenap gedung harta bendanya, emas dan perak, rempah rempah dan minyak yang berharga, gedung persenjataannya dan segala yang terdapat dalam perbendaharaannya. Tidak ada barang yang tidak diperlihatkan Hizkia kepada mereka di istananya dan di seluruh daerah kekuasaannya.”
Alih-alih bersaksi tentang kuasa dan kemurahan Allah yang menyembuhkan hidupnya, Hizkia justru memamerkan istana, kekayaan kerajaannya kepada raja Babel. Akibat dari perbuatannya, Allah begitu marah dan melalui nabi Yesaya menyampaikan pesan bahwa seluruh yang dipamerkan pada masa mendatang akan dirampas musuh.
Kesombongan dalam hati dengan menunjukkan pencapaian yang telah diraih dengan maksud mendapatkan sanjungan dari orang lain bisa membuat seseorang jatuh dalam dosa kesombongan dan Tuhan sangat benci dengan kesombongan. Ketika hati kita sudah mulai sombong, sadar dan terjagalah sebelum kejatuhan menimpa kita. Karena sesungguhnya apa yang kita miliki adalah anugerah dari Tuhan, tidak ada yang patut untuk kita sombongkan.
Sebutkan saja apa yang ada pada kita, kekayaan, kepandaian, skill bahkan kesehatan kita juga adalah anugerah Tuhan. Jika Tuhan mempercayakan kepada kita harta melimpah, ada maksud dan tujuan Tuhan didalamnya. Jika Tuhan mempercayakan kepandaian dan skil kepada kita, ada maksud Tuhan didalamnya. Demikian juga dengan kesehatan kita, kesehatan yang Tuhan berikan kepada kita.
Temukan maksud dan tujuan hidup yang Tuhan berikan kepada kita. Sadarilah bahwa kehidupan dengan segala yang menyertainya adalah titipan dari-Nya, jangan sombong dan suka pamer, bersyukurlah dan kelola dengan sebaik mungkin, karena manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan; dan hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu [Yesaya 2:11]. Amin.
Tuhan memberkati
DS