HIDUP DALAM PENGHARAPAN KEPADA TUHAN

Renungan Harian Youth, Senin 16 Juni 2025
Mazmur 30:6 Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai.
Hidup ini memang suatu proses; kita tidak selalu ada di atas, tapi juga tidak selalu di bawah. Yang lebih penting sebetulnya bukan soal kita berada di bawah atau di atas, melainkan bagaimana dalam situasi apapun kita merelasikannya dengan Tuhan. Kita sebagai orang percaya, harus bisa memaknai situasi yang terjadi dalam kehidupan kita. Demikianlah waktu kita membaca ratapan di dalam pasal ini,
pemazmur bukan menghayatinya sebagai nasib sial, melainkan dia merelasikannya dengan diri Tuhan, sehingga air mata ratapan di sini dihayati sebagai murka Tuhan yang dinyatakan.
Mazmur 30 ini adalah nyanyian pada saat penahbisan Bait Suci yang ditulis oleh Daud. Dalam mazmurnya ini, Daud mencoba mengingat hal apa saja yang sudah terjadi di dalam kehidupan yang tidak mudah dijalaninya. Mulai dari ancaman Saul yang iri, belum lagi ancaman musuh-musuhnya di medan pertempuran, pemberontakan anaknya sendiri dan masih banyak lagi. Bahkan tidak mudah bagi Daud mempersiapkan segala sesuatu terkait pendirian Bait Allah. Hanya saja, Daud mengakui bahwa ia tidak tergoyahkan dengan semuanya itu oleh karena ia tahu Tuhan Allah menolongnya. Saat ia berseru dan memohon, Tuhan mendengar. Tuhanlah yang menjadi Penolongnya. Tuhanlah yang membuat segala sesuatu yang awalnya adalah ratapan kesedihan dan kesusahan, menjadi sukacita kebahagiaan.
Sebab sesaat saja Ia murka …”. Inilah yang membuat kehidupan kita bertumbuh, yaitu ketika kita terus-menerus berelasi dengan Tuhan, bukan berelasi atau menghadapi musuh-musih yang menjengkelkan itu, karena itu tidak membawa kepada pertumbuhan. Itu sebabnya ketika di sini kita membaca perubahan dari ratapan dan tangisan menuju kepada tarian dan sukacita, yang mengubah itu adalah Tuhan. Dan, dasarnya ada pada sifat Allah sendiri; Allah memang bisa murka, tapi sesaat saja Ia murka, seumur hidup Ia murah hati. Kalau Tuhan murka berkepanjangan, kita tidak ada yang bisa tahan. Saudara melihat di sini penekanannya ada pada kemurah-hatian Allah. Murah hatinya Allah itu tidak sebanding dengan murka-Nya. Sekali lagi, ini bukan berarti Dia tidak bisa murka –Tuhan memang bisa murka— dan di dalam saat Dia murka, kita musti introspeksi diri, kita perlu bertobat dari kesalahan kita. Ketika hal itu terjadi dalam kehidupan kita, maka kita melihat seperti di mazmur ini, Tuhan mengubah ratapan atau tangisan itu menjadi tarian. Jadi yang berubah bukan sekedar kondisi kehidupan kita, pemulihannya adalah pemulihan relasi kita dengan Allah.
Mazmur ini bukan sekedar mazmur berisi pujian, tetapi “sebuah mazmur tentang pujian” yang mengajak para pendengarnya untuk “hidup sepenuhnya dalam pujian.”
Karakter Allah yang penuh belas kasihan dan pemulihan itulah yang memberikan alasan bagi umat-Nya untuk menjalani kehidupan yang penuh pujian
Rekan-rekan youth, jika kita melompati ke beberapa pasal terakhir dalam Alkitab, kita akan melewatkan banyak hal yang sangat baik—tapi kita juga akan melihat bagaimana suatu hari nanti Tuhan akan membuat segalanya menjadi benar kembali. Dia akan memulihkan yang hilang, memperbaiki yang rusak, menyembuhkan yang hancur, dan pada akhirnya menjadikan semuanya baru. Dia akan menghapus setiap air mata dan menyembuhkan setiap hati yang hancur.
Menghadapi situasi yang mencemaskan, Daud berseru kepada Allah dalam doa dan pujian (Mzm. 30:9). Seorang penafsir menyatakan bahwa pemazmur berdoa “memohon kasih karunia yang menghasilkan pujian dan perubahan.” Allah telah mengubah “ratapan [Daud] . . . menjadi tarian gembira” dan Daud pun menyatakan kerinduannya untuk “memuji-muji [Allah] pada selama-lamanya” dalam segala situasi (ay.12-13 bimk). Meski rasanya sulit memuji Allah di tengah masa-masa yang menyakitkan, tindakan itu dapat membuahkan perubahan—dari berputus asa kepada berpengharapan, dari ketakutan kepada iman. Dia pun dapat memakai teladan kita untuk menguatkan dan mengubahkan orang lain (ay.5-6).
Tuhan dapat mengubah segala sesuatu dengan segera.
Janji untuk masa depan itu hendaknya membentuk cara hidup kita hari ini. Seperti yang dikatakan Mazmur 30:6, ada saat-saat dalam hidup yang penuh dengan kesedihan dan dukacita. Ini adalah masa-masa yang sangat nyata yang akan dialami setiap orang.
Bahwa sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai. Bagaimanapun gelapnya malam, fajar akan menyingsing. Bagaimanapun beratnya hati kita, suatu hari nanti akan ada nyanyian. Janji-janji Tuhan memberi kita pengharapan untuk bertahan melalui masa-masa sulit. Kita tahu bahwa meskipun situasi rusak dan menyedihkan saat ini, tetapi tidak akan selalu seperti itu. Suatu hari nanti Tuhan akan mengembalikan keadaan seperti seharusnya.
Seperti yang dikatakan Pemazmur, tangisan mungkin berlangsung sepanjang malam, tetapi sukacita datang pada pagi hari. “Pagi” itu mungkin bukan besok pagi, atau bahkan pagi minggu depan. Namun suatu hari,
Tuhan akan datang dengan pagi baru yang cerah di mana semuanya akan seperti yang Dia inginkan.
Rekan-rekan youth, Alkitab dipenuhi dengan janji-janji lain yang Tuhan berikan kepada kita untuk dipegang dalam berbagai musim kehidupan kita. Waktu Alkitab mengatakan tentang selama-lamanya, bicara tentang kekekalan (eternity), itu pasti bicara kebahagiaan yang paling puncak, dan karenanya itu kemudian dirayakan, akan terjadi selama-lamanya; kita menantikan sesuatu yang sangat indah di situ terjadi. Biarkan janji itu memenuhi kita dengan harapan saat kita mengikuti Tuhan.
Amin, Tuhan Yesus Memberkati
RM – YDK
Dapatkan Link renungan Harian dari elohim.id setiap hari dengan bergabung kedalam Grup Renungan Harian kami
Silahkan ketik Nama (spasi) Daerah asal (Spasi) No Hp yang anda daftarkan
Kirim ke 0895-1740-1800
Tuhan Memberkati dan tetap bertumbuh dalam kebenaran Firman Tuhan