HIDUP MEMBERI ARTI
Renungan Harian Youth, Rabu 17 Januari 2024
Filipi 1:22, Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu.
Hidup itu anugerah! Di dalam anugerah ada banyak pilihan. Orang bebas untuk melakukan apa pun di dalam anugerah itu. Namun, ternyata tidak mudah bagi orang untuk menentukan pilihannya. Begitu juga dengan Paulus, tidak mudah baginya menentukan pilihan. Kendati demikian, ada satu hal yang dengan sangat jelas ia sampaikan, yakni jika ia harus hidup, itu berarti bekerja memberi buah. Jelaslah bahwa bagi Paulus hidup adalah untuk bekerja, bukan bekerja untuk hidup. Hidup adalah anugerah. Karena itu, harus diisi dengan hal yang berguna, yaitu bekerja. Dari sini kita diajak untuk menghayati bahwa bekerja bukanlah beban, melainkan bentuk syukur kita atas anugerah Allah. Karena itu, harus ada hasilnya, harus ada buahnya.
Semua itu hanya mungkin dilakukan ketika orang hidup atau ada di dalam anugerah Allah. Di luar itu, tak ada kesempatan untuk bekerja apalagi menghasilkan buah.
Rekan-rekan youth, sebagian besar manusia ingin hidup berumur panjang, juga awet muda dan sehat. Mereka berharap umur panjang agar bisa menikmati kekayaan, kesenangan, dan kenikmatan dunia. Itulah sebabnya ketika berulang tahun, selalu dinyanyikan lagi: panjang umurnya, sehat badannya… padahal begitu berulang tahun, umur kita terpotong satu tahun, bukan? Itu berarti setiap tahun, umur kita bukan bertambah, melainkan berkurang. Mengharapkan umur panjang sah-sah saja, tetapi sebagai orang Kristen, kita perlu bertanya kepada diri sendiri, panjang umur untuk apa dan untuk siapa? Semua hal-hal terbaik yang kita kejar du dunia ini hanya akan menjadi suatu keniscayaan jika saja kita tidak memahami arti hidup ini dan juga membawa setiap orang yang bersentuhan dengan kita merasa berarti dengan apa yang kita lakukan untuk mereka.
Sebagai orang yang sudah ditebus oleh darah Yesus Kristus seharusnya tujuan hidup kita tidak hanya berfokus pada perkara duniawi, melainkan pada perkara rohani. Perkara jasmaniah hanyalah sementara, sedangkan perkara rohaniah bernilai kekal. Itulah sebabnya Rasul Paulus berkata, “… jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah.” Hidup memberi buah seharusnya menjadi tujuan hidup setiap orang Kristen sejati.
Memberi buah bagi Kristus, bagi Kerajaan Allah adalah buah yang bernilai kekal.
Buah bersifat kekal yang bisa kita lakukan bagi Allah dan kebenaran-Nya, seperti melayani Tuhan, memberitakan Injil, memenangkan jiwa, berbuat baik, menolong orang, dan menghasilkan buah-buah Roh lainnya. Semua itu bisa kita bawa serta ketika meninggalkan dunia. Buah yang bersifat duniawi, seperti materi, harta, dan kekayaan kelak akan kita tinggalkan.
Kehidupan yang memberi buah dimulai dengan menjadi saksi Tuhan atas segala sesuatu yang Tuhan telah kerjakan dalam kehidupan kita. Mulailah bersaksi kepada teman-teman terdekat, kepada saudara-saudara dan orang-orang di sekitar kita tentang apa yang Tuhan telah kerjakan dalam hidup kita. Ceritakanlah tentang kasih karuniaNya yang telah kita terima berupa keselamatan, kehidupan kekal, dan kedamaian dalam hati karena kita telah diperdamaikan dengan Allah serta semua berkat lainnya.
Rekan-rekan youth, Berapakah usia kita saat ini? Sudah berapa banyak waktu yang Tuhan berikan untuk kita? Apakah kita sudah memakai waktu anugerah Tuhan itu dengan baik? Adakah waktu yang kita sia-siakan? Dalam Filipi 1 : 22a, Paulus berkata, “Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah.” Ayat ini mengingatkan kita, selama Tuhan masih menganugerahkan kehidupan bagi kita, maka selama itu pula kita menyerahkan hidup kita untuk dipakai Tuhan menjadi alat-Nya.
Kita dipanggil untuk menjalani kehidupan yang berdampak bagi orang lain serta menghasilkan buah. Buah yang dihasilkan bukan sekadar buah biasa tapi buah yang manis yang dapat menjadi berkat bagi sesama serta memuliakan Tuhan.
Marilah bertanya kepada diri sendiri, kalau masih hidup di dunia ini, kalau masih ada umur panjang, apa tujuannya? Semoga tujuan hidup saudara sungguh jelas dan fokus pada kekekalan. Bukan hidup untuk makan. Bukan hidup untuk diri sendiri. Bukan pula hidup hanya untuk keluarga, untuk mengejar gelar, untuk harta benda dan uang, untuk dunia, apalagi untuk si iblis. Hiduplah yang utama untuk Tuhan Yesus. Jangan sampai hidup yang singkat ini menjadi percuma dan mati pun sia-sia, membawa penyesalan selama-lamanya.
Setiap orang mendambakan perkerjaan yang terbaik, mendapatkan gaji yang besar, dan memiliki jabatan strategis. Hampir setiap orang memilih perkerjaan yang nantinya akan memberi keuntungan bagi dirinya dan keluarga. Namun berbeda halnya dengan Rasul Paulus yang kita tahu bahwa seluruh kemampuan intelektualnya diberikan untuk memberi dampak bagi kerajaan Allah lewat segala yang ditulisnya tentang Tuhan di dalam Alkitab kita. Hal ini juga berarti, Setiap orang yang hidup diberikan talenta yang berbeda-beda dari Tuhan. Talenta yang diberikan oleh Tuhan, sesungguhnya bukan hanya untuk diri kita sendiri namun juga untuk kebaikan orang lain.
Setiap orang yang hidup, dipercayakan Tuhan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan Tuhan. Sebagai makhluk ciptaanNya, sudah selayaknya kita melakukan pekerjaan Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Kerjakan apa yang dapat dikerjakan sepenuh hati. Hasilkan buah yang baik. Bila tak ada pekerjaan tetap, carilah pekerjaan yang mungkin dikerjakan atau ciptakanlah pekerjaan. Selama masih ada kehidupan, selama itu juga kita masih ada di dalam anugerah Allah.
Amin, Tuhan Yesus Memberkati
RM – NDK