KASIH PASTI MEMBERI

Renungan Harian Youth, Selasa 15 November 2022
Syalom rekan-rekan elohim youth, salam sehat dan semangat selalu bagi kita semu. Kiranya Tuhan menyertai, memberkati dan membuat berhasil segala sesuatu yang kita kerjakan.
Seorang profesional suatu pagi mendengar sebuah siaran radio yang mengubah seluruh hidupnya. Sang penyiar mengungkapkan rata-rata hidup manusia di muka bumi adalah tujuh puluh lima tahun dan bisa memilih cara menghabiskan waktu tersebut. Berikut kutipan siarannya.
“Sekarang saya akan mengalikan 75 kali 52 minggu dan hasilnya 3.900. Ini merupakan angka hari Sabtu yang dimiliki seorang manusia pada umumnya sepanjang hidupnya. Begitu memasuki usia 55 tahun saya mulai memikirkan ini secara rinci. Saat itu saya telah melewati lebih dari 2.800 hari Sabtu. Saya berpikir jika saya hidup hingga usia tujuh puluh lima tahun artinya masih tersisa seribu hari Sabtu untuk dinikmati. Jadi saya pergi ke toko mainan dan memberi kelereng. Saya harus mengunjungi tiga toko mainan untuk mengumpulkan 1.000 kelereng.
Saya membawa kelereng itu pulang ke rumah dan menyimpannya dalam sebuah wadah plastik besar. Setiap hari Sabtu saya akan mengambil satu kelereng dan membuangnya. Dengan semakin menyusutnya jumlah kelereng, saya semakin memusatkan perhatian pada hal-hal terpenting dalam hidup saya. Sekarang saya ingin mengatakan kepada Anda hal terakhir sebelum saya mengakhiri siaran dan mengajak istri saya terkasih untuk pergi sarapan pagi. Pagi ini saya mengambil kelereng yang paling terakhir dari wadah tersebut. Saya membayangkan apabila saya dapat melewati hari ini hingga Sabtu mendatang, maka itu berarti saya memiliki sedikit tambahan waktu. Senang rasanya bisa berjumpa dengan Anda. Saya berharap Anda memberikan tambahan waktu bersama keluarga Anda.”
Usai mendengarkan siaran tersebut, sang profesional ini langsung mengajak istri dan anak-anaknya sarapan pagi. Dengan senyuman istrinya bertanya, “Apa yang membuatmu berubah?” Profesional ini menjawab, “Oh, tidak ada yang spesial. Sudah lama rasanya kita tidak menghabiskan hari Sabtu bersama anak-anak. Oh ya, bisakah kita mampir ke toko mainan sebentar? Saya perlu membeli beberapa kelereng.” (Sumber : Nurturing The Leader Within Your Child karya Tim Elmore)
Kisah ini mengingatkan saya betapa hidup ini seharusnya bisa lebih bermakna bagi orang-orang yang kita kasihi. Kita sering sekali mengatakan bahwa kita mengasihi keluarga kita. Namun, pertanyaan terpenting adalah apakah mereka sungguh merasa dikasihi?
Rekan-rekan inilah hukum KASIH, mengasihi bukanlah tentang apa yang kita terima tetapi tentang apa yang kita bisa berikan.
Jika kita berbicara tentang mengasihi keluarga seringkali kita langsung berfikir apa yang kita rasakan dalam keluarga dan itu wajar. Namun hukum kasih mengajarkan hal yang lain dan bertolak belakang, bukan tentang apa yang kita terima tetapi apa yang harus kita kerjakan dalam diri kita.
Yuk kita baca apa yang Rasul Paulus jabarkan tentang arti Kasih
1 Korintus 13:4-7 Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
Rasul Paulus memberikan penjabaran tentang kasih yang berbuah-buah dalam kehidupan orang percaya. Namun jika diperas menjadi satu kata KASIH itu adalah MEMBERI
“Kasih/ cinta/ love” dalam terjemahan Bahasa Ibrani : אָהַב – ‘AHAV, dalam huruf kedua dalam kata AHAV ini adalah aksara ה – He yang memiliki arti yaitu memberi. Kasih memang selalu berhubungan erat dengan aktifitas memberi. Kasih itu fungsi dan produk dari “seseorang yang memberi kepada seorang yang lain.” Dan pastinya
kita bisa memberi tanpa kasih, namun yang pasti kasih itu selalu dan pasti akan memberikan seuatu untuk kebaikan pribadi yang kita kasihi.
Yohanes 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Mari kita belajar dari Allah yang adalah sumber kasih, karena Kasih Tuhan Yesus datang ke dunia ini, karena Kasih Dia menderita dan mati diatas Salib, dengan Kasih Dia mengampuni dosa dan menyelamatkan kehidupan kita.
Rekan-rekan ketika kasih diekspresikan melalui tindakan, maka percayalah orang lain akan melihat kemuliaan Allah dalam hidup kita. Jika kita Kembali kepada hal yang paling mendasar dan penting untuk kita hidupi adalah keluarga mari kita belajar untuk membawa kasih dalam keluarga kita.
Bukan tentang orang tua atau saudara kita yang sempurna, namun kasih itulah yang akan memberikan warna yang indah, menutupi ketidak sempurnaan, memberikan pengampunan dan pada akhirnya kasihlah yang akan membawa pemulihan. Mari sebagai anak muda kita memainkan peran kita dalam keluarga dengan baik.
Alami kasih Tuhan dan bawalah, praktekkanlah kasih Tuhan terutama didalam keluarga kita masing-masing
Kiranya Tuhan akan menolong dan memampukan kita semuanya
Tuhan Yesus memberkati
YNP – DOT