Elohim Ministry umum Kasih yang telah Menjadi Dingin

Kasih yang telah Menjadi Dingin



Renungan Harian, Jumat 14 Februari 2025

Ayat Pokok: “Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.” Matius 24:12-13

Tanggal 14 dikenal banyak orang sebagai hari kasih sayang atau Valentine. Ada banyak hal yang orang-orang lakukan sebagai tanda kasih mereka terhadap pasangan, sahabat, atau orang lainnya yang mereka kasihi. Namun, pernahkah kita bertanya, “Apakah kasih kita kepada sesama tetap hangat sepanjang waktu, atau justru mulai mendingin?”

Yesus dalam Matius 24:12 memperingatkan bahwa di akhir zaman, kasih banyak orang akan menjadi dingin karena meningkatnya kedurhakaan. Artinya, semakin banyak dosa, ketidakadilan, dan egoisme dalam dunia, semakin sulit pula bagi manusia untuk tetap mengasihi sesamanya. Banyak orang berhenti mengasihi karena merasa lelah. Mereka kecewa karena kasih yang diberikan tidak dibalas dengan baik. Bahkan, tak jarang mereka justru disakiti oleh orang yang dikasihi. Namun, kasih sejati tidak boleh ditentukan oleh respons orang lain terhadap kita. Kasih yang sejati harus tetap menyala, bukan karena balasan yang kita terima, tetapi karena kasih adalah karakter Allah yang harus kita teladani.

Mengapa Kasih Bisa Menjadi Dingin? Ada beberapa alasan mengapa seseorang bisa kehilangan kasihnya kepada sesama:

Yesus menyatakan bahwa “karena kedurhakaan semakin bertambah, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.” (Matius 24:12). Ketika dunia semakin jauh dari Tuhan, kasih yang sejati juga semakin berkurang. Banyak orang menjadi egois, lebih mementingkan diri sendiri, dan tidak peduli dengan orang lain. Hal ini membuat kasih dalam diri manusia perlahan memudar.

Terlalu Banyak Mengandalkan Balasan dari Manusia

Sering kali kita hanya mau mengasihi jika kita juga dikasihi. Namun, kasih sejati tidak bergantung pada respons orang lain. Yesus mengajarkan kasih tanpa syarat, yaitu kasih yang tetap diberikan meskipun tidak mendapat balasan. Kasih yang murni berasal dari Allah, bukan dari manusia.

Rasa Sakit dan Kekecewaan

Banyak orang berhenti mengasihi karena sering disakiti atau dikhianati. Mereka berpikir, “Untuk apa mengasihi jika akhirnya hanya membuatku terluka?” Namun, kasih sejati tetap ada meskipun kita mengalami kekecewaan. Yesus sendiri tetap mengasihi, meskipun Dia dikhianati, disalibkan, dan dihina oleh manusia.

Mengapa Kita Harus Menjaga Kasih Tetap Hangat?

1. Kasih adalah Identitas Murid Kristus

Yesus berkata, “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” (Yohanes 13:35). Dunia akan mengenal kita sebagai pengikut Kristus bukan karena seberapa hebat kita dalam beribadah, tetapi seberapa besar kita mengasihi.

2. Kasih Membawa Perubahan dalam Diri Kita

Ketika kita terus mengasihi, meskipun sulit, ada pertumbuhan rohani yang terjadi dalam diri kita. Kita menjadi lebih sabar, lebih lembut, dan lebih menyerupai Kristus. Paulus berkata bahwa kasih adalah kegenapan hukum Taurat (Roma 13:8-10). Dengan kata lain, kasih memotivasi kita untuk hidup benar dan berkenan kepada Tuhan.

3. Kasih Membawa Damai Sejahtera

Orang yang hidup dalam kasih memiliki hati yang penuh damai sejahtera. Sebaliknya, orang yang hidup dalam kebencian dan dendam akan selalu merasa gelisah dan tidak tenang. Kasih menolong kita untuk melepaskan pengampunan dan hidup dalam kedamaian, bukan dalam kepahitan.

“Dan kiranya Tuhan menjadikan kamu bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang, sama seperti kami juga mengasihi kamu.” — 1 Tesalonika 3:12

Bagaimana Menjaga Kasih Tetap Menyala?

Pertama,  Mengingat Kasih Allah kepada Kita

“Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.” (1 Yohanes 4:19). Ketika kita mengingat bagaimana Tuhan mengasihi kita—meskipun kita tidak layak—maka kita akan terdorong untuk mengasihi orang lain juga.

Kedua, Tidak Menjadikan Respons Orang Lain sebagai Tolok Ukur

Kasih sejati tidak tergantung pada bagaimana orang lain memperlakukan kita. Kasih berasal dari Tuhan dan harus kita berikan dengan tulus. Jangan biarkan perilaku buruk orang lain menghentikan kita dari melakukan kebaikan.

Ketiga, Mempraktikkan Kasih dalam Kehidupan Sehari-hari

Kasih bukan hanya teori, tetapi harus dipraktikkan. Berikut beberapa cara sederhana untuk menjaga kasih tetap menyala dengan Mengampuni orang yang menyakiti kita, Mendoakan mereka yang sulit kita kasihi, Berbuat baik kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan dan Tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.

Paulus dalam 1 Tesalonika 3:12 berkata, “Dan kiranya Tuhan menjadikan kamu bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang, sama seperti kami juga mengasihi kamu.”

Artinya, kasih kita tidak boleh stagnan. Kasih kita harus terus bertumbuh dan berkelimpahan. Mintalah kepada Tuhan agar hati kita selalu penuh dengan kasih yang sejati. Dunia ini penuh dengan kedurhakaan dan keegoisan, tetapi kita dipanggil untuk tetap menjadi terang dalam kegelapan dengan menjaga kasih kita tetap menyala. Jangan biarkan kekecewaan, rasa sakit, atau kurangnya balasan dari orang lain membuat kasih kita menjadi dingin. Kasih bukan tentang apa yang kita terima, tetapi tentang apa yang kita berikan dengan tulus. Yesus telah menunjukkan kasih yang sejati kepada kita, dan kini tugas kita adalah meneladani kasih-Nya dalam hidup kita.

🔥 Jangan biarkan kasih dalam kehidupan kita menjadi dingin, tetapi tetaplah mengasihi seperti Kristus mengasihi kita! 🔥

Tuhan Yesus memberkati! 🙏

YNP

Dapatkan Link renungan Harian dari elohim.id setiap hari dengan bergabung kedalam Grup Renungan Harian kami
Silahkan ketik Nama (spasi) Daerah asal (Spasi) No Hp yang anda daftarkan
Kirim ke 0895-1740-1800
Tuhan Memberkati dan tetap bertumbuh dalam kebenaran Firman Tuhan

1 thought on “Kasih yang telah Menjadi Dingin”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *