LET IT GO

Renungan Harian Youth, Rabu 28 Februari 2024
Matius 6:14-15
Ada orang yang mudah marah, las an juga yang sulit marah. Ada yang jika hanya sebentar tapi ada juga yang marahnya bisa lama. Namun, dalam hal mengampuni dan melupakan kesalahan, terutama kesalahan besar dan fatal yang dilakukan orang terhadap dirinya, bisa jadi las a semua orang sulit melakukannya. Mengapa mengampuni dan melupakan kesalaham orang itu sulit?. Bisa jadi karena merasa kesalahannya terlalu besar. Bisa karena kita merasa lukanya terlalu sakit. Bisa karena takut penngampunan itu akan membuat orang ulangi lagi. Bisa karena merasa mengampuni akan membuatnya tampak lemah. Atau bisa juga karena memang ia tidak mengampuni. Atau bisa juga karena memang ia tidak terbiasa mengampuni.
Alasan – las an diatas sesungguhnya menunjukkan satu hal, yaitu bahwa kegagalan mengampuni (entah mengampuni orang lain atau mengampuni diri sendiri) terjadi karena kita hanya berpusat pada diri sendiri. Tidak ada kasih didalam diri.
Milikilah pondasi yang kuat dan benar dalam kehidupan kita
“When we come to Christ, it is good to take time right at the beginning, to sort out all matters relating to our unconverted life that need to be settled. If we are superficial here, and gloss over some matters, we’ll find that our foundation remains weak and our house collapses one day.”
Kita merasa kesalahan orang lain (atau diri kita) terlalu besar atau luka yang kita rasakan terlalu sakit, kerugian yang alami terlalu besar, karena kita hanya mengukur dengan ukuran diri kita. Firman Tuhan berkata kita harus mengampuni sebagaimana Allah telah mengampuni kita (Efe 4:32). Perumpamaan hari ini menegaskan lebih lagi, karena dosa kita yang telah Allah ampuni jauh lebih besar dibanding apapun kesalahan orang lain terhadap kita. Setiap kali kita merasa rasa sakit karena terlalu besar untuk bisa mengampuninya, ingatlah bahwa pengampunan kita terima dari Allah, nyatanya sangat jauh lebih besar. Sehingga kita juga harus bisa untuk mengampuni dalam kasih.
Pergumulan dan persoalan yang dihadapi karena orang lain, sering kali membawa kepada rasa benci dan marah yang mana hal itu tidak menyenangkan hati Tuhan Yesus.
Ampuni dan kasihi mereka seperti Allah yang karena kasih memberikan anakNya untuk tebus dosa dan mati bagi kita dikayu salib. Allah tidak memberikan “roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban”. Sehingga ada kekuatan dan damai Sejahtera untuk bisa mengampuni dan mengasihi.
Matius 6:14-15 Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.”
Ayat diatas menyatakan prinsip penting dalam pengampunan, kita mendapatkan pengampunan dari Allah jika kita mau mengampuni orang lain dengan tulus dan sepenuhnya. Kita mungkin tidak dapat melupakan apa yang dilakukan orang lain kepada kita. Tetapi kita dapat dengan pasti menolak untuk memikirkan kejahatan yang mereka lakukan, setiap kali kita tergoda untuk melakukannya.”
Kekhawatiran bahwa mengampuni akan membuat orang meremehkan kita ataupun mengulangi kesalahannya juga menunjukkan kita lupa bahwa saat mengampuni orang, kita menyerahkan pembalasan itu kepada Allah (Roma 12:19). Menyerahkan pembalasan kepada Allah bukanlah berharap berharap agar Tuhan menghukum orang itu lebih berat, tapi ini tentang percaya kepada Allah. Apa yang akan terjadi dimasa depan, bagaimana Allah memperlakukan orang itu (entah mengampuni atau menghukum), dan apa yang akan orang itu lakukan pada kita, sesungguhnya itu bukan lagi urusan kita. Ingat tugas kita hanyalah mengampuni dia dan percaya bahwa masa depan kita berada ditanganNya. Bagaimana bisa hidup menjadi bebas dan diberkati ketika mengampuni masih ada embel – embelnya atau mengharapkan sesuatu.
Tuhan Yesus saja mengampuni manusia dengan ketulusan meskipun Dia dicaci, dihina, diludahi bahkan disalibkan.
Dia mati diatas kayu salib sebagai tanda penggenapan janji Allah untuk menyelamatkan manusia. Kalau dipikir – pikir, kita sebagai manusia sering kali hidup menyakiti hati Allah tapi Dia tetap mau memaafkan dan mengampuni umatNya. Hidup untuk mengampuni dan memaafkan sangat membutuhkan kekuatan dan keberanian, tetapi Ketika semua bisa dilakukan maka kau akan mendapatkan kebebasan dan damai sejahtera yang melebihi apapun didunia ini.
Janji Tuhan itu tidak akan mesnicayakan tantangan dan pergumulan. Akan ada tantangan dan pergumulan didalam prosesnya. Jalan – jalan yang Tuhan izinkan dilewati mungkin berliku dan berputar namun Tuhan tahu itu yang terbaik bagi kita sehingga sampai ditujuan. Jangan menjadi kecewa tetapi tetap bertahan didalam prosesnya.
Perhaps someone has harmed you so badly that you really find it difficult to forgive him wholeheartedly. Ask God to help you to forgive; and you’ll find that He is more than willing to give you both the desire and the power to forgive anyone.
Mintalah Kasih dan anugerah Allah untuk dapat mengampuni, lihatlah kebesaran kasihNya bagi kita dan lihatlah berkat dari pengampunan akan membuat kita hidup dalam sukacita dan damai Sejahtera.
Pengampunan sejati bersumber dari sikap hati yang mengandalkan Allah.
Tuhan Yesus memberkati
LW – NDK