Melayani dengan Segenap Hati

May 2, 2023 0 Comments

Renungan Harian, Selasa 02 Mei 2023

Bacaan : Filipi 2:17-30.

Nats : Filipi 2:30, “Sebab ia [Epafroditus] nyaris mati karena pekerjaan Kristus dan ia mempertaruhkan nyawanya”

Syalom Bapak Ibu Saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus . . .

            Carissa, seorang remaja yang gemar sepakbola, bola basket, dan menyayangi sahabat, keluarga, serta Yesus. Di tahun 2000 ibunya dinyatakan mengidap kanker. Ketika itu Carissa baru berusia 12 tahun, tetapi ia mulai membantu merawat ibunya.

Selama beberapa tahun kemudian, Carissa sering menyuapi, mengganti pakaian, dan menolong ibunya melakukan segala sesuatu yang tidak dapat dilakukan ibunya sendiri. “Memang sangat sulit untuk belajar melakukan semua ini,” katanya. “Dapatkah Anda bayangkan, seorang ibu dan anak perempuannya saling berganti peran? Saya benar-benar telah belajar menjadi pelayan yang rendah hati.”. Carissa terus melakukan hal itu hingga musim panas 2004, saat ia dan keluarganya harus kehilangan sang ibu untuk selamanya. Carissa berkata, “Allah telah memanggil Ibu pulang dan menjadikannya sempurna.”

            Carissa mengingatkan saya pada Epafroditus, yang memerhatikan keperluan Paulus dengan penuh pengorbanan (Filipi 2:25-30). Hanya kitab Filipi yang menulis kisah tentang Epafroditus. Bahkan namanya hanya ditulis dalam 2 ayat atau 2 kali saja, yakni Filipi 2:25 dan 4:18. Dia bukan seorang presbiter, apakah diaken, penatua, guru agama apalagi pendeta. Dia hanya orang biasa saja. Bahkan “hanya orang suruhan saja.”

            Tapi dia memberi dirinya seutuhnya dan sepenuhnya untuk tugas yang sederhana, bersahaja dan tak masuk hitungan dalam ukuran manusia. Sebab dia hanya disuruh oleh jemaat Filipi menjumpai Paulus untuk membawa pemberian atau barang titipan mereka. Termasuk membantu Paulus dalam segala kebutuhan dan keberadaannya di Penjara Kekaisaran Romawi, di Roma. Paulus menyebut bahwa pemberian yang dikirim oleh jemaat Filipi bukan hanya memenuhi kebutuhannya, tapi sudah berkelimpahan. Termasuk kehadiran Epafroditus baginya adalah sesuatu yang luar biasa. Hal itu dikatakan Paulus sebagai suatu persembahan yang harum dan disukai Allah (Fil 4:18).

Sungguh ini teladan hebat tentang bagaimana memerhatikan, mengasihi, dan berbelas kasih! Tentu tidak semua dari kita dapat mempertaruhkan hidup untuk meniru mereka. Namun, pengorbanan mereka dapat mengajarkan nilai pelayanan kepada kita.

            Mari teladani Epafroditus. Sudahkah pelayanan kita memberi dampak bagi sesama dan berfokus pada kepentingan Allah saja? Atau masih adakah motif lain dari pelayanan yang kita lakukan? Layanilah Tuhan dan sesama dengan serius, karena kita memang dipanggil untuk melayani. Mari sejenak matikan ego kita, dan berpikir apa yang dapat kita perbuat bagi Tuhan dan sesama melalui pelayanan kita.

SAAT ANDA MELAKUKAN HAL KECIL BAGI SESAMA, ANDA MELAKUKAN HAL BESAR BAGI YESUS

Tuhan Yesus Memberkati ….

TC

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *