Bacaan : 1 Samuel 25:14-35
Nats : Matius 5:9, Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah
Syalom bapak ibu saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus . . . . .
Dunia tempat kita hidup penuh dengan konflik, perpecahan, dan pertikaian. Ke mana pun kita berpaling, kita melihat orang-orang berkelahi, berdebat, dan berjuang untuk hidup rukun satu sama lain. Kedamaian tampaknya merupakan hal langka, sesuatu yang sulit ditemukan dan bahkan lebih sulit lagi untuk dipertahankan. Ayat untuk hari ini dari Matius 5:9 (NIV) Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Seorang pembawa damai adalah seorang yang melakukan suatu tindakan aktif untuk menuntaskan masalah-masalah yang sedang dihadapi supaya persoalannya selesai. Pembawa damai harus mampu mengambil resiko untuk disalah mengerti, bahkan terkadang usahanya tidak dihargai dan tidak berhasil. Pembawa damai juga harus melakukan tindakan aktif dengan tidak mengorbankan pengajaran Firman Tuhan, tetapi dengan menerapkannya.
Abigail adalah seorang wanita yang luar biasa! Ia adalah pembawa damai sejati. Karena keberaniannya, calon raja Israel tidak jadi melakukan suatu dosa yang mengerikan. Beginilah ceritanya:
Saat itu Daud terpaksa tinggal di desa-desa untuk menghindari amarah akibat kecemburuan Raja Saul. Ia diikuti oleh sekitar 600 orang laki-laki beserta keluarga mereka. Selama beberapa bulan mereka berkemah di dekat Karmel, tempat hewan ternak Nabal (suami Abigail) merumput. Orang-orang Daud telah membantu para gembala Nabal melindungi domba-domba mereka dari kawanan perampok. Kemudian tibalah masa pengguntingan bulu domba-domba itu, dan Daud mengutus beberapa orang untuk meminta bagian mereka dari Nabal, seorang yang sangat kaya. Namun, Nabal menolak permintaan mereka dan justru memperlakukan anak buah Daud dengan buruk.
Dalam kemarahan, Daud terburu-buru memutuskan untuk membunuh Nabal dan semua laki-laki di rumahnya. Ketika Abigail mendengar apa yang terjadi, ia cepat-cepat mengumpulkan banyak makanan, menahan Daud beserta para prajuritnya, dan dengan rendah hati meminta ampun atas perlakuan suaminya yang tidak ramah. Daud segera menyadari bahwa wanita itu telah mencegahnya untuk melakukan keputusan yang penuh dendam, dan ia pun memuji Allah (1 Samuel 25:32).
Marilah kita memilih untuk mengampuni, mengasihi, dan memberikan kasih karunia kepada orang-orang di sekitar kita. Marilah kita bersedia mendengarkan orang lain, memahami sudut pandang mereka, dan menemukan titik temu. Dengan demikian, kita dapat membuat perbedaan yang nyata di dunia dan menjadi anak-anak Tuhan yang sejati.
ANDA DAPAT MENJADI PEMBAWA DAMAI JIKA MEMILIKI DAMAI ALLAH DI DALAM HATI ANDA
Tuhan Yesus Memberkati
TC