MEMUJI TUHAN DENGAN TULUS

August 26, 2022 0 Comments

Renungan Harian Youth, Jumat 26 Agustus 2022

Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya.
– Mazmur 33:18

Kita seringkali memandang aktivitas memuji Tuhan sebagai kegiatan yang hanya dilakukan pada waktu dan tempat tertentu. Misalnya, ketika beribadah online pada hari Minggu atau ketika dalam persekutuan melalui Zoom meeting atau memuji Tuhan ketika hidup kita lancar, tetapi ketika dalam kesulitan, kita berhenti memuji Tuhan.

Mazmur 33 menyatakan bahwa dari tempat kediamanNya, TUHAN melihat semua penduduk bumi dan memperhatikan pekerjaan manusia. IA yang membentuk hati kita dan menilik setiap dari kita, umat yang percaya kepadaNya. Dan mataNya tertuju kepada yang sungguh percaya dan berharap akan kasih setiaNya. Ini mengajarkan kepada kita bahwa TUHAN sungguh menyatakan DiriNya sebagai Bapa kita yang baik.

IA senang dan menghargai jika kita sebagai anakNya percaya dan berharap kepadaNya. IA sayang dan memperhatikan orang yang percaya kepadaNya.

Firman Allah bukan sekadar kata-kata yang keluar dari mulut Allah.  Firman Allah adalah daya krativitas Allah yang menciptakan segala sesuatu tanpa bantuan atau media apapun.  Kita harus selalu memegang teguh segala perkataan-Nya dan inilah yang mendasari segala tindakan iman kita kepada Tuhan, baik dalam pujian kepada Dia maupun dalam pengharapan kepada Dia.

Dalam perikop Mazmur 33, Pemazmur mengajak kita memuji Tuhan di segala waktu dan tempat, bahkan dengan nyanyian dan alat musik. Apa alasan Pemazmur mengajak demikian?

Pertama, karena memuji Tuhan itu adalah ciri khas dari mereka yang hidup tulus atau saleh di hadapan Tuhan (ay. 1). Kedua, kita memuji Tuhan karena firman Tuhan itu benar, setia, adil, berotoritas, dan tidak berubah (ay. 4-9). Langit dijadikan hanya oleh firman-Nya, air laut bisa dikumpulkan-Nya, dan samudera dapat diwadahi-Nya. Kekuasaan-Nya dibandingkan dengan berbagai kekuatan di dunia yang sering kali diandalkan oleh manusia, tak dapat dibandingkan. Kalau raja-raja dan pemerintahan memiliki kekuasaan maka kuasa Tuhan jauh melampaui mereka. Jika dibandingkan dengan kekuatan seorang pahlawan maka kekuatan Tuhan tiada batasnya (ay. 16-17). Ketiga, kita memuji Tuhan karena Dia memang layak untuk dipuji dan disembah (ay. 12-18). Tuhan memperhatikan umat-Nya serta berkuasa untuk menyelamatkan dan memelihara umat-Nya. Karena itu, Daud berkata, “Berbahagialah bangsa, yang Allahnya ialah Tuhan…” (ay. 12).

Melalui pengalaman Daud, kita belajar bahwa orang yang berelasi dekat dengan Tuhan akan berdampak dalam cara memandang hidup.

Rekan-rekan youth, menarik sekali jika kita melihat landasan ucapan syukur yang Daud naikkan kepada Tuhan.  Ia tidak bersyukur dan menyembah Tuhan atas kekayaannya, dan bukan pula karena jabatan raja yang dimilikinya.  Ia justru bersyukur untuk dua hal utama, yaitu firman Tuhan dan pribadi Tuhan itu sendiri.  Untuk firman Tuhan, Daud bersyukur karena Tuhan memperhatikan itu benar, setia, adil, berotoritas, dan tidak berubah.  Sedangkan mengenai pribadi Tuhan yang ia kenali, Daud bersyukur karena Tuhan memperhatikan umat-Nya serta berkuasa untuk menyelamatkan dan memelihara umat-Nya.  Sehingga dengan yakin Daud katakana bahwa bangsa yang Allahnya ialah YAHWEH adalah bangsa yang berbahagia.

Dalam fakta kehidpan yang sering kita lihat, umumnya kita berpikir bahwa hidup bahagia itu adalah hidup berlimpah harta kekayaan dan kesuksesan. Namun bagi orang percaya, kebahagiaan sejati bersumber dari Tuhan dan firman-Nya sehingga terekspresi melalui pujian dan penyembahan. Pujian bagi mereka adalah salah satu cara menyatakan terima kasih kepada Tuhan dan keinginan mereka untuk hidup dekat kepada Sang Pencipta. Kiranya Tuhan Yesus memampukan kita memiliki gaya hidup yang memuji dan menyembah Dia, sehingga hidup kita senantiasa dipenuhi kebahagiaan yang sejati.

Daud menaikkan pujian bukan hanya sebagai pelengkap dan bagian dari ritual ibadah yang dilakukannya.  Pujian yang dinyanyikannya dengan penuh semangat merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari pemahaman tentang Tuhan.  Sudahkah kita memuji Tuhan dengan kerinduan dari hati kita yang terdalam dan pemahaman akan pribadi Allah yang berkuasa di dalam hidup kita?  Marilah kita menaikkan pujian kepada Tuhan seperti yang seharusnya kita lakukan, tanpa ada motivasi yang salah da nada maunya kepada Tuhan.

Tuhan senang dengan segala pujian yang kita naikkan dari hati yang tulus kepada Dia.

Sebagai Bapa yang baik, TUHAN ingin agar kita selalu berharap kepadaNya. Merupakan hal yang wajar sebab adalah tanggung jawab seorang Bapa untuk memelihara anak-anakNya. Bagian kita adalah memiliki sikap hati yang percaya sepenuhnya kepadaNya. Dan selalu menaikkan segala ucapan syukur kepada-Nya dalam segala kondisi kita.

Amin. Tuhan Yesus Memberkati

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *