Menapaki Jalan Kesetiaan
Bacaan: Kisah Para Rasul 7:54-60
Syalom Bapak Ibu Saudara yang dikasihi Tuhan . . . .
Dalam segala aspek kehidupan ini, akan selalu ada dua sisi dari segala sesuatu. Ada hubungan antara situasi kondisi secara eksternal dan internal didalam diri kita.
Stefanus adalah seorang Yahudi, dan dia seorang Yahudi Helenis, seorang keturunan Yahudi yang berbahasa Yunani. Dalam Kisah Para Rasul 6:1 dituliskan bahwa ada persungutan antara orang orang Yahudi Helenis dan orang Ibrani. Pada saat itu orang Ibrani yang berbahasa Ibrani, kastanya dianggap lebih tinggi daripada orang Ibrani Helenis.
Nama Stefanus berasal dari kata Yunani yaitu Stefanos, yang artinya Mahkota. Dalam bahasa Yunani ada dua kata yang artinya mahkota, yaitu:
- Stefanos, yang artinya Mahkota Kemenangan.
Pada masa itu mahkota ini biasa diberikan kepada pemenang lomba olimpiade. Dan terbuat dari ranting dan daun pohon zaitun.
- Diadema, yang artinya Mahkota Kerajaan. Yang diwarisi turun temurun. Stefanus seorang Pemenang, sesuai dengan artinya namanya. Dan dia adalah tokoh pertama diluar para rasul, yang melakukan layanan mujizat dan tanda tanda heran lainnya (Kis 6:8)
Kematian Stefanus merupakan tonggak penting dalam gereja mula mula, dimana kematiannya menjadi titik penting dalam sejarah gereja mula mula. Kesetiaan Stefanus sampai akhir memiliki dampak yang besar.
“Ketika umat Tuhan dipenuhi Roh Kudus, maka kita akan dimampukan untuk mengenal kebenaran yang sesungguhnya”
Dalam perjalanan hidup kita, mengenai akan diri kita sendiri, Roh Kudus akan menyingkapkan bukan hanya kebenaran FirmanNya kepada kita, tetapi Roh Kudus juga akan menolong kita menuntun kita kepada kebenaran diri kita sendiri akan menyingkapkan yang terselebung didalam diri kita, yang bahkan mungkin kita tidak sengaja menutupinya. Cara kita berelasi dengan Tuhan, sangat dipengaruhi oleh kondisi emosional kita. Iman yang berakar dan bertumbuh didalam Kristus, akan membuat kita dapat berdiri kokoh disaat menghadapi tantangan dalam hidup. Iman Stefanus solid, karena dibangun diatas dasar kebenaran, dan itu menjadi fondasi untuk bertahan menapaki jalan kesetiaan.
“ hanya ketika kita penuh dengan Roh Kudus dan perkenanan Tuhan ada diatas kita, maka kita akan dimampukan untuk setia”
Bapak Ibu Saudara yang terkasih . . .
kiranya kita terus membangun kesetian dalam kehidupan ini. Untuk bisa tetap dalam kesetian meski begitu banyak situasi yang sedang kita hadapi, kita memerlukan Roh Kudus untuk memberi kita tuntunan dan kekuatan. Tanpa hal tersebut kita tidak akan berdaya.
Tuhan Memberkati
Rangkuman Khotbah
Pdt. Posuka Loke