Meneladankan Iman

September 27, 2023 0 Comments

Renungan Harian Rabu, 27 September 2023

Bacaan: Kejadian 22:9 “Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah. Abraham mendirikan mezbah, disusunnya kayu, diikatnya Ishak dan diletakkan di mezbah di atas kayu api,”

Beberapa waktu lalu ada sebuah film yang berjudul “His Only Son” yang mengisahkan bagaimana ketaatan Abrahan mempersembahkan Ishak. Saat melihat film ini kita diperlihatkan secara visual apa yang tertulis dalam Firman Tuhan mengenai peristiwa itu. Ada tiga tokoh penting dikisah ini yaitu Abraham, Sara dan Ishak. Abraham adalah seorang yang taat dan dia telah memiliki pengalaman secara pribadi dengan Tuhan, beberapa kali Abraham bertemu dengan Tuhan dan mendengar suara Tuhan. Namun tidak begitu dengan Sara dan Ishak, mereka memiliki iman dari apa yang Abraham critakan dan mereka mengikuti iman Abraham.

Saat Abraham menaati perintah Tuhan untuk mempersembahkan Ishak, tentunya ini bukan sesuatu yang mudah bagi Ishak. Namun disini kita melihat juga ketaatan Ishak yang melihat iman Abraham Ayahnya. Sebenarnya Ishak pada saat akan dikorbankan usianya telah berajak dewasa, bisa saja dia melawan saat tau bahwa dirinyalah yang akan dipersembahkan. Tetapi kita melihat bagaimana ketaatan seorang Ishak sebagai anak. Dan, puncak ketaatannya saat dia diikat dan tidak memberontak saat akan dipersembahkan (Kej 22:5-12), Seperti dalam Yesaya 53 tentang domba yang siap dibawa ke pembantaian dan tidak memberontak.

Bagaiman Ishak bisa taat kepada Abraham?

Ada teladan Iman yang diturunkan Abraham kepada Ishak anaknya. Sebenarnya ini salah satu tanggung jawab yang paling penting bagi orang tua Kristen, yaitu mengajar anak-anak tentang Yesus Kristus. Bagaimana kita memberikan gambaran yang jelas tentang Yesus Kristus kepada anak-anak?

  1. Bicaralah dengan anak kita tentang Yesus.

“… haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.”

(Ulangan 6:7-9)

Anak-anak mengumpulkan sejumlah besar hikmat dari mendengarkan pembicaraan orang tua atau guru-guru mereka. Semua percakapan dan perkataan kita sehari-hari harus mengarah kepada Tuhan. Mengucap syukur kepada Tuhan tidak hanya dilakukan pada waktu makan saja, tetapi juga ketika Tuhan menjawab doa-doa kita. Ucapkan secara spesifik ucapan syukur kita kepada Tuhan Yesus tentang pemeliharaan-Nya. Berikan pujian kepada Tuhan ketika semuanya berjalan baik, bahkan lebih dari yang kita harapkan. Dan, minta Tuhan Yesus menuntun kita ketika menghadapi keputusan yang besar. Membaca Alkitab secara teratur adalah cara yang efektif untuk berdiskusi tentang Kristus dengan anak.

  • Hidupi prinsip-prinsip iman kita setiap hari.

“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”

(Matius 5:16)

 Hal ini penting bagi orang tua Kristen untuk melakukan apa yang mereka katakan. Ketika kita membuat pernyataan tentang kebenaran Alkitab dan kebenaran Allah, anak-anak kita akan menonton untuk melihat bagaimana kita melakukan pelajaran tersebut. Secara duniawi, gambaran yang paling dekat tentang Bapa di Surga adalah ayah kita di rumah. Orang tua yang serupa dengan Kristus merupakan kesaksian terbaik yang dapat anak lihat dalam hidup orang tua mereka. Ketika kita memperlakukan orang lain dan anak-anak seperti cara Kristus memperlakukan mereka, maka rasa cinta dan hormat kepada Yesus Kristus akan menjadi prioritas utama dalam hidup anak-anak kita.

  • Berdoalah dengan anak Anda.

“Tetaplah berdoa.” (1Tesalonika 5:17)

Salah satu cara terbaik untuk mengajarkan tentang Yesus Kristus kepada anak adalah dengan mengajak mereka berdoa. Banyak orang dewasa saat ini belajar berdoa dengan berlutut dan mengucapkan doa yang sudah ditulis. Meskipun itu bukan hal yang salah, namun anak akan lebih dapat mengembangkan hubungan pribadinya dengan Tuhan jika diajar untuk berdoa dari hati mereka, bukan dari doa yang sudah ditulis. Ajar anak kita untuk mencurahkan isi hati mereka kepada Tuhan sejak usia dini. Jika anak kita dapat berbagi segala sesuatu tentang dirinya sendiri kepada Allah tanpa malu atau takut, kita sedang membangun tingkat yang lebih tinggi lagi, dalam hal melangkah lebih jauh dalam membangun komponen penting hubungan anak kita dengan Tuhan.

Dengan menceritakan tentang Yesus kepada anak kita, menghidupi prinsip-prinsip iman Kristen, dan berdoa dengan anak-anak, kita dapat meneladankan iman kita kepada mereka. 

Tuhan Yesus memberkati.

CM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *