Menepati Nasarnya

Renungan Harian, 02 Desember 2022
Bacaan: 1Samuel 1:9-11, 24-28
Saudara-saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus . . . . . .
Di zaman sekarang ini memang serba sulit selalu saja ada pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada orang muda, baik lelaki maupun perempuan yang saat itu lagi jomblo pertanyaan yang diajukan itu sebenarnya wajar-wajar saja bagi orang yang punya pikiran positif, tetapi bagi orang yang sensitif tentu membuat orang tidak nyaman. Misal pertanyaannya lho kok masih jomblo, lho kok belum punya anak, masih nggangur, dsb
Pertanyaan-pertanyaan seperti ini kadang-kadang membuat seseorang bersusah hati. Hal ini terjadi dengan Hanna, Hanna sangat bersusah hati karena dia mandul. Suaminya Elkana mengambil istri kedua yang melahirkan beberapa anak bagi Elkana. Tetapi Hanna membawa kesusahan hatinya kepada Tuhan. Dia berdoa dengan sungguh-sungguh dan untuk menekankan kesungguhan doanya dia bernazar, ayat 11, Kemudian bernazarlah ia, katanya: “TUHAN semesta alam, jika sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hamba-Mu ini dan mengingat kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada TUHAN untuk seumur hidupnya dan pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya
Sampai sekarangpun banyak orang yang bernazar untuk menyatakan kesungguhan hatinya atau doanya. Dan Tuhan menjawab doa Hanna. Setahun kemudian Hanna melahirkan seorang anak laki-laki yang dinamainya Samuel.
Yang patut diteladani dari Hanna adalah dia tidak menunda-nunda menggenapi nazarnya ( ayat 24-28).
Tuhan memberkati Hanna dengan luar biasa. Meskipun Samuel dibesarkan dilingkungan yang jahat dan dididik oleh seorang munafik. Sebab keluarga imam besar Eli justru orang dursila (1Samuel 2:12). Tetapi Tuhan membuat Samuel tumbuh menjadi orang kudus, nabi yang luar biasa, pemimpin bangsa Israel dan pendiri kerajaan Israel .
Disamping itu Tuhan memberikan lagi beberapa orang anak kepada Hanna (1Samuel 2: 21). Kalau engkau bernazar kepada Allah , janganlah menunda-nunda menepatinya, karena Ia tidak senang kepada orang-orang bodoh .
Sebab itu tepatilah nazarmu (Pengkotbah 5:3). Segera menepati nazar membuka lebar-lebar pintu berkat. Sebaliknya mengingkari nazar atau menunda-nunda menepati nazar adalah kebodohan, sebab itu sama dengan menipu Tuhan dan berakibat malapetaka.
Tuhan memberkati.
-EW-