Mengambil Peluang
Renungan Harian Rabu, 18 September 2024
Bacaan: Galatia 6:10, Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.
Peluang merupakan suatu keadaan di mana seseorang bisa melakukan sesuatu atau sesuatu bisa terjadi. Peluang sama dengan kesempatan yang merupakan suatu waktu yang sangat berharga. Itu sebabnya kita harus jeli melihat setiap peluang dalam kehidupan kita secara pribadi. Kita harus cepat tanggap, ketika kita melihat ada peluang untuk melakukan sesuatu yang baik, cepat ambil peluang itu sekecil apapun itu. Jika kita melewatkan peluang sekalipun kecil kita akan mengalami kerugian karena kesempatan tidak pernah terulang dua kali pada waktu, tempat dan situasi yang sama.
Ada beberapa hal tentang peluang yang akan kita pelajari bersama sebagai umat Tuhan:
1.Semakin kecil peluang, semakin besar kuasa Tuhan yang akan dinyatakan.
Alkitab memberikan banyak contoh mengenai suatu situasi di mana kelihatannya para tokoh Alkitab hanya mempunyai peluang kecil untuk melakukan sesuatu yang baik bahkan kelihatan tidak mungkin bisa melakukan apa-apa. Contoh lain adalah Gideon (Hakim 7). Ketika orang Israel harus menghadapi orang Midian, Tuhan melakukan sesuatu yang luar biasa. Awalnya Gideon membawa pasukan sebanyak 32.000 orang namun Tuhan menyuruh untuk menseleksi sehingga tinggal 300 prajurit untuk menghadapi pasukan orang Midian yang puluhan ribu banyaknya. Menurut strategi peperangan orang Israel mempunyai peluang yang sangat kecil untuk bisa menang bahkan mungkin tidak ada peluang sama sekali. Tetapi dalam keadaan itu Tuhan menyatakan kuasa-Nya dengan sangat luar biasa dan bangsa Israel menang atas bangsa Midian.
Terkadang kita melihat peluang yang ada sangat kecil sehingga kita tidak mau mengambil peluang itu. Atau mungkin peluang itu sebenarnya besar namun kita tidak berani untuk mengambilnya karena kita melihat diri kita kecil dan tidak mampu. Kita lupa bahwa ada satu Pribadi yang sanggup menolong kita. Semakin kita merasa lemah dan tidak mempunyai kemampuan seharusnya kita semakin bergantung kepada Tuhan sehingga kuasa Tuhan dinyatakan dengan luar biasa. Jika kita merasa lemah jangan kuatir, karena justru dalam kelemahan kita kuasa Tuhan akan dinyatakan dengan sempurna
2.Setiap peluang selalu ada resiko
Daud yang masih muda dipilih oleh Tuhan menjadi raja. Daud tidak menolak kesempatan yang diberikan kepadanya. Namun mengembil peluang menjadi raja bagi Daud tidaklah mulus jalannya. Dia harus menghadapi Saul yang menjadi iri kepadanya. Daud dikejar-kejar oleh Saul yang ingin membunuhnya (1 Samuel 19:9-10). Daud tahu bahwa peluang yang diambilnya mempunyai resiko kehilangan nyawa tetapi dia tetap melakukannya dengan pertolongan dari Tuhan.
Contoh lain adalah ke 4 orang kusta di dalam 2 Raja 7:4. Mereka memasuki kota musuh yang datang memerangi Israel. Mereka tahu bahwa ada peluang di kota itu untuk kelangsungan hidup mereka namun resikonya adalah kehilangan nyawa. Ke 4 orang kusta tersebut berani mengambil resiko itu dan hasil yang mereka dapatkan luar biasa. Tidak hanya kehidupan mereka saja yang diselamatkan tetapi seluruh bangsa Israel yang saat itu sedang dalam kelaparan.
Kita pun sering diperhadapkan dengan hal yang demikian. Ketika kita melhat ada peluang bagi kita, terlihat juga bahwa ada resiko yang menyertainya. Namun kita jangan terpengaruh dengan hal itu. Tetap maju meraih peluang itu dan percaya bahwa Tuhan senantiasa akan menyertai kita (Yeremia 29:11-14).
Janganlah kita menyia-nyiakan satupun peluang dalam hidup kita, sekalipun kecil. Terlebih peluang yang diberikan kepada kita untuk melayani Tuhan karena Tuhan akan memakai peluang itu untuk menyatakan kuasa-Nya dengan luar biasa. Pakai peluang itu untuk mengembangkan talenta yang Tuhan telah percayakan kepada kita. Satu peluang kecil akan membawa kita kepada peluang yang lebih besar. Kita juga harus menyadari bahwa setiap peluang ada resiko karena itu kita harus terus bergantung kepada Tuhan.
Tuhan Yesus Memberkati.
CM
Bacaan Alkitab hari ini : Kitab Ayub pasal 1 dan 2