“Menghitung Hari”

March 25, 2021 0 Comments

Renungan Harian Kamis, 25 Maret 2021

Mazmur 90: 12
“Tuhan, ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian sehingga kami beroleh hati yang bijaksana.”

Mazmur ini boleh dikatakan salah satu sastra yang paling kuno di antara karya sastra yang pernah ditulis. Mazmur ini ditulis oleh Musa, seorang pemimpin masyarakat, politik, militer, dan pemimpin agama. Ada 3 periode yang Musa alami selama hidupnya:

  • Periode pertama ada 40 tahun , Musa berada di Mesir. Dia merasa dia sangat hebat.
  • Periode kedua, 40 tahun di padang belantara, dia merasa tidak ada apa-apanya.
  • Periode ketiga ketika dia memimpin bansga Israel selama 40 tahun, disitu dia sadar bahwa Tuhan adalah segalanya.

Kemudian, pada masa tuanya Musa menuliskan syair yang kita baca di dalam Mazmur 90 ini: “Masa hidup kami tujuh puluh tahun, dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan;…”(ayat 10). Dan di dalam ayat 12 Musa menuliskan:“Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.”

Apakah artinya menghitung hari-hari kami? apakah menghitung hari-hari sekedar menghitung kalender minggu demi minggu, bulan demi bulan dan tahun lewat tahun? Bukan hanya itu. Menghitung hari hari memiliki makna

Pertama, Sadari bahwa betapa sedikitnya dan terbatasnya hari-hari hidup kita di bumi ini.

Ada sebuah kesadaran yang konstan akan sementaranya hidup di bumi ini dan bagaimana saya secara konstan meresponi pengertian itu bahwa hidup ini sementara.

Waktu yang diberi oleh Allah kepada kita terbatas dan tidak akan kembali

Waktu ini digambarkan bukan sebagai lingkaran, melainkan garis lurus punya pangkal punya ujung tidak akan pernah kembali ini seringkali dilupakan oleh para siswa-siswi bahwa waktunya itu sedikit dan terbatas banyak orang bersikap seolah-olah memiliki waktu yang tidak berkesudahan. Lupa bahwa masa mudanya hanya 1 kali seumur hiudp. lupa bahwa kesempatan hanya datang 1 kali saja, dan jika kesempatan itu dibuang maka kesempatan itu tidak akan kembali lagi seumur hidup.

Kedua, Evaluasilah hidup yang kita sudah jalani selama ini.

Efesus 5:16 “dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.” Firman Tuhan mengatakan ” Tebuslah” kairos mu/kesempatanmu Eavluasi kembali

Bagaimana cara kita menebus kembali waktu kita?

Memakai kairos dengan baik.

Kata “waktu” yang dipakai dalam istilah yunani kairos. Dalam kata Yunani ada 2 kata yang penting untuk waktu, yaitu kronos dan kairos. Kronos menunjukkan waktu yang sedang berjalan secara mekanis. Jam tangan saudara yang terus bergerak secara mekanis, itulah yang disebut dengan kronos. Sedangkan kairos, menunjukkan suatu saat (momen, kesempatan) yang tidak akan kembali lagi. Jikalau selama ini kita tidak memakai kairos /kesempatan dengan baik untuk bertumbuh dlm kerohanianmu, belajar dgn sungguh-sungguh, maka kita masih punya kesempatan untuk menebusnya pada hari-hari mendatang.

Mengubah setiap waktu itu menjadi suatu momen yang bersifat kekal.

Kita datang beribadah, doa, baca firman bukan lagi untuk mengisi waktu, tetapi kita jadikan suatu kairos dimana melalui firman Tuhan dan doa kita bertumbuh. Jadi waktu itu kita ubah menjadi momen untuk bertumbuh. Kita bekerja bukan lagi untuk tujuan-tujuan yang fana, melainkan menjadikan nya sebagai kairos yang memiliki nilai-nilai kekekalan, yang akan memuliakan Tuhan.

Menyaring segala sesuatu yang kita kerjakan

Yang tidak bermakna kita tolak. Sebenarnya banyak hal yang tidak perlu dibaca, banyak film yang tidak perlu ditonton, banyak musik yang tidak perlu didengarkan, banyak permainan yang tidak perlu dimainkan. Semua itu perlu diseleksi agar kita dapat menebus waktu kita. Biarlah kita mencari hal-hal yang berarti dan yang bermakna saja, yang tidak perlu kita buang, yang penting kita raih, kita olah baik-baik, kita pelihara.

Pergunakanlah waktu yang ada, atau tebuslah kairos-kairos yang ada. Dengan menjadikan kairos itu bersifat kekal, dan dengan cara menyaring segala sesuatu yang kita kerjakan. Jika kita tidak menjadikan kairos itu bersifat kekal, maka kairos itu akan bersifat fana.

Tak ada wilayah yang netral di jagad raya ini: setiap sentimeter, setiap detik yang ada adalah milik Allah, jika tidak, maka akan direbut Setan”

C.S. Lewis

Oleh sebab itui, waktu/kairos ini, pakailah dengan serius untuk Allah, jika tidak maka akan dipakai untuk setan.

Pada hari ini mari kita renungkan kehidupan kita bersama.

Hidup yang tidak diperiksa tidaklah layak untuk dijalani periksalah apakah saudara sudah menjalaninya dengan bijaksana,dengan waspada, dengan memakai kairos untuk sesuatu yang bernilai kekal?

Socrates

Jadi bapak ibu saudara yang dikasihi Tuhan Jika belum mulailah sekarang ini, jangan tunggu besok. Karena hari ini adalah kesempatan untuk kita berubah

Tuhan Yesus Memberkati.

CM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *