MENJADI ORANG BAIK ATAU ORANG BENAR
Renungan Harian Jumat, 31 Maret 2023
KALAU MAU MENYENANGKAN MANUSIA, JADILAH BAIK.KALAU MAU MENYENANGKAN TUHAN, JADILAH BENAR.ORANG BENAR = SESEORANG YANG BERJUANG UNTUK HIDUP DALAM KEBENARAN
Banyak orang menginginkan hidup benar, namun menjadi orang benar tidaklah semudah mengatakannya.
Kita semua adalah orang BERDOSA yang sudah DIBENARKAN
2 Korintus 5 : 21, Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Kebenaran yang disebut dalam ayat ini menunjuk kepada suatu kebenaran yang nyata dalam kehidupan sehari-hari sebagai suatu ciptaan baru, yaitu watak, perilaku dan keadaan moral yang didasarkan pada iman percaya di dalam Kristus
- orang percaya yang hidup bagi Kristus (ayat 15)
- dikendalikan oleh “kasih Kristus” (ayat 14)
- menjadi suatu “ciptaan baru” (ayat 17)
- dan yang menggenapkan pelayanan pendamaian sebagai wakil Allah dan kebenarannya dalam dunia ini
Alkitab menuliskan, bahwa Daniel adalah orang benar, yang senantiasa berpegang pada kebenaran yang diketahuinya.
Ketika Tuhan berfirman kepada Yehezkiel, saat Tuhan hendak menghukum dosa bangsa Israel, “Dan biarpun Nuh, Daniel dan Ayub berada di tengah-tengahnya, demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, mereka tidak akan menyelamatkan baik anak laki-laki maupun anak perempuan, melainkan mereka akan menyelamatkan hanya nyawanya sendiri karena kebenaran mereka,”(Yeh. 14:20).
Pujian diberikan Tuhan kepada Daniel, bahwa kebenaran itu dihidupinya,(Yeh. 14:14,16,20).
Mengapa demikian? Pola hidup seperti apakah yang dijalani Daniel?
Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan diri dengan santapan Raja.
Jadi, Allah memberikan pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai tulisan dan hikmat, dan mendapatkan pengertian tentang berbagai penglihatan dan mimpi. Ketika Raja memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, terbuktilah Daniel 10 kali lebih cerdas dari semua orang berilmu dan ahli jampi di seluruh kerajaannya.
Suatu kali Raja Nebukadnezar bermimpi, namun ia lupa mimpinya. Jadi, ia menyuruh semua orang berilmu dan ahli jampi untuk menjelaskan mimpinya. Tapi tak seorang pun yang sanggup, sehingga Raja murka dan bermaksud melenyapkan mereka. Daniel meminta waktu untuk memberitahukan makna mimpi itu.
Nebukadnezar bertanya, ”Sanggupkah engkau memberitahukan kepadaku mimpi yang telah kulihat itu dengan maknanya?” Kata Daniel, ”Rahasia yang ditanyakan tuanku tidak dapat diberitahukan kepada raja oleh orang bijaksana, ahli jampi, orang berilmu atau ahli nujum. Tetapi di sorga ada Allah yang menyingkapkan rahasia-rahasia; Ia telah memberitahukan kepada tuanku raja Nebukadnezar apa yang akan terjadi pada hari-hari yang akan datang,” (Dan. 2:27-28).
Daniel memberitahu mimpi dan artinya, sehingga Raja berkata, ”Sesungguhnyalah, Allahmu itu Allah yang mengatasi segala allah dan Yang berkuasa atas segala raja, dan Yang menyingkapkan rahasia-rahasia, sebab engkau telah dapat menyingkapkan rahasia itu,” (Dan. 2:47).
Raja menjadikan Daniel penguasa dan kepala atas orang bijaksana di Babel.
Daniel bukan hanya berbuat baik saja, tetapi ia melakukan kebenaran, dengan segala risikonya.
Daniel, ketika berkuasa ia memilih untuk hidup benar dan tidak menerima suap. Ia menolak hadiah Raja Belsyazar ketika membaca tulisan rahasia di dinding untuk memberitahu maknanya (Dan. 5:16-17).
Ia bertanggungjawab dan tidak merugikan Raja atau mencari keuntungan sendiri. Ia tidak berkompromi dengan musuh. Ia memilih untuk hidup benar dan konsisten berdoa, memuji dan menyembah Allah 3 kali sehari (Dan. 6:11). Ia percaya bahwa Allah pasti menyelamatkan dia dengan menutup mulut singa ketika dibuang ke dalam gua singa, (Dan. 6:16-29).
Dampak yang dihasilkan dari hidup benar Daniel
Raja Darius mengirim surat pada rakyatnya, ”Bersama ini kuberikan perintah, bahwa di seluruh kerajaan yang kukuasai orang harus takut dan gentar kepada Allahnya Daniel, sebab Dialah Allah yang hidup, yang kekal untuk selama-lamanya; pemerintahan-Nya tidak akan binasa dan kekuasaan-Nya tidak akan berakhir. Dia melepaskan dan menolong, dan mengadakan tanda dan mujizat di langit dan di bumi, Dia yang telah melepaskan Daniel dari cengkaman singa-singa,” (Dan. 6:26-27).
Kehidupan Daniel memberikan inspirasi dan motivasi bagi kita untuk hidup dengan setia dalam kebenaran, dan Daniel adalah orang benar yang MENGHIDUPI kebenaran
“Tetapi engkau, pergilah sampai tiba akhir zaman, dan engkau akan beristirahat, dan akan bangkit untuk mendapat bagianmu pada kesudahan zaman,” (Dan.12:13).
Bagaimana dengan kita ? Mau menjadi orang benar yang MENGHIDUPI kebenaran ?
Tuhan Yesus Memberkati
Pdt. Budi Wahono