“Menjadi Orang Jujur”
Renungan Harian Anak, Kamis 09 Desember 2021
Bahan Bacaan : Mazmur 140:14
Selamat pagi adik-adik, bertemu lagi di renungan hari ini ya. Siapa disini yang senang jadi orang jujur? Jujur itu artinya apa sih adik-adik, ada yang tahu? Jujur adalah berkata yang sebenarnya.
Dalam kehidupan sehari-hari kita seringkali mendengar orang berkata, “Zaman sekarang ini mana ada orang jujur? Orang jujur akan hancur!” Demikianlah kejujuran seperti barang langka dan teramat mahal harganya sekarang ini. Kalau kita baca dalam Mikha 7:2-3 Mikha pun mengeluhkan hal yang sama,
“Orang saleh sudah hilang dari negeri, dan tiada lagi orang jujur di antara manusia. Mereka semuanya mengincar darah, yang seorang mencoba menangkap yang lain dengan jaring. Tangan mereka sudah cekatan berbuat jahat;”.
Karena tuntutan ekonomi banyak orang mengorbankan nilai-nilai kejujuran dalam hidupnya. Karena ingin mendapat laba sebesar-besarnya orang memilih tidak jujur daripada harus berbuat benar.
Arti kata jujur adalah lurus hati, tidak berbohong, tidak curang (dalam permainan atau mengikuti aturan yang berlaku). Jujur berarti ya adalah ya, atau tidak adalah tidak. Sedangkan lawan dari jujur adalah dusta atau bohong. Berkata dusta berarti apa yang dikatakan bibir berbeda dengan isi hatinya, alias berkata ‘ya’ padahal di dalam hatinya berkata ‘tidak’. Alkitab dengan tegas mengajarkan dalam
Matius 5:37. “Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.”
Sebagai orang percaya berkata jujur atau menjadi orang yang jujur adalah harga mutlak. Kalau dalam hati ‘tidak’ tetapi yang keluar dari mulut ‘ya’ berarti kita sudah tidak jujur, alias berdusta. Nah di Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa dusta adalah sifat dan perbuatan dari Iblis.
Kita baca di Yohanes 8:44 “Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.”
Jadi adik-adik kalau kita tetap saja suka berdusta atau berbohong berarti kita sedang meneladani Iblis dan mengikuti jejaknya, karena dusta adalah karakter Iblis yang adalah bapa dari pendusta. Maukah kita ini disebut sebagai anak-anak Iblis? Tentu saja tidak ya adik-adik. Oleh karena itu berusahalah untuk selalu berkata jujur dan benar mulai dari sekarang ya.
Ayat hafalan :
Mazmur 140:14 “Sungguh, orang-orang benar akan memuji nama-Mu, orang-orang yang jujur akan diam di hadapan-Mu.”
Komitmen :
Tuhan aku mau menjadi anak-anak yang jujur, yang takut dan taat perintahMu. Aku mau meneladani setiap nilai-nilai yang sudah Tuhan ajarkan.
NJ – RS