Pagar Terkuat

Renungan Harian Rabu, 08 Februari 2023
Bacaan: Ayub 1:1-12, “Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kau berkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu.” (ay.10)
Pagar digunakan untuk membatasi (mengelilingi, menyekat) pekarangan, tanah, rumah, kebun, dan sebagainya, dan berfungsi sebagai perlindungan/pertahanan pertama. Tanpa pagar, rumah terasa tidak aman. Saat ini, banyak rumah yang dibangun tanpa pagar, tetapi dilengkapi dengan pembatas yang tinggi di sekeliling perumahan dengan sistem keamanan terpadu seperti penggunaan CCTV.
Dalam pembacaan Firman Tuhan hari ini, kita mendapati sebuah contoh “pagar” yang dimiliki Ayub. Ayub memiliki “pagar” terkuat di dunia yang diperolehnya dari Tuhan. Ayub memiliki 7000 ekor kambing domba, 3000 ekor unta, 500 pasang lembu, dan 500 keledai betina. Belum terhitung ladang, rumah dan budak-budaknya.
Dalam ayat 10 ini adalah kesaksian yang di ucapkan oleh iblis kepada Tuhan, yaitu kalau Ayub diberkati dengan berlimpah-limpah, itu karena Ayub dan keluarganya, dan segala yang dimilikinya, dipagari oleh Tuhan. Artinya bahwa Ayub hidup dalam pagar perlindungan Tuhan. Iblis tahu bahwa Tuhan membuat pagar sekeliling Ayub. Kalau Ayub dipagari Tuhan, keluarganya dipagari Tuhan, usahanya dipagari Tuhan, maka tidak ada siapapun yang bisa mengganggu Ayub. Iblis pun tidak bisa mengganggu Ayub. Di sini kita bisa melihat bahwa kalau Allah memagari kehidupan Ayub, maka pagar perlindungan Tuhan itu benar-benar sempurna. Ayub sehat, keluarganya bahagia, usahanya terus bertambah maju karena diberkati Tuhan. Tidak ada orang yang mengganggu Ayub, tidak ada orang yang mengganggu keluarganya, tidak ada yang mengganggu usahanya.
Iblis itu tidak bisa semaunya sendiri mengganggu manusia. Kalau orang hidupnya tidak diberi pagar perlindungan oleh Tuhan, kapanpun bisa diganggu oleh iblis. Tetapi kalau hidup kita diberi pagar perlindungan oleh Tuhan, maka kalau iblis mau mengganggu kita itu ijin terlebih dulu kepada Tuhan. Kalau Tuhan tidak mengijinkan, iblis juga tidak akan pernah bisa mengganggu kita. Tapi kalau Tuhan mengijinkan, maka iblis bisa mengganggu kita, itupun sebatas yang diijinkan Tuhan. Tuhan mengijinkan iblis mengganggu kita itupun ada maksudnya, yaitu untuk memurnikan iman kita. Seperti yang terjadi pada Ayub, iblis minta ijin Tuhan untuk mencobai Ayub. Tuhan mengijinkan, tapi ada batasannya: “jangan sentuh Ayub”. Iblis pun taat, ia tidak menyentuh Ayub. Iblis hanya menyentuh anak-anaknya dan harta kekayaannya. Tetapi menjamah Ayub, iblis tidak berani, karena sudah ada batasan yang ditentukan Tuhan. Benar saja, dalam sekejap sepuluh anaknya mati, puluhan ribu ternaknya habis. Dengan seijin Tuhan iblis mencobai Ayub, dan iblis mengambil anak-anaknya dan segala harta miliknya.
Di sisi yang lain melalui peristiwa tersebut, Allah sedang menguji imannya Ayub, dan ternyata Ayub tahan uji, artinya bahwa Ayub memiliki kemurnian iman. Iblis masih belum puas, ia minta ijin lagi sama Tuhan untuk mencobai Ayub. Tuhan mengijinkan, tapi Tuhan juga memberi batasan: “jangan sentuh nyawanya”. Iblis hanya mengganggu tubuhnya dengan sakit penyakit, tetapi ia tidak bisa menyentuh nyawanya. Kalau Tuhan mengijinkan iblis mengganggu Ayub, Tuhan pun tidak sedang mempermainkan Ayub. Sebab setelah melihat Ayub tahan uji, maka Tuhan pun mengupahi Ayub dengan sepuluh anak seperti semula, dan memberkati kembali dengan harta kekayaan dua kali lipat.
Pasti ketika kita membaca kisah ini muncul pertanyaan, bagaimana Ayub memperoleh pagar perlindungan Tuhan dan diberkati dengan luar biasa? Tentu ada hal-hal istimewa yang dimiliki Ayub, sehingga Allah memagari hidupnya dan memberkati segala yang dikerjakannya. Hal istimewa apa yang dimiliki Ayub?
Mari kita baca dalam Ayub 1:1, “Di Negeri Us ada seorang laki-laki bernama Ayub.Ia dikenal sebagai orang yang saleh—yang baik dan jujur,takut akan Allah dan menjauhi kejahatan“. Ditegaskan kembali dalam Ayub 1:8, “Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur; yang takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan.
Tuhan sendiri yang menyatakan bahwa Ayub itu memiliki kehidupan yang:
- Saleh dan jujur
- Takut akan Tuhan
- Menjauhi kejahatan
Kalau kita mau mengalami pagar perlindungan Tuhan seperti Ayub, maka kita harus memiliki kuncinya yaitu: memiliki kehidupan yang saleh (taat) dan jujur, takut Tuhan, dan menjauhi kejahatan.
Artinya bahwa Tuhan harus menjadi prioritas utama dalam kehidupan kita. Kalau ketiga hal ini ada dalam hidup kita, maka Tuhan akan membuat pagar perlindungan atas hidup kita, keluarga kita, dan segala usaha kita akan semakin diberkati oleh Tuhan.
Tuhan Yesus Memberkati.
CM