PENAWAR KETAMAKAN
Renungan Harian Youth, Jumat 13 September 2024
Syalom rekan-rekan Youth semuanya, bagaimana kabar kalian hari ini semoga tetap sehat, semangat untuk menjalani aktivitas kita hari ini. Kita akan merenungkan Firman Tuhan untuk kita waspada dengan dosa Ketamakan
Ketamakan adalah sifat yang sering kali hadir tanpa kita sadari. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tamak adalah sikap yang selalu ingin memperoleh lebih banyak untuk diri sendiri—serakah dan loba. Ini adalah sifat yang berakar pada rasa tidak puas.
Kita terus menerus mencari kebahagiaan dan kedamaian dari hal-hal seperti uang, harta benda, kekuasaan, atau status, tetapi pada akhirnya kita akan menemukan bahwa semua itu tidak dapat memuaskan hati kita.
Alkitab memberi kita contoh nyata tentang bahaya ketamakan dalam kisah Akhan di Yosua 7:19-21. Ketika bangsa Israel sedang dalam perjalanan merebut kota-kota di tanah perjanjian, Tuhan memberikan perintah jelas bahwa segala sesuatu di kota Yerikho harus dimusnahkan sebagai persembahan bagi Tuhan. Namun, Akhan, seorang dari suku Yehuda, melanggar perintah ini dengan mengambil barang-barang berharga yang seharusnya dihancurkan.
Ketamakan adalah Masalah Hati
Yosua menegur Akhan dengan berkata, “Anakku, hormatilah Tuhan, Allah Israel” (Yosua 7:19). Akhan menjawab dengan jujur, “aku mengingininya, maka kuambil” (Yosua 7:21). Di sini kita melihat bahwa akar ketamakan adalah hati yang lebih menginginkan hal-hal duniawi daripada Tuhan. Akhan lebih mengingini emas, perak, dan pakaian daripada menghormati Tuhan.
Seringkali, kita pun berhadapan dengan pilihan serupa. Mungkin kita tidak mengambil emas atau barang-barang berharga seperti Akhan, tetapi kita bisa terjebak dalam keinginan yang berlebihan untuk hal-hal duniawi, seperti popularitas, gadget terbaru, atau status sosial. Ketika kita mengingini hal-hal tersebut lebih daripada Tuhan, kita mulai berjalan di jalan yang salah.
Tanya Diri kita: Siapa yang aku Layani?
Alkitab mengingatkan kita bahwa, “Jika seseorang mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya—yaitu nafsu daging, nafsu mata, dan keangkuhan hidup, maka kasih Bapa tidak ada di dalamnya” (1 Yohanes 2:16).
Ketika kita menjadi tamak, kita perlu bertanya: “Siapa yang kita layani?” atau “Siapa yang menjadi tuan dalam hidup kita?” Ketamakan bukan hanya masalah tentang uang atau harta benda, tetapi ini adalah masalah hati. Siapa yang menguasai hatimu? Tuhan atau dunia?
Penangkal Ketamakan adalah dengan memiliki Firman Tuhan
Pemazmur berkata, “Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau” (Mazmur 119:11). Firman Tuhan adalah penangkal ampuh bagi ketamakan. Ketika kita menyimpan Firman Tuhan di hati kita, itu menjadi pengingat yang terus-menerus untuk menempatkan Tuhan sebagai prioritas utama dalam hidup kita, di atas semua hal lainnya. Firman Tuhan menuntun kita untuk melihat bahwa tidak ada yang lebih berharga daripada mengenal dan mengasihi Tuhan.
Rasul Paulus dalam Filipi 3:7-8 menulis bahwa semua hal yang ia miliki dianggapnya tidak berarti dibandingkan dengan keunggulan mengenal Kristus. Sikap inilah yang perlu kita teladani—menganggap Kristus lebih berharga daripada hal-hal materi.
Menginspirasi dan Terinspirasi
Paulus juga berkata dalam Filipi 3:17 bahwa kita harus mengikuti teladannya dan orang-orang lain yang hidup seperti dia. Kita bisa belajar dari orang-orang di sekitar kita yang menghargai Tuhan lebih dari hal-hal duniawi. Memiliki role model yang hidupnya mencerminkan kasih kepada Tuhan lebih dari apa pun akan sangat membantu kita dalam melawan ketamakan. Melalui contoh mereka, kita terinspirasi untuk menjalani hidup yang lebih berfokus pada Kristus.
Tidak hanya itu, kita juga bisa menjadi teladan bagi orang lain. Ketika kita memilih untuk menempatkan Tuhan sebagai prioritas dalam hidup kita, kita akan menjadi inspirasi bagi teman-teman kita yang juga sedang bergumul dengan hal yang sama. Dengan demikian, hidup kita bisa memancarkan kasih Kristus yang lebih berharga daripada apa pun di dunia ini.
Ketamakan adalah bahaya besar bagi hati kita, dan akar masalahnya adalah ketika kita lebih menginginkan hal-hal duniawi daripada Tuhan.
Melalui kisah Akhan, kita belajar bahwa kita perlu waspada dan mengarahkan hati kita kepada Tuhan. Firman-Nya adalah penangkal ketamakan, dan dengan menyimpan janji-janji Tuhan di hati kita, kita dapat menjaga diri kita dari dosa. Mari kita terus belajar untuk menghargai Kristus lebih dari apa pun, dan menjadi teladan bagi orang lain dalam perjalanan iman kita.
Dan kiranya menjadi doa dan permohonan kita kepada Tuhan
“Tuhan Yesus, tolong kami untuk menempatkan Engkau di atas segala hal. Ajari kami untuk tidak tergoda oleh hal-hal duniawi dan mengingat bahwa Engkau jauh lebih berharga dari semua yang ada di dunia ini. Kami ingin hidup untuk menghormati-Mu dan menjauhkan diri dari ketamakan. Amin.”
Jalanilah hari ini dengan senantiasa mengarahkan hati kita kepada kebenaran, kiranya ketamakan itu bisa kita bereskan dalam hati kita dan percayalah akan ada sukacita yang sejati karena tanpa ketamakan hati kita akan penuh dengan ketulusan
Tuhan Yesus memberkati
YNP – TVP