Pengalaman Pribadi Dengan Tuhan

Renungan Harian Kamis, 11 Mei 2023
Bacaan: Yohanes 21:1-14
Murid-murid Yesus sudah pasti merasakan kehilangan Yesus setelah kematian-Nya. Mereka tentunya memiliki kerinduan bertemu Yesus, mereka tak pernah menyangka mereka akan pernah bertemu Dia lagi karena mereka belum mengerti isi Kitab Suci (Yohanes 20:9). Namun, mereka sungguh melihat Dia. Pertama-tama di kubur. Kemudian di jalan yang berdebu menuju Emaus. Lalu di ruang atas. Berulang kali, di dalam peristiwa yang berbeda, Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya. Selama 40 hari Dia membuat kehadiran-Nya diketahui, salah satu tujuan-Nya adalah semakin meyakinkan iman semua murid bahwa Yesus benar-benar bangkit dah hidup. Murid-murid pun mengalami pengalaman secara pribadi dengan Tuhan dan semakin menguatkan iman mereka.
Setiap orang percaya yang sungguh-sungguh rindu mengenal Tuhan pasti ingin mempunyai pengalaman pribadi dengan Tuhan. Ketika kita mendengar tentang kesaksian orang-orang yang berjumpa dengan Tuhan secara spektakuler maka timbul sedikit rasa cemburu dalam hati kita, mengapa kita tidak pernah mengalami hal-hal yang demikian. Bahkan karena itu kita cenderung merasa bahwa kita bukan orang yang dekat dengan Tuhan. Kita tidak pernah bertemu Tuhan secara langsung, tidak pernah mendapat penglihatan, tidak pernah mendengar suara Tuhan secara audibel, apakah berarti bahwa kita tidak punya pengalaman rohani dengan Tuhan?
Dari kisah bacaan kita hari ini, murid-murid sebenarnya pernah memiliki pengalaman yang hampir mirip seperti peristiwa ini (Luk 5:1-11), saat itu Tuhan Yesus juga memerintahkan murid-Nya untuk menebarkan jala dan mereka menangkap banyak ikan. Peristiwa ini terjadi ketika murid-murid merasa putus asa ditinggal oleh Guru mereka dan mereka kembali kepada pekerjaan mereka yang lama yaitu menjala ikan, namun saat itu mereka tidak menangkap ikan sedikitpun. Dan tiba-tiba ada seseorang berdiri dipinggir pantai dan memberikan instruksi untuk menebarkan jala, mereka melakukannya dan mereka menangkap banyak sekali ikan. Saat itulah murid-murid-Nya mengenali bahwa itu adalah Yesus.
Mari kita renungkan pentingnya memiliki pengalaman, ada pepatah berkata “Pengalaman adalah guru terbaik”. Dari kisah pembacaan kita hari ini, mari kita belajar memiliki pengalaman pribadi dengan Tuhan:
Menyadarkan kita bahwa ada Yesus Bersama dengan kita.
Yohanes 21:7 Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: ”Itu Tuhan.” Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau.
Pengalaman secara pribadi dengan Tuhan akan menyadarkan kita bahwa ada Tuhan disekitar kita. Murid-murid tidak menyadari bahwa orang yang berdiri di tepi pantai itu adalah Yesus, mereka sibuk melakukan rutinitas pekerjaan mereka. Namun ketika Tuhan pakai pengalaman mereka yang pertama, mereka di sadarkan bahwa itu Tuhan.
Tuhan berjanji akan senantiasa bersama-sama dengan kita dan tidak pernah meninggalkan kita, itu adalah janji-Nya (Mat 28:20; Ibrani 13:5b). Itu artinya dalam situasi apapun dalam hidup kita sebenarnya ada Yesus yang selalu beserta kita. Namun sayangnya kita sering tidak menyadarinya, kadang Tuhan akan pakai pengalaman secara pribadi untuk menyadarkan kita.
Saat kita belajar kebenaran Firman secara benar, belajar mengenal Tuhan dengan benar maka pasti kita akan mulai memiliki pengalaman yang nyata bersama-Nya. Pengalaman itu bukan melulu soal penglihatan, mimpi, nubuatan, perjumpaan, naik ke Sorga, dll, tapi pengalaman dalam kehidupan setiap hari termasuk lewat masalah besar maupun masalah kecil. Mari kita sadari setiap kita bisa punya pengalaman pribadi setiap hari dengan Tuhan yang akan selalu menyadarkan kita bahwa ada Tuhan Bersama kita.
Membuat kita lebih mengenal Tuhan
Lukas 24:35, Lalu kedua orang itu pun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.
Pengalaman pribadi dengan Tuhan juga dialami oleh dua orang murid yg sedang dalam perjalanan ke Emaus. Tuhan Yesus kembali menggunakan pola menggulang pengalaman yang sudah pernah terjadi. Tentu semasa mengikut Yesus mereka telah memiliki pengalaman memecah-mecahkan roti Bersama denga Yesus. Dan saat itu Tuhan Yesus memakai itu untuk membuat mereka mengenal bahwa itu Tuhan.
Arti mengenal Tuhan bukan hanya sekedar tahu siapa Tuhan kita, tetapi ini berbicara tentang suatu hubungan intim dan yang benar dengan Tuhan, serta menghasilkan pengalaman pribadi bersama Tuhan dan buah pertobatan, karena ketika kita belajar untuk mengenal Tuhan maka akan terjadi perubahan karakter, “Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.” (Matius 3:8).
Kita harus memiliki pengenalan akan Tuhan sambil selalu berfellowship (bersekutu) dengan Tuhan secara terus-menerus karena itu tidak terjadi secara instan, harus diupayakan untuk terus dibangun dalam kehidupan kita. Oleh karena itu milikilah keintiman dengan Tuhan secara terus menerus agar kita dikenal oleh Tuhan, karena dikatakan bahwa “…orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah.” (1 Korintus 8:3).
Pengalaman secara pribadi dengan Tuhan tidak saja menyadarkan kita bahwa ada Yesus Bersama kita, namun pengalaman itu juga akan membawa kita semakin mengenal DIA dan iman kita akan semakin teguh dan tidak tergoyahkan saat di terpa masalah apapun.
Tuhan Yesus memberkati.
CM