PENGHARAPAN AKAN KESELAMATAN

Renungan Harian Youth, Selasa 20 Desember 2022
Lukas 2:29-30, “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu.”
Rekan-rekan youth, Apakah yang dapat membuat kita bertahan di tengah pergumulan hidup? Jawabannya adalah Pengharapan! Jika kita sakit, kita berharap akan sembuh. Jika kita menghadapi masalah di dalam keluarga, kita berharap badai masalah ini akan segera berlalu. Ini adalah pelajaran dasar yang penting bagi kita semua untuk tetap terarah pada Kristus. Mari kita perhatikan situasi di mana bangsa Israel sedang menantikan Sang Mesias yang telah dijanjikan untuk mereka.
Karena itu hidup seorang Israel adalah pengharapan untuk melihat janji-janji ini tergenapi di dalam sejarah secara politis apalagi sudah sangat lama mereka dijajah oleh bangsa-bangsa.
Lukas mencatat Simeon, orang tua yang benar dan saleh, yang menantikan penghiburan bagi Israel (Luk 2:25). Ia adalah representasi dari ‘sisa Israel’ yang dengan rindu menantikan penggenapan janji penyelamatan dari Allah. Kelahiran Yesus yang telah dinubuatkan ratusan tahun sebelumnya, membuat Simeon yang penuh dengan hikmat Allah mewakili para nabi terdahulu bertemu dengan Mesias yang telah dijanjikan. Di tengah situasi tanpa pengharapan, Simeon telah melihat pengharapan di dalam diri bayi Yesus yang hadir ke dunia. Simeon bersyukur karena janji keselamatan telah digenapi. Ia tidak lagi merasa khawatir tentang masa depan umat manusia di dunia ini. Ia telah melihat Sang Mesias yang akan membebaskan seluruh umat manusia dari belenggu dosa. Simeon pun menyatakan bahwa sekarang ia sudah dapat pergi dengan damai sejahtera.
Mata Simeon dapat melihat secara langsung wujud inkarnasi Firman Allah, dan juga kini dia dapat menatang dengan kedua tangannya sendiri.
Bersama dengan Simeon, Allah memilih Hana untuk memberikan kesaksian bahwa Sang Bayi adalah Mesias. Hana telah menjanda sejak usianya masih muda. Mungkin saja ia mengalami banyak kesulitan sejak ditinggal suaminya, tetapi ia memilih untuk tekun beribadah di Bait Allah, dengan berdoa dan berpuasa (37). Ia pun menantikan kelepasan bagi umat, dan itu ia temukan di dalam Yesus. Maka ia bersyukur kepada Allah dan berbicara tentang Yesus kepada semua orang yang juga menantikan kelepasan bagi Yerusalem.
Bagaimana sikap kita melihat pengharapan ini?
Pertama, mensyukurinya. Seperti Simeon yang bersyukur melihat pengharapan ini, maka kita juga bersyukur karena ada pengharapan bagi keselamatan kita. Mengapa? Karena kita tidak bisa menyelamatkan diri kita sendiri. Kita terbelenggu oleh dosa yang membuahkan maut. Hanya Allah sendiri yang dapat menyelamatkan kita dari maut. Karena itu,
Bersyukurlah atas kasih Allah yang begitu besar di dalam hidup kita. Dia rela hadir ke dalam dunia ini, melalui Anak-Nya, untuk memberikan keselamatan bagi setiap kita.
Kedua, tekun menantikan keselamatan. Seperti Simeon yang tekun dalam menantikan kedatangan Yesus, kita pun harus memiliki ketekunan. Di tengah pergumulan, kita bisa tergoda untuk mencari pertolongan instan kepada yang lain, selain Tuhan Yesus. Namun, Yesus sendiri menyatakan bahwa tidak ada satu pun di dalam dunia ini yang bisa memberikan jaminan pertolongan di dalam hidup kita: “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.”
Bagi Simeon dan Hana, penantian kedatangan Mesias, Penyelamat umat, memakan waktu yang tidak sebentar. Namun mereka melalui waktu itu dengan penuh pengharapan dan menjalankan hidup sesuai kehendak Tuhan. Pengharapan kita kepada Kristus pun bukan hanya di dalam dunia ini saja (19). Kita berada dalam penantian kedatangan-Nya yang kedua kali. Di dalam masa-masa ini, bertekunlah dan jangan pernah tinggalkan iman kita, bagaimanapun sulitnya situasi yang kita hadapi.
Karena siapapun yang berharap kepada-Nya tidak akan pernah kecewa, sampai kita bertemu Dia saat Dia datang kelak.
Jika Simeon yang hanya memandang cicipan keselamatan bisa memuji Allah, apalagi kita yang sudah melihat penggenapan keselamatan Allah yang jauh lebih besar. Jika dengan berbekal pengharapan Simeon sudah puas dengan hidupnya, apalagi kita yang sudah melihat dan menikmati realisasi dari pengharapan itu. Tidak ada alasan untuk takut dan kuatir.
TIADA PENGHARAPAN SEJATI DI LUAR KRISTUS YESUS.
Amin. Tuhan Yesus Memberkati
RM – DOT