“PENYESALAN”
Renungan Harian Anak, Selasa 06 Juli 2021
Bacaan renungan : Lukas 15:11-24
Halo adik-adik semua! Gimana kabarnya hari ini? Tetap jaga kesehatan ya. Makan yang teratur, 4 Sehat 5 Sempurna. Jangan lupa minum vitamin dan berolahraga agar tubuh kita kuat dan sehat, okay? Yuk sama-sama kita mau belajar Firman Tuhan pada hari ini lewat renungan pagi ini.
Coba yah kakak mau tanya pada adik-adik kenal gak dengan tokoh ini. Dia adalah robot berwarna biru dari masa depan yang mempunyai sebuah kantong dimana di dalam kantongnya terdapat banyak peralatan-peralatan canggih. Tebak hayo siapa? Yak benar ! Dia adalah Doraemon. Doraemon selalu punya benda-benda aneh namun canggih yang ada di dalam kantongnya, salah satu yang menarik untuk dibahas adalah mesin waktu yang bisa membawa Doraemon dan Nobita beserta kawan-kawannya pergi ke masa lalu untuk memperbaiki keadaan. Asyik juga yah punya alat yang bisa pergi ke masa lalu dan memperbaiki kesalahan. Tapi tahukah adik-adik, bahwa ada hal sekecil apapun yang berubah di masa lalu, maka keadaan di msa sekarang akan berpengaruh juga. Bukan hanya kita yang terpengaruh, tapi juga semua orang yang kegiatannya bersentuhan langsung maupun tidak langsung dengan kita. Akibatnya semua kejadian di seluruh dunia ini pun akan ikut berubah, entah menjadi lebih baik atau sebaliknya malahan jadi lebih buruk.
Setiap tindakan atau pilihan yang kita ambil pasti memiliki konsekuensi atau akibatnya. Jadi daripada kita bermimpi mempunyai mesin waktu, ada baiknya sebelum kita melakukan sesuatu, lebih baik kita memikirkannya matang-matang sebelum berbuat sesuatu, terutama yang dapat mendatangkan kerugian.
Firman Tuhan ini adalah bagian dari perumpamaan Yesus tentang hal Kerajaan Sorga. Dalam pelayanan-Nya, Yesus selalu memakai perumpamaan dari kehidupan sehari-hari pada zaman tersebut agar setiap orang yang mendengarkan dapat mengerti apa makna di balik ucapan-Nya (bnd. Mark. 4:33-34). Konteks Firman ini adalah Yesus ingin memberi jawaban terhadap orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang selalu bersungut-sungut karena Yesus selalu bersama dengan para pemungut cukai dan orang berdosa (Luk. 15:1). Untuk itu, Yesus memakai satu perumpaan yang sangat terkenal hingga saat ini yaitu “perumpamaan tentang anak yang hilang”. Teks ini hanya diketemukan di Injil Lukas.
Dikisahkan ada seorang anak yang meminta harta warisannya pada ayahnya, lalu pergi meninggalkan ayahnya dan keluarganya untuk hidup berfoya-foya. Saat semua hartanya habis dan teman-temannya meninggalkannya dia, ia bekerja di kandang babi dan hampir memakan makanan babi karena saking laparnya. Seandainya anak ini memikirkan tindakannya terlebih dahulu, maka dia tidak akan hidup melarat seperti itu,bukan ?

Penyesalan memang selalu datang belakangan. Ini juga yang terjadi dengan anak bungsu ini. Dia merasa dirinya menjadi hina, kotor dan tidak berguna. Akan tetapi, dalam penyesalannya yang paling dalam, dia bangkit dan kembali ke rumah ayahnya. Apapun yang akan dikatakan ayahnya, dia siap menerima konsekuensinya. Yang penting bagi dirinya, dia mengakui kesalahnnya dan berjanji tidak akan mengulangi lagi (ay. 17-21).
Luar biasanya di luar dugaan anak bungsu ini, ayahnya justru menerimanya dengan penuh kasih dan sukacita. Ia mengadakan pesta besar dalam penyambutan anaknya tersebut. Karena ia merasa bahwa, ia tidak akan pernah bertemu kembali dengan anaknya yang bungsu itu karena tidak pernah ada kabar semenjak pergi dari tengah-tengah keluarga. Sehingga ia anggap sudah mati. Nyatanya, anaknya itu masih hidup dan kembali dengan penuh perasaan penyesalan. Inilah yang membuat ia bahagia (ay. 22-24). Ayah anak bungsu ini saja sangat mengasihi anaknya yang telah pergi, meskipun banyak kesalahan, terlebih Bapa kita yang di Sorga, Ia senantiasa menunggu diri kita kembali kepada-Nya.
Setiap manusia tidak pernah luput dari kesalahan. Untuk itu selagi masih ada waktu, mari kita kembali ke jalan Tuhan dan mengikuti semua petunjuk-Nya.
Tapi ingat, apa yang telah hilang tidak bisa kita dapatkan kembali. Seperti si anak yang menghabiskan seluruh harta warisannya, semua otu tidak akan didapatkan kembali, semua sudah hilang. Apa yang telah terlanjur terjadi, tidak dapat dikembalikan seperti semula. Jadi bijaklah sebelum melakukan sesuatu dan pikirkan terlebih dahulu sebelum melakukan sesuatu.
Ayat hafalan
Amsal 3:21 (TB) Hai anakku, janganlah pertimbangan dan kebijaksanaan itu menjauh dari matamu, peliharalah itu,
KOmitmenku Hari ini
Aku mau selalu mau untuk diingatkan dan ditegur, supaya aku tidak hidup didalam penyesalan karena tidak dengar-dengaran.
MEK – KCP